JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Tekno

Apa Itu Teknologi Deepfake? Cara Kerja dan Dampaknya dalam Dunia Digital

by Penulis Konten
9 May 2025
Teknologi Deepfake: Cara Kerja dan Dampaknya
Share on FacebookShare on Twitter

JNEWS – Teknologi deepfake makin sering disebut dalam percakapan digital, terutama sejak banyak video atau foto yang tampak nyata ternyata hasil rekayasa. Teknologi ini memungkinkan wajah, suara, dan gerakan seseorang ditiru dengan sangat meyakinkan, sampai-sampai susah dibedakan mana yang asli dan mana yang palsu.

Di satu sisi, kecanggihannya bisa bikin kagum. Tapi di sisi lain, muncul juga rasa waswas—apalagi kalau dipakai tanpa etika.

Salah satu kasus yang sempat ramai adalah video palsu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, yang mengajak rakyatnya menyerah saat perang. Padahal, ia tidak pernah mengucapkan hal itu. Video itu menyebar cepat dan sempat bikin panik, sebelum akhirnya terbongkar sebagai hasil teknologi deepfake. Dari situ kelihatan jelas kalau dampaknya bukan main, apalagi di tengah situasi yang sensitif.

Sebelum terlalu jauh menilai, penting buat paham dulu apa sebenarnya teknologi ini, bagaimana cara kerjanya, dan kenapa pengaruhnya bisa sebesar itu dalam dunia digital.

Teknologi Deepfake: Apa Itu dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Teknologi deepfake adalah teknologi yang memakai kecerdasan buatan atau AI. Teknologi ini bisa mengganti wajah, suara, atau gerakan seseorang dalam foto, video, atau audio. Hasilnya bisa terlihat dan terdengar seperti orang lain. Semuanya dibuat dengan sangat meyakinkan, sampai sulit dibedakan dari yang asli.

Nah, untuk lebih jelasnya, berikut cara kerja teknologi deepfake ini.

1. Pengumpulan Data Wajah dan Suara

Deepfake membutuhkan banyak gambar atau rekaman wajah dan/atau suara target dari berbagai sudut, ekspresi, dan pencahayaan. Semakin lengkap datanya, hasil manipulasi akan makin realistis.

2. Pelatihan Model AI

Sistem AI (biasanya menggunakan autoencoder atau GAN) dilatih untuk mengenali pola wajah atau suara dari data yang dikumpulkan. Autoencoder ini akan bekerja dengan dua bagian: encoder mengubah gambar asli jadi representasi digital sederhana, dan decoder membangun ulang gambar tersebut.

Pada deepfake video, dua model dilatih. Satu untuk wajah asli, satu lagi untuk wajah target. Keduanya saling belajar mengenali ciri-ciri unik masing-masing wajah.

3. Pertukaran Wajah atau Suara

Setelah AI “belajar”, sistem akan menggantikan wajah atau suara target ke dalam video/suara asli secara sinkron. Ini mencakup gerak bibir, kedipan, ekspresi, bahkan mimik mikro.

4. Penyempurnaan dan Sinkronisasi

Hasil akhir disempurnakan agar terlihat halus dan menyatu dengan latar atau pencahayaan video. Proses ini termasuk menyesuaikan posisi kepala dan tubuh, sinkronisasi suara dengan gerakan bibir (jika audio ikut dimanipulasi), hingga menambahkan detail kecil sehingga terlihat natural.

5. Render Final

Video atau audio hasil rekayasa kemudian dirender sebagai file baru. File baru ini secara kasat mata (dan telinga) bisa sulit dibedakan dari aslinya.

Baca juga: Etika AI: Dasar-Dasar yang Perlu Dipahami agar Tidak Melanggar Hak Cipta

Sisi Terang dan Gelap di Balik Teknologi Deepfake

Di balik kecanggihan teknologi deepfake, ada dua sisi yang saling bertolak belakang. Di satu sisi bisa membuka peluang baru, tapi di sisi lain bisa memunculkan risiko yang tidak main-main. Berikut ini gambaran singkat tentang beberapa sisi terang dan gelapnya.

1. Membantu Produksi Film dan Hiburan

Industri film sering memanfaatkan deepfake untuk hal-hal yang sulit dilakukan secara manual. Misalnya, mengganti wajah pemeran pengganti dengan aktor utama, atau menghidupkan kembali tokoh yang sudah meninggal.

Dengan teknologi ini, sutradara bisa menyempurnakan adegan tanpa perlu syuting ulang, apalagi kalau kondisi fisik aktornya sudah tidak memungkinkan. Biaya produksi juga bisa ditekan karena tidak perlu efek visual rumit dari awal.

