Arsitektur Unik Tempat Ibadah Hindu: Menggali Estetika dan Simbolisme dalam Desain Bangunan

Tempat ibadah Hindu, yaitu pura, memiliki ornamen bangunan yang unik dan ukiran khas yang penuh akan makna spiritual. Di Indonesia, agama Hindu merupakan agama dengan sejarah yang lebih panjang dibandingkan agama resmi lainnya. 

Hal ini dibuktikan dengan penemuan prasasti peninggalan Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur yang menyebutkan bahwa ajaran Hindu tersebar di nusantara sejak awal masehi. 

Sementara itu, penganut agama Hindu terbanyak berada di Bali. Tak heran jika ada banyak pura yang tersebar di Bali dengan desain bangunan yang menarik untuk dikulik struktur, ukiran, dan ornamennya. 

Umumnya, pura di Indonesia dirancang dengan bangunan yang terbuka dan dikelilingi oleh tembok. Jika diperhatikan, detail bangunan pura Hindu begitu kompleks dan sering kali menggabungkan berbagai elemen dari candi, pagar batu, tangga, hingga menara kecil atau meru. 

Ukiran terpahat di tempat ibadah Hindu ini sering kali tersambung mulai dari gerbang hingga tembok yang mengelilingi pura. Ya, seperti namanya, pura adalah bahasa sanskerta yang artinya kota berbenteng, menara, atau istana. 

Struktur Bangunan Pura

Tahukah kamu? Pura dibangun dengan struktur berkonsep tri mandala sebagai simbol derajat kesuciannya. Adapun, struktur bangunan Pura dibagi menjadi 3 bagian yakni nista mandala, madya mandala, dan utama mandala. 

Secara lebih rinci, nista mandala atau jaba pisan merupakan area terluar yang menjadi pintu masuk dari kawasan lingkungan luar. Biasanya, kawasan ini merupakan taman, halaman, atau lapangan yang digunakan untuk upacara maupun pertunjukan tari dan lainnya. 

Selanjutnya, di bagian tengah yaitu madya mandala merupakan fasilitas pendukung atau area pusat tempat berlangsungnya aktivitas masyarakat. Kawasan ini biasanya diisi bale gong, bale kulkul, bale Wantilan, bale perantenan, dan bale pesandekan.

Terakhir, pada bagian utama mandala atau jero merupakan area paling suci di pura. Di kawasan ini, kamu akan menemukan padmasana, bale piyasan, pelinggih meru, bale pepelik, bale Pawedan, bale murda, dan bale gedong.

Di samping itu, konsep pembangunan pura berkaitan dengan pemahaman agama Hindu tentang alam dan ajarannya. Umumnya, pembangunan struktur pura juga didasarkan pada Sastra/Lontar Asta Kosala-Kosali, yang memiliki filosofi Tri Hita Karana, Panca Maha Bhuta, dan Nawa Sanga. 

Filosofi Tri Hita Karana, Panca Maha Bhuta, dan Nawa Sanga adalah konsep-konsep penting dalam arsitektur pura Hindu yang menghubungkan bangunan dengan aspek-aspek spiritual dan alam semesta. Berikut penjelasan singkat tentang masing-masing konsep tersebut.

Baca juga: Mengenal Seluk Beluk Wihara sebagai Tempat Ibadah Budha

1. Tri Hita Karana

Ini adalah konsep dasar dalam budaya Bali yang mengacu pada tiga prinsip utama untuk mencapai kesejahteraan dan harmoni. Tri Hita Karana berarti “tiga penyebab kesejahteraan” dan mencakup hubungan yang seimbang antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. 

Dalam konteks arsitektur pura, ini berarti bahwa bangunan harus mencerminkan keseimbangan ini dan menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan spiritual dan sosial.

2. Panca Maha Bhuta

Konsep ini merujuk pada lima unsur alam atau elemen dasar yang diyakini membentuk alam semesta. Lima elemen ini adalah tanah (prithvi), air (apas), api (tejas), udara (vayu), dan eter (akasa). 

Dalam arsitektur pura Hindu, elemen-elemen ini sering tercermin dalam bahan bangunan, ornamen, dan tata letak, menciptakan koneksi antara bangunan dan alam semesta.

3. Nawa Sanga

Nawa Sanga adalah konsep yang mengacu pada sembilan arah atau titik kardinal dalam agama Hindu. Sembilan arah ini mencakup delapan mata angin dan pusat (nawa), yang melambangkan kosmos. Dalam arsitektur pura, pembagian dan penempatan elemen-elemen bangunan sering didasarkan pada konsep Nawa Sanga, menciptakan arah spiritual dan makna dalam bangunan.

Ketiga konsep ini memainkan peran penting dalam merancang dan membangun pura Hindu, menciptakan lingkungan yang kaya simbolisme, makna spiritual, dan keseimbangan dengan alam semesta serta masyarakat sekitarnya.

Arsitektur Pura Hindu 

Arsitektur tempat ibadah Hindu sangat unik dan memiliki ciri khas yang membedakannya dari tempat ibadah lainnya. Uniknya, arsitektur pura Hindu sangat dipengaruhi oleh filosofi, mitologi, dan keyakinan agama Hindu. 

Beberapa ciri khas unik Pura, misalnya konsep bangunan meru yang merupakan gunung suci. pura Hindu dibangun dengan bentuk tumpukan atap bertingkat dengan bilangan ganjil, yang mencerminkan alam semesta dan tingkat spiritual yang tinggi.

Kamu juga dapat memperhatikan arsitektur Pura yang dipenuhi dengan ornamen yang menggambarkan kisah-kisah mitologi Hindu, dewa-dewa, dan tokoh-tokoh legendaris.

