Tantangan Rider Erwin, Delivery Paket ke Pedalaman Suku Baduy

Saat ini pemduduk Baduy Luar sudah terbiasa belanja online atau menerima paket kiriman dari kenalan mereka di kota-kota seperti Jakarta dan sekitarnya.

Delivery paket ke perkampungan Suku Baduy, yang ada di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, tentu berbeda dengan delivery paket ke area lainnya. Karena selain lokasinya masih di kawasan pegunungan dengan alam yang masih asri dan indah, juga ada beberapa pantangan yang harus ditaati.

Di pedalaman Lebak, Banten, terdapat Suku Baduy yang masih teguh memegang budaya dan tradisi nenek moyang dan para leluhurnya. JNEWS yang sempat beberapa kali mengunjungi perkampungan Baduy, baik Baduy Dalam maupun Baduy Luar melihat langsung bagaimana mereka taat dengan peraturan adat istiadat yang berlaku, khususnya bagi warga yang tinggal di Baduy Dalam.

Hal yang mencolok di perkampungan Baduy adalah tiadanya penerangan listrik. Bila malam tiba suasana perkampungan gelap gulita, rumah-rumah penduduknya hanya memakai pelita kecil dengan bahan bakar minyak kelapa yang ditaruh di kaleng. Mereka pantang memakai alas kaki dan naik kendaraan. Segala macam produk komersil yang mengandung kimia seperti pasta gigi, shampo dan sabun juga menjadi pantangan. Untuk mencapai perkampungan Baduy Dalam seperti Kampung Cibeo, butuh waktu sekitar 2-3 jam jalan kaki dari pintu gerbang kawasan Baduy. Di Baduy juga ada hutan tutupan (larangan) yang menyimpan misteri tersendiri. Setiap kampung ada pu’un atau sesepuh kampung yang sangat dijaga dan dihormati. Para pengunjung tidak bisa sembarangan mendekat ke rumah atau bertemu dengan pu’un tersebut.

Sebelum Pandemi Covid-19, perkampungan Baduy terbuka untuk umum dan menjadi destinasi wisata. Namun, sejak pandemi melanda, perkampungan Baduy tertutup untuk pengunjung dari luar, terkecuali petugas kesehatan dan kurir yang mengantar paket.

Rider Erwin dari kantor perwakilan JNE Bojongmanik saat delivery Paket ke perkampungan Suku Baduy Delivery paket ke perkampungan Suku Baduy, yang ada di Kecamatan Kanekes, Kabupat

Ksatria JNE, Erwin, sudah 2 tahun menjadi rider (kurir motor) dengan area delivery salah satunya ke perkampungan Baduy, mengaku senang bisa mengantarkan paket kiriman untuk penduduk Baduy. Sejak beberapa tahun ke belakang khususnya penduduk Baduy Luar memang sudah mulai melek teknologi dengan memiliki HP. Karena di perkampungannya tidak ada listrik, biasanya penduduk yang memiliki HP pergi keluar perkampungan dan menumpang nge-charge HP mereka.

“Bangga, JNE sudah dikenal oleh penduduk Baduy. Kedatangan saya bahkan selalu ditunggu. Mereka juga sudah pada terbiasa belanja online maupun COD, atau mereka menunggu paket yang dikirim oleh kenalannya di kota-kota seperti Jakarta dan sekitarnya,” ujar Erwin saat berbincang dengan JNEWS, Senin (21/2/2022).

Ksatria yang masih melajang ini mengungkapkan, untuk sampai ke perkampungan Baduy dari gudang JNE di Bojongmanik, perlu waktu 2 hingga 3 jam naik motor, dengan melewati jalan berbukit yang berkelok-kelok dan terjal. Bahkan terkadang jalan setapak bebatuan dan naik turun gunung. Tetapi hal tersebut bukan menjadi kendala demi kepuasan pelanggan.

“Orang Baduy Luar dan kampung-kampung di sekitarnya pada kenal dekat dengan saya. Meski demikian untuk masuk perkampungan Baduy ada beberapa pantangan yang harus ditaati. Saya sebagai orang luar selalu menjungjung tinggi hal itu,” ucap Ksatria yang mulai bergabung di JNE Agustus 2020 ini.

Kerajinan tenun tradisional Suku Baduy banyak diminati pengunjung yang datang ke perkampungan Baduy.

Untuk sampai ke perkampungan Baduy Luar, Erwin harus jalan kaki dengan kondisi jalan naik turun dan berkelok serta jarak yang lumayan jauh. Hal itu karena menaiki motor adalah pantangan yang harus ditaati, begitu memasuki perkampungan Baduy dengan penanda sebuah gapura sebagai pintu gerbang.

Meski harus berjalan kaki lumayan jauh dan naik turun perbukitan, rasa lelahnya seolah hilang begitu saja apabila paket yang dibawanya sudah diterima oleh orang Baduy. “Saya ikut senang ketika mereka tersenyum dan mengucapkan hatur nuhun JNE (terima kasih JNE),” ujar Erwin.

Pintu gerbang menuju perkampungan Baduy

Dengan area delivery kawasan Kecamatan Bojongmanik dan Cirenten termasuk perkampungan Baduy, dalam sehari ia sukses delivery puluhan hingga ratusan paket. “Delivery ke perkampungan Baduy ada suka dukanya. Sukanya orang-orangnya ramah, kalau menerima paket mereka gembira sekali. Dukanya jaringan selular adakalanya hilang sama sekali. Selain itu terkadang pas mengantar paket COD, saya hubungi penerimanya, mereka lagi jalan kaki saba (pergi) kota ke Jakarta dan sekitarnya,” jelasnya.

Terkait paket dengan tujuan perkampungan Suku Baduy, lebih didominasi aksesoris dan perhiasan seperti kalung, gelang dan selebihnya pakaian. “Semoga JNE terus di hati penduduk Baduy dan masyarakat perkampungan yang ada di sekitarnya,” pungkas karyawan yang memiliki hobi memelihara burung atau kicau mania ini. *

Baca juga : JNE Balikpapan Sambut Positif Pembangunan Ibukota Kota Negara (IKN) Nusantara

Exit mobile version