2. Pelestarian Sejarah dan Edukasi

Teknologi ini juga bisa jadi alat bantu edukasi yang menarik. Bayangkan belajar sejarah lewat video dengan tokoh seperti Bung Karno atau Kartini “berbicara langsung” ke kamera dengan suara dan ekspresi yang sangat mirip. Hal ini pastinya bisa membuat pelajaran sejarah lebih hidup, bukan sekadar bacaan di buku.

3. Konten Kreatif dan Parodi

Banyak kreator konten menggunakan teknologi ini untuk tujuan hiburan. Misalnya, mengganti wajah selebritas ke video lucu, atau bikin parodi yang menghibur. Ya selama penonton paham bahwa kontennya memang dibuat untuk lucu-lucuan, dan tidak ada maksud menipu atau menyesatkan, hasilnya memang bisa banget menghibur.

4. Menyebarkan Hoaks dan Disinformasi

Nah, ini salah satu risiko paling serius. Deepfake bisa dipakai untuk membuat video palsu yang menampilkan tokoh publik mengatakan hal-hal yang tidak pernah mereka ucapkan.

Video seperti ini bisa menyulut konflik, memecah belah masyarakat, bahkan memengaruhi hasil pemilu. Yang bikin repot, karena tampilannya sangat meyakinkan, orang sering percaya begitu saja.

5. Merusak Reputasi Orang

Banyak kasus ketika wajah seseorang ditempel ke video yang kurang pantas, padahal aslinya mereka tidak pernah terlibat. Hal ini bisa sangat merusak nama baik, apalagi kalau videonya menyebar luas. Korban bisa mengalami tekanan psikologis berat dan susah membuktikan bahwa itu bukan dirinya.

6. Sulit Dilacak Secara Hukum

Sampai sekarang, belum semua negara punya hukum yang tegas soal teknologi ini. Banyak pelaku lolos karena belum ada aturan khusus yang bisa menjerat mereka secara jelas. Ini jadi tantangan besar karena perkembangan teknologinya jauh lebih cepat dibanding aturan hukumnya.

Cara Mengenali Teknologi Deepfake

Teknologi Deepfake: Cara Kerja dan Dampaknya

Semakin canggih teknologi deepfake, semakin sulit membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Meski begitu, masih ada beberapa tanda yang bisa dikenali kalau diperhatikan dengan saksama. Berikut beberapa cara yang bisa digunakan untuk mendeteksinya.

1. Perhatikan Gerakan Wajah yang Aneh

Salah satu tanda paling umum dari video hasil teknologi deepfake adalah gerakan wajah yang terasa tidak wajar. Misalnya, mata yang jarang berkedip atau justru tidak berkedip sama sekali. Dalam video asli, manusia biasanya berkedip setiap beberapa detik tanpa sadar. Jadi, kalau kedipan mata terlihat aneh atau hilang sama sekali, itu bisa jadi tanda manipulasi.

Gerakan bibir juga patut diperhatikan. Kadang terlihat seperti tidak pas dengan suara yang keluar. Ucapan terdengar “benar”, tapi gerak mulutnya tidak sinkron.

Selain itu, ekspresi wajah sering terlihat kaku, kurang responsif, dan seperti tidak menyatu dengan emosi yang seharusnya ditampilkan. Ini terjadi karena AI kadang gagal menangkap mimik mikro atau perubahan halus di wajah manusia.

2. Cek Pencahayaan dan Bayangan

Deepfake sering kesulitan menyatukan pencahayaan wajah dengan kondisi lingkungan sekitar. Wajah bisa terlihat terlalu terang padahal latarnya gelap, atau sebaliknya. Kadang, bayangan di wajah juga tidak konsisten dengan arah cahaya dalam video.

3. Perhatikan Tepi Wajah dan Rambut

Bagian pinggir wajah dan rambut sering jadi titik lemah dalam video rekayasa ini. Ujung rambut bisa terlihat buram, seperti nge-blur. Garis wajah bisa bergeser atau goyang saat tokohnya bergerak cepat. Di beberapa kasus, telinga bisa tampak menempel aneh atau bentuknya berubah-ubah.

Kadang muncul semacam glitch atau garis tipis di sekitar kepala. Itu karena AI kesulitan menyatukan latar belakang dengan hasil tempelan wajah palsu. Jika diperhatikan dengan saksama, bagian ini sering menunjukkan tanda bahwa video telah dimanipulasi.

4. Deteksi Suara yang Janggal

Perhatikan cara bicara tokohnya. Nada bicara sering terdengar datar, seperti orang membaca naskah tanpa intonasi yang hidup.

