Tanjung Puting: Pusat Rehabilitasi Orangutan dan Keanekaragaman Hayati

JNEWS – Taman Nasional Tanjung Puting merupakan salah satu destinasi wisata alam yang sangat diminati oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Lokasinya berada di Kalimantan Tengah, tepatnya di Kotawaringin Barat. Taman ini terdiri atas hujan tropis tua, ribuan jenis keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna, dan terutama menjadi ibu kota orangutan terbesar di dunia.

Bagi yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai taman nasional ini, berikut adalah kisah selengkapnya, meliputi sejarah, flora fauna, dan objek wisata yang bisa ditemukan di sini.

Sejarah dan Profil Taman Nasional Tanjung Puting

Tanjung Puting: Pusat Rehabilitasi Orangutan dan Keanekaragaman Hayati

Taman Nasional Tanjung Puting memiliki sejarah yang kaya sebagai kawasan konservasi di Indonesia. Berawal dari Suaka Margasatwa Sampit, yang didirikan pada tanggal 18 Agustus 1937 oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda melalui keputusan Gubernur Jenderal No. 39.

Area ini awalnya mencakup 205.000 hektare. Tidak lama setelah itu, pada tahun 1941, area ini diakui sebagai Suaka Alam Sampit dan Suaka Alam Kotawaringin, masing-masing mencakup 205.000 hektare dan 100.000 hektare.

Fokus utama dari suaka alam ini adalah untuk melindungi orang utan dan bekantan, dua spesies yang menjadi simbol keanekaragaman hayati Kalimantan. Pada era Indonesia, nama area ini diubah menjadi Suaka Margasatwa Tanjung Puting pada tahun 1970-an. Kemudian di tahun 1978, luasnya diperbarui menjadi 270.040 hektare berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 43. Beberapa bulan kemudian, wilayahnya diperluas menjadi 300.040 hektare, termasuk hutan di antara Sungai Serimbang dan Sungai Segintung.

Tanjung Puting juga termasuk dalam daftar Cagar Biosfer oleh UNESCO pada tahun 1977, menandakan pentingnya area ini dalam pelestarian global. Pada tahun 1982, wilayah ini diproyeksikan menjadi taman nasional, dan kegiatan persiapan dilakukan, seperti penataan batas dan kegiatan lapangan yang ditetapkan melalui keputusan Direktur Jenderal PHPA pada tahun 1984.

Transformasi besar terjadi pada tahun 1996. Dikutip dari situs Visit Kotawaringin Barat, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan, 415.040 hektare wilayah di Kalimantan Tengah yang mencakup kawasan hutan produksi dan perairan sekitar diubah fungsi menjadi Taman Nasional Tanjung Puting. Luas ini sama dengan enam kali luas Jakarta.

Ini adalah langkah strategis dalam upaya konservasi di Indonesia, memastikan perlindungan lebih luas bagi habitat asli dan spesies yang berada di bawah ancaman.

Baca juga: Mengenal Orangutan Kalimantan, Jenis Spesies, Habitat, hingga Perilakunya yang Unik

Keanekaragaman Hayati Taman Nasional Tanjung Puting

Taman Nasional Tanjung Puting menawarkan beragam ekosistem yang mendukung kekayaan hayati. Hutan tropika dataran rendah mendominasi, bersama dengan hutan tanah kering, hutan rawa air tawar, hutan gambut, hutan bakau, hutan pantai, dan hutan sekunder. Variasi ini menciptakan lingkungan yang ideal untuk berbagai jenis flora dan fauna.

Keanekaragaman Flora

Flora di kawasan ini sangat beragam. Di bagian utara, hutan kerangas mendukung pertumbuhan tumbuhan pemakan serangga seperti kantong semar. Hutan rawa gambut di bagian tengah kaya akan tumbuhan dengan akar lutut dan akar udara.

Di tepian sungai, hutan rawa air tawar tumbuh subur dengan tumbuhan merambat, epifit, dan berbagai jenis paku-pakuan. Hutan bakau mengelilingi daerah pesisir, sementara lebih jauh di darat, tumbuhan nipah menyebar ke pedalaman.

Kerusakan hutan akibat penebangan dan pembakaran telah mengubah beberapa bagian hutan kerangas menjadi padang belukar. Tumbuhan di daerah hulu sungai dominan dengan rawa rumput yang ditumbuhi Pandanus sp. dan makrofita air seperti Crinum sp. Vegetasi pantai didominasi oleh tumbuhan seperti Casuarina dan Pandanus, serta beberapa jenis kayu seperti ulin dan sengkuang yang menambah keanekaragaman hayati.

Keanekaragaman Fauna

Fauna di Taman Nasional Tanjung Puting tidak kalah menariknya. Terdapat sekitar 38 jenis mamalia, termasuk tujuh primata yang dilindungi seperti orangutan dan bekantan. Terhitung ada 30.000 hingga 40.000 ekor orangutan hidup di area ini. Maka sudah sepantasnya tempat ini disebut sebagai ibu kota orangutan dunia.

