Tak Selamanya Kompetitor Itu Lawan, Begini Menyikapinya

Maraknya transaksi belanja online yang begitu massif, tentu membawa sisi kompetisi yang ketat. Namun demikian, pelaku UMKM atau usaha lainnya tak perlu khawatir, karena adanya kompetitor tak selamanya membuat risih, justru sebaliknya.

Menurut Co-founder & Creative Director PVRA Kara Nugroho, adanya kompetitor atau kempetisi justru harusnya dinilai dari sisi postif, yakni membuat pelaku usaha untuk terus berkreativitas dan berinovasi agar bisnisnya bisa berkembang.

Kara mengatakan, kompetisi yang terjadi pada dasarnya dalam segala hal bisa memberikan motivasi dan mendorong kita untuk keluar dari zona nyaman agar tidak tertinggal.

“Kalau enggak ada pesaing kita bisa stuck di zona nyaman kita. Karena tren ini diikuti dan banyak yang membuat, kita dipaksa berfikir untuk mengeluarkan inovasi. Hayo apalagi yah, kita disuruh untuk berinovasi dan berkreasi sebisa mungkin,” kata Kara di ShoppePay Talks.

BACA JUGA : Ija Kroeng, Bawa Budaya Sarung Lokal ke Pasar Dunia

Ilustrasi belanja di masa pandemi

Intinya, dengan adanya kompetitor harusnya bukan dihindari tapi dihadapi dengan cara yang bijak dan tetap ada tips-tips agar bisa bertahan dalam persaingan yang terjadi.

Untuk itu, Kara membagikan beberapa wejangan yang bisa digunakan pelaku usaha dalam berkompetisi dengan rival di bidang usahanya.

Hal utama harus tetap relevan dengan tren yang ada. Artinya pelaku usaha baik itu IKM atau UMKM harus bisa melihat pasar dan terus beradaptasi mengikut perkembangan tren yang ada.

Sebab tren selalu berubah-ubah dan tidak bisa ditebak. Oleh sebab itu, pengusaha tidak bisa menerima tren mentah-mentah, tapi harus bisa mengadaptasikan tren tersebut dengan jenis usahanya.

“Harus ada benang merahnya dalam suatu brand. Supaya kita tetap ada ciri khasnya, jangan ditelan mentah-mentah,” ujarnya.

Sementara tips kedua adalah pelaku usaha juga harus membuka telingan dan mendengarkan pendapat orang lain. menurut Kara mengatakan sebagai brand owner, kita tidak hanya harus terbuka dengan tim, tetapi juga terhadap masukan dari konsumen.

Hal ini sangat penting karena konsumen adalah target dari penjualan yang kita lakukan. Ketika konsumen menyampaikan masukan, itu otomatis menunjukkan apa yang sebenarnya mereka butuhkan, dan sebagai pelaku usaha kita kasih jawaban atas kebutuhan mereka.

BACA JUGA : Akselerasi Kemenperin Kejar Target 6,1 Juta UMKM Go Digital

Masukan itu tak selamanya tentang produk, tetapi juga bisa dari sisi transaksi pembayaran. Apalagi zaman sekarang, mayoritas, pembayaran sudah dilakukan secara cashless.

“Pasti customer ada yang request kan karena transaksi sudah dari cashless, nah itu kita dengarkan. Kita bekerja sama dengan ShoppePay untuk memberikan layanan pembayaran secara cashless ke customer,” tutupnya.

 

Exit mobile version