Kadang ekspresi wajah juga tidak sesuai dengan emosi dari suara. Misalnya, wajah tersenyum tapi suara terdengar datar atau tegang. Ada juga yang terdengar terlalu bersih, tanpa suara latar atau napas, seperti hasil rekaman di studio padahal konteks videonya di luar ruangan.

Dalam beberapa kasus, suara bisa terdengar mirip robot. Ini terjadi kalau AI belum benar-benar berhasil meniru ritme dan karakter suara target secara alami.

5. Cek Sumber dan Konteks Video

Selalu perhatikan dari mana video itu berasal. Kalau hanya beredar di grup chat, akun anonim, atau tanpa keterangan jelas, sebaiknya jangan langsung dipercaya. Apalagi kalau isinya memancing emosi seperti rasa marah atau takut.

Coba cari tahu apakah video itu sudah diliput oleh media kredibel atau ada klarifikasi dari pihak yang bersangkutan. Sumber yang tidak jelas dan tanpa konteks sering jadi sarang penyebaran hoaks dan berbagai turunannya.

7. Tonton dalam Kualitas Tinggi

Banyak video hasil teknologi deepfake sengaja disebarkan dalam resolusi rendah agar cacat visualnya tidak terlihat. Video yang blur atau pecah bisa menyamarkan ketidaksempurnaan di wajah, terutama di bagian tepi atau saat transisi ekspresi.

Kalau memungkinkan, cari versi HD dari video tersebut. Di kualitas tinggi, kesalahan kecil seperti kedipan mata yang janggal, glitch visual, atau pencahayaan aneh jadi lebih mudah dikenali. Detail-detail ini justru sering jadi kunci untuk membedakan mana video asli dan mana yang palsu.

Baca juga: Tren Gaya Visual AI ala Studio Ghibli dan Risiko-Risiko yang Ada di Baliknya

Teknologi deepfake memang menawarkan banyak kemungkinan baru dalam dunia digital. Tapi di saat yang sama, juga membawa risiko yang nggak bisa dianggap remeh. Memahami cara kerjanya dan dampaknya bisa jadi langkah awal supaya tetap waspada tanpa harus takut berlebihan.

Tags: AIapa itu teknologi deepfakeartificial intelligencecara kerja deepfakecara mengenali deepfakecara mengenali video rekayasateknologi deepfake adalahvideo deepfakevideo rekayasa
Share186Tweet117
Next Post
Italian Brainrot: Tren Bikin Dunia Maya Ramai

Mengenal Italian Brainrot: Tren Lucu yang Bikin Dunia Maya Ramai

TERKINI

Narasumber Creative Workshop berfoto bersama peserta seusai acara di Auditorium UMSU, Medan (8/5/25)

Ajak Mahasiswa Asah Kreativitas, JNE Gelar Workshop di UMSU, Medan

9 May 2025
Italian Brainrot: Tren Bikin Dunia Maya Ramai

Mengenal Italian Brainrot: Tren Lucu yang Bikin Dunia Maya Ramai

9 May 2025
Teknologi Deepfake: Cara Kerja dan Dampaknya

Apa Itu Teknologi Deepfake? Cara Kerja dan Dampaknya dalam Dunia Digital

9 May 2025
Desa Kete Kesu di Toraja yang Lestari

Desa Kete Kesu: Jejak Budaya Toraja yang Tetap Lestari hingga Kini

9 May 2025
Madain Saleh: Kota Peninggalan Kaum Tsamud

Madain Saleh: Kota Peninggalan Kaum Tsamud yang Sarat Sejarah dan Misteri

9 May 2025
Museum The Blanco Renaissance

Museum The Blanco Renaissance: Galeri Seni dengan Sentuhan Eksentrik dan Elegan

8 May 2025

POPULER

Basilika Santo Petrus: Sejarah dan Keindahannya

Basilika Santo Petrus: Sejarah, Keindahan, dan Daya Tarik Utamanya

by Penulis Konten
30 April 2025

Keunikan Budaya Kalimantan Selatan

Keunikan Budaya Kalimantan Selatan: Tradisi, Adat, dan Kearifan Lokal

by Penulis Konten
24 April 2025

Konklaf Adalah Tradisi Pemilihan Paus

Mengenal Konklaf: Tradisi Pemilihan Paus yang Penuh Makna

by Penulis Konten
5 May 2025

Hari Tari Sedunia: Tarian Nusantara yang Mendunia

10 Tarian Nusantara yang Mendunia dan Menarik Dipelajari di Hari Tari Sedunia

by Penulis Konten
29 April 2025

Pasar Terapung Kalimantan Selatan

Melihat Lebih Dekat 2 Pasar Terapung Kalimantan Selatan

by Penulis Konten
11 April 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini

©2020 - Your Trusted Logistic Portal