10 Tempat Paling Panas di Dunia yang Bisa Bikin Lumer

JNEWS – Panas terik mungkin sudah jadi hal biasa di beberapa daerah tropis, tapi ternyata ada beberapa tempat paling panas di dunia, yang tingkat panasnya jauh melampaui bayangan kita. Beberapa tempat bahkan mencatat suhu yang bisa bikin barang meleleh dan bikin aktivitas luar ruangan terasa mustahil.

Nah, dalam artikel ini, kita bakal bahas tentang tempat paling panas di dunia yang saking ekstremnya, sampai sulit dipercaya manusia bisa bertahan hidup di sana. Daftar berikut dikutip dari sumber BBC Science Focus.

10 Tempat Paling Panas di Dunia, Ekstrem!

10. Jeddah, Saudi Arabia

Jeddah, Arab Saudi, pernah mencatat suhu ekstrem mencapai 52 derajat Celsius, pada 22 Juni 2010. Suhu ini diketahui bisa bikin aspal meleleh dan AC kerja lembur sepanjang hari. Angka ini bahkan mengalahkan rekor sebelumnya di wilayah dekatnya, Al-Asha, yang “hanya” 51 derajat Celsius dan tercatat tiga hari lebih awal.

Jeddah merupakan kota pelabuhan tua yang ada di bagian barat Arab Saudi. Letaknya strategis di tepi Laut Merah dan dikenal sebagai pintu utama menuju kota suci Makkah. Meski panasnya luar biasa, kota ini tetap jadi salah satu pusat aktivitas ekonomi dan budaya penting di negara itu. Penduduknya lebih dari 4,6 juta orang, bisa dibilang cukup padat untuk sebuah kota yang hampir selalu diliputi suhu tinggi.

Baca juga: 10 Tempat Terbaik untuk Menikmati Pemandangan City Light Jakarta

Tempat Paling Panas di Dunia

9.  Mexicali, Meksiko

Pada 28 Juli 1995, suhu di Lembah Mexicali, Meksiko, sempat menyentuh angka 52 derajat Celsius. Dengan suhu ini, Mexicali menjadi salah satu tempat paling panas di dunia. Suhu ini menempati peringkat kesembilan sepanjang sejarah pencatatan suhu global.

Lembah Mexicali terletak di bagian utara negara bagian Baja California, Meksiko. Daerah ini memang terkenal karena cuacanya yang luar biasa panas. Saking panasnya, kota di sana sampai dijuluki The City that Captured the Sun.

Cuaca di Mexicali dikenal sangat ekstrem. Saat bulan Juli, suhu rata-rata siangnya bisa mencapai 42,2 derajat Celsius. Tapi menariknya, meskipun panasnya luar biasa, daerah ini juga pernah mengalami suhu yang sangat dingin. Rekor terendahnya tercatat pada minus 7 derajat Celsius. Perbedaan suhu ini menunjukkan betapa ekstremnya iklim di kawasan tersebut.

8. Al Jazeera, UAE

Pada bulan Juli 2002, suhu di Gerbang Perbatasan Al Jazeera, Uni Emirat Arab, tercatat mencapai 52,1 derajat Celsius. Dengan suhu setinggi itu, Al Jazeera menempati urutan ke-8 tempat paling panas di bumi. Suhu ini menjadi salah satu suhu tertinggi yang pernah tercatat di wilayah Teluk.

Sebelas tahun kemudian, tepatnya Juli 2013, suhu di kawasan itu hampir saja memecahkan rekor lagi. Saat itu, termometer menunjukkan angka 51,2 derajat Celsius. Meski tidak melampaui rekor sebelumnya, tetap saja angka itu sudah cukup bikin siapa pun enggan keluar rumah kecuali benar-benar perlu.

Namun, suhu di atas 50 derajat ini biasanya tidak berlangsung lama. Rata-rata hanya bertahan sekitar 15 menit. Tapi meski sebentar, dampaknya bisa langsung terasa.

7. Turbat, Pakistan

Salah satu suhu paling panas yang pernah tercatat di dunia terjadi di Turbat, Pakistan. Pada tanggal 28 Mei 2017, suhu di kota ini mencapai 53,7 derajat Celsius.

Organisasi Meteorologi Dunia WMO kemudian mengonfirmasi catatan ini sebagai suhu tertinggi keempat di dunia pada saat itu. Turbat pun langsung masuk daftar tempat paling panas di dunia.

Turbat terletak di barat daya Pakistan, tepatnya di wilayah Balochistan. Kota ini berada di sepanjang Sungai Kech. Ