Membeli mobil baru untuk sebagian orang menjadi sebuah kebutuhan. Karena itu, walaupun kondisi masih pandemi, tidak heran masih ada masyarakan yang mampu untuk membeli mobil baru, atau melakukan tukar tambah.
Hampir sama dengan pola pembelian barang lainnya, ketika akan membeli mobil baru, konsumen akan dihadapi dengan dua cara pembayaran. Pertama adalah tunai alias cash, dan lainnya adalah kredit dengan cara menyicil setiap bulan sampai lunas.
Nah, untuk yang sedang berencana membeli mobil baru dan masih menimbang lebih baik cash atau nyicil, Auto2000 mencoba untuk menjabarkan untuk rugi dari kedua metode tersebut. Hal ini bisa menjadi panduan untuk memilih cara mana yang paling tepat untuk digunakan.
Cash
Pembayaran penuh di awal memberikan keuntungan yakni tidak perlu lagi memikirkan pelunasan kredit mobil dan fokus pada biaya operasional sehingga memberikan rasa tenang jika ada masalah keuangan di kemudian hari. Membeli secara tunai membuat konsumen tidak perlu mengeluarkan banyak biaya tambahan dimana kalau dihitung totalnya akan lebih tinggi karena membayar bunga. Termasuk, dapat menjualnya kembali kapan saja karena tidak ada ikatan perjanjian kredit dengan leasing.
BACA JUGA : Tren Pembayaran Digital di Tengah Pandemi, Ada Apa Saja Sih?
Kelemahannya, konsumen wajib menyediakan dana besar sekaligus yang bisa menghabiskan tabungan dan mengurangi pilihan model mengingat adanya batasan uang tunai. Risikonya, ada potensi hilangnya dana simpanan yang bisa dipakai untuk kebutuhan lain seperti sekolah anak, kesehatan, atau cadangan darurat.
Memang perkara kebutuhan darurat bisa diatasi dengan menjual kembali mobil, namun tidak efektif kalau kebutuhannya jauh lebih rendah daripada harga jual kembali. Disamping konsumen akan kehilangan kendaraan untuk beraktivitas.
Kredit
Transaksi secara kredit membuat pelanggan dapat langsung membeli mobil baru walaupun dana belum terkumpul disertai pilihan model lebih luas mengingat tidak dibatasi oleh uang tunai sepanjang cukup untuk membayar down payment (DP). Keuntungan finansial bisa diperoleh lantaran konsumen dapat mengatur DP dan angsuran perbulan sesuai dengan rencana keuangan tanpa perlu mengganggu budget lainnya.
Perlu diingat, DP besar memberikan keringanan cicilan perbulan, sementara DP ringan memberikan kemudahan pembayaran di awal meskipun akan memperbesar cicilan perbulan. Selain itu, konsumen juga otomatis mendapatkan asuransi kendaraan karena setiap leasing/lembaga pembiayaan kredit biasanya akan memberikan fasilitas ini.
BACA JUGA : Bisa Diandalkan UMKM, Biaya Perawatan DFSK Super Cab Murah Meriah
Konsumen juga berpeluang memanfaatkan beragam program promo yang sering dilekatkan pada pembelian secara kredit seperti cashback, gratis aksesoris tertentu, serta keringanan DP atau cicilan sehingga tetap memberikan rasa tenang.
Namun tidak dapat dipungkiri, transaksi secara kredit pasti lebih tinggi secara total mengingat biaya tambahan seperti bunga cicilan. konsumen juga wajib menyediakan berkas administrasi yang lebih banyak dan membutuhkan waktu yang lebih panjang karena proses kredit melibatkan pihak ketiga yaitu lembaga pembiayaan.
Bahkan ada risiko pengajuan kredit ditolak oleh leasing atau bank akibat tidak lulus pengecekan status keuangan di Bank Indonesia. Selain risiko masalah andai mengalami kesulitan pembayaran angsuran berjalan, yang terburuk mobil bisa ditarik oleh leasing.