Mamalia besar seperti rusa sambar dan kijang juga mendiami area ini, bersama dengan beberapa jenis mamalia air seperti duyung. Kawasan ini juga rumah bagi reptil seperti buaya sinyulong dan buaya muara.

Lebih dari 200 jenis burung tercatat di kawasan ini, termasuk sandang lawe, salah satu dari 20 jenis burung paling langka di dunia. Berbagai jenis burung dari kelompok “great alba” seperti Egretta alba dan Anhinga melanogaster juga menemukan habitat di sini, menjadikan Taman Nasional Tanjung Puting sebagai lokasi yang penting bagi pelestarian burung dan habitatnya.

Objek Wisata Taman Nasional Tanjung Puting

Ada beberapa objek wisata menarik yang bisa dikunjungi di dalam wilayah Taman Nasional Tanjung Puting. Berikut beberapa di antaranya.

1. Camp Leakey

Camp Leakey berlokasi di Taman Nasional Tanjung Puting dan berfungsi sebagai pusat rehabilitasi orang utan dengan luas area mencapai 45.907 hektare. Misi Camp Leakey terutama adalah rehabilitasi orangutan yang disita dari kepemilikan ilegal. Tujuannya untuk mengembalikan mereka ke alam liar, di manamereka bisa bertahan hidup secara mandiri dalam lingkungan asli mereka. Upaya ini meliputi pemantauan perilaku orangutan dan program pemberian makan tambahan yang dikenal sebagai ‘feeding’.

Agenda feeding merupakan atraksi tersendiri bagi pengunjung. Bahkan pengunjung juga diperbolehkan ikut serta dalam sesi pemberian makanan ini.

2. Tanjung Harapan

Di lokasi ini terdapat pula Desa Tanjung Harapan yang menawarkan pengalaman unik bagi pengunjung. Penduduk Desa Tanjung Harapan sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Selain itu, desa ini juga sering dijadikan tempat tinggal sementara bagi relawan yang terlibat dalam berbagai kegiatan konservasi di Taman Nasional. Keberadaan mereka menambah dinamika kehidupan desa.

Bagi pengunjung yang ingin merasakan kehidupan alam lebih dekat, Desa Tanjung Harapan menyediakan area perkemahan yang letaknya tidak jauh dari pemukiman. Tempat ini ideal untuk mereka yang mencari kedamaian sambil menyelami keindahan alam sekitar dan mengenal lebih jauh kehidupan komunitas lokal.

3. Sungai Sekonyer

Sungai Sekonyer sering dijuluki sebagai Amazon dari Indonesia, dan merupakan jalur utama menuju Taman Nasional Tanjung Puting. Setiap pengunjung yang ingin mengeksplorasi keindahan taman nasional ini, perlu melewati sungai ini.

Selama perjalanan menyusuri Sungai Sekonyer, pengunjung akan menaiki perahu tradisional. Perjalanannya akan melewati hutan lebat di kedua sisi sungai, menciptakan suasana yang mirip dengan berada di Sungai Amazon.

Untuk mereka yang mencari keindahan alam yang menakjubkan, Sungai Sekonyer juga menawarkan pemandangan matahari terbenam yang spektakuler. Panorama ini sebanding dengan keelokan matahari terbenam di tepi pantai, menambah daya tarik sungai ini sebagai destinasi wisata.

Baca juga: Eksplorasi Taman Nasional Betung Kerihun: Keajaiban Alam di Kalimantan Barat

Panduan Berkunjung ke Taman Nasional Tanjung Puting

Bagi yang ingin berkunjung, perjalanan menuju Taman Nasional Tanjung Puting bisa dimulai dari kota Pangkalan Bun. Dari kota ini, pengunjung dapat langsung menuju Kecamatan Kumai, tempat taman nasional ini berada.

Untuk mencapai Pangkalan Bun, pengunjung memiliki pilihan transportasi melalui darat, laut, dan udara. Penerbangan tersedia dari kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Pontianak, dan Banjarmasin, dengan Banjarmasin menyediakan penerbangan harian.

Setibanya di lokasi, pengunjung akan disuguhi pengalaman unik menaiki kapal klotok, yang merupakan transportasi air khas di area ini. Naik kapal klotok ini cukup nyaman, lantaran dilengkapi dengan fasilitas seperti tempat tidur, toilet, dan bahkan warung makan.

Dari atas kapal, pengunjung dapat menikmati pemandangan hutan tropis sambil menikmati hidangan lokal di atas kapal, menambah pengalaman wisata yang tak terlupakan.

Tanjung Puting tak hanya merupakan pusat rehabilitasi orangutan. Tempat ini juga sebagai kawasan destinasi wisata yang mengagumkan.

Mengunjungi tempat ini akan memberikan wawasan tentang pentingnya pelestarian alam dan memberi kesempatan bagi orangutan serta spesies lainnya untuk bertahan dan berkembang.

Exit mobile version