Survei: Pendapatan UMKM Bisa Meroket Lewat Jualan Online

conten writer

conten writer

Tak dipungkiri, platform e-commerce atau saluran jual beli online sejenis mampu meningkatkan pendapatan dari pelaku UMKM di Indonesia, terlebih di masa pandemi seperti saat ini. Memang sudah seharusnya bagi para pelaku UMKM di Tanah Air untuk memanfaatkan platform e-commerce yang tersedia.

Tak tanggung-tanggung, menurut Presiden Komisaris Sea Group Pandu P Sjahrir, pendapatan rata-rata yang diterima oleh para pelaku UMKM jika berjualan melalui e-commerce bisa meningkat lebih dari 160 persen. Data ini diambil berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya.

“Sementara untuk peningkatan produktivitas penggunaan e-commerce bisa mencapai 110 persen. E-commerce bisa menurunkan biaya operasional toko, meningkatkan produktivitas dan fleksibilitas bekerja,” ujarnya dalam temu pers yang disiarkan secara virtual beberapa waktu lalu.

Dari hasil survei tadi, menurut Pandu, ada sekitar 70 persen responden yang mengatakan bahwa akan terus menggunakan sarana digital melalui e-commerce untuk berjualan. Ada banyak jenis media yang dipakai dalam memasarkan produk jualannya.

Sebagai contoh, sekitar 51 persen responden mengatakan akan meningkatkan penjualannya melalui platform e-commerce. Lalu sekitar 50 persennya bakal meningkatkan penjualan dengan atau melalui video streaming. Sementara 49 persen mengatakan akan meningkatkan penjualannya dengan mengikuti pelatihan secara online.

“Penjualan melalui e-commerce ini akan didominasi oleh sektor retailer, industri rumahan, makanan dan akomodasi,” kata Pandu.

Baca Juga: 4 Pilar Inisiatif Grab dalam Mendukung UMKM di Indonesia

Tantangan UMKM Terjun ke Dunia Digital

Meski mampu meningkatkan pendapatan hingga lebih dari 100 persen, bukan berarti tidak ada tantangan yang harus dilalui para pelaku UMKM. Menurut pendapat Pandu, pemanfaatan digital untuk menunjang penjualan UMKM bukan hal yang mudah.

Menurutnya ada beberapa faktor yang membuat para pelaku UMKM ini kesulitan untuk terjun ke platform digital. Faktor pertama adalah minimnya pengetahuan. “Banyak pelaku UMKM yang saat ini masih belum melek digital, hal ini nanti bisa membuat mereka kesulitan untuk menggunakan fitur-fitur di berbagai platform yang ada,” ujarnya.

Walau demikian, diakuinya saat ini pemerintah sudah berusaha untuk menjalankan pekerjaan yang baik dengan mendukung UMKM lewat gerakan bertajuk #BanggaBuatanIndonesia. Melalui gerakan ini, pemerintah memiliki tekat untuk menaikkan 2 juta pelaku UMKM dalam memasarkan produk lokal buatan mereka di tujuh platform e-commerce.

Tantangan kedua yang dimaksud adalah cukup banyak pelaku UMKM yang mengakui kesulitan bekerja di rumah selama pandemi. Hal ini karena kurangnya akses yang menghubungkan pelaku UMKM dengan internet serta adanya beberapa pekerjaan mereka yang harus membutuhkan adanya interaksi fisik.

Tantangan ketiga adalah kurangnya pendaan modal. Menurutnya ada banyak pelaku UMKM yang tidak memiliki pendapatan sama sekali sejak pandemi ini. Arus keuangan menjadi terganggu, sehingga terjadinya kekurangan modal untuk mengembangkan usahanya.

Baca Juga: Oleh-oleh PESONA JNE: Bandeng Rorod Nan Lezat dari Bekasi

Exit mobile version