Tak hanya itu, tempat ibadah Hindu ini juga menggunakan simbol-simbol suci seperti lingam (simbol Siwa) dan yoni (simbol Parvati) adalah hal umum dalam arsitektur Hindu. Desain geometris dan simetri sering ditemukan dalam arsitektur pura Hindu, menciptakan kesan harmoni dan keseimbangan.

Di sisi lain, pura Hindu biasanya memiliki gerbang kori yang indah dengan ukiran dan patung-patung dewa, menjadi titik fokus dan pintu masuk utama. Keunikan arsitektur ini juga mencerminkan hubungan erat antara agama Hindu dengan alam semesta dan kehidupan sehari-hari.

Deretan Pura Terkenal di Indonesia 

Di Indonesia ada banyak pura bersejarah yang cukup terkenal, khususnya di Bali sebagai lokasi tempat ibadah Hindu terbesar, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

Arsitektur Unik Tempat Ibadah Hindu - Pura Besakih

1. Pura Besakih

Pura Besakih adalah pura terbesar dan paling suci di Pulau Dewata, Bali. Pura ini juga dikenal sebagai “Pura Agung Besakih” dan merupakan pusat keagamaan bagi umat Hindu Bali. 

Lokasi tepatnya yakni terletak di lereng Gunung Agung, gunung berapi tertinggi di Bali dan dianggap gunung suci dalam agama Hindu Bali. Pura ini terletak di desa Besakih, Kabupaten Karangasem.

Pura Besakih adalah salah satu contoh penting dari konsep Tri Hita Karana dalam budaya Bali, yang mencerminkan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.

Salah satu upacara yang paling terkenal di Pura Besakih adalah “Eka Dasa Rudra,” yang diselenggarakan setiap 100 tahun sekali dan melibatkan ribuan umat Hindu dalam ritual penyucian dan persembahan.

2. Pura Tanah Lot

Pura Tanah Lot adalah salah satu ikon budaya dan keagamaan yang paling mencolok di Bali, serta menjadi simbol indahnya alam pulau ini. Tempat ini menciptakan pengalaman spiritual dan visual yang tak terlupakan bagi pengunjungnya.

Tempat ibadah umat Hindu ini terletak di desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, sekitar 20 kilometer sebelah barat Denpasar. Yang membuat Pura Tanah Lot sangat istimewa adalah lokasinya yang terletak di atas sebuah batu karang besar di laut, terpisah dari daratan oleh aliran sungai kecil. Selama pasang surut, akses ke pura ini terkadang terputus oleh air laut.

Pura ini terdiri dari dua pura utama, yaitu Pura Penyawang dan Pura Enjung Galuh. Pura Penyawang adalah pura utama yang diperuntukkan bagi dewa-dewa laut. Pura ini memiliki tumpukan atap yang khas dalam arsitektur Bali. Pura Enjung Galuh terletak di ujung batu karang dan diperuntukkan untuk meditasi.

3. Pura Uluwatu

Terletak di tebing-tebing dekat pantai selatan Bali, Pura Uluwatu menawarkan pemandangan spektakuler dan merupakan tempat terkenal untuk pertunjukan tari kecak.

Pura Uluwatu memiliki struktur bangunan yang mengagumkan. Pura ini memiliki gerbang kori yang indah dengan ukiran artistik dan patung-patung dewa. Bangunan utama di dalam pura ini juga sangat artistik dan menggambarkan arsitektur khas Bali.

Ada berbagai upacara dan ritual keagamaan Hindu Bali yang diselenggarakan di pura ini. Selain itu, setiap hari, pertunjukan tari kecak diadakan di dalam kompleks pura ini saat matahari terbenam, yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.

Baca juga: Mengenal Tari Kecak: Tradisi dan Makna dari Bali yang Menawan

4. Pura Tirta Empul

Pura ini terkenal karena kolam suci yang digunakan untuk upacara penyucian oleh umat Hindu Bali. Terletak di Tampak Siring, Bali. Pura Tirta Empul merupakan pura yang sangat penting dari warisan budaya dan spiritual Bali. 

Tempat ini menawarkan pengalaman yang mendalam dalam budaya dan agama Hindu Bali serta memiliki keindahan alam yang indah. Kompleks Pura Tirta Empul mencakup berbagai struktur bangunan, termasuk gerbang kori yang indah, candi, paviliun, dan kolam suci. 

Bangunan-bangunan ini menggambarkan arsitektur tradisional Bali yang khas. Selain itu, salah satu fitur utama Pura Tirta Empul adalah sejumlah mata air suci yang terletak di dalam kompleks pura. Air suci ini dipercayai memiliki kekuatan spiritual untuk membersihkan roh dan tubuh.

5. Pura Luhur Lempuyang

Terletak di timur Bali, Pura Lempuyang memiliki gerbang kori dengan latar belakang Gunung Agung yang indah, menciptakan pemandangan yang sangat populer untuk foto.

Pura Luhur Lempuyang memiliki signifikansi keagamaan yang tinggi bagi umat Hindu Bali. Lokasinya yang tinggi dan sejuk menciptakan suasana yang ideal untuk meditasi dan refleksi spiritual.

Yang paling ikonik dari Pura Luhur Lempuyang adalah serangkaian gerbang candi (Candi Bentar) yang membentuk jalan menuju kompleks pura. Gerbang-gerbang ini terbuat dari batu dan dihiasi dengan ukiran yang indah. Gerbang terakhir, yang disebut “Pura Penataran Agung Lempuyang,” adalah tempat suci utama di kompleks ini.

Nah, jadi itulah beberapa contoh pura atau tempat ibadah Hindu yang terkenal di Indonesia. Masih banyak pura lainnya di seluruh nusantara yang memiliki keindahan dan keunikannya sendiri dalam konteks agama Hindu dan budaya Indonesia.

Exit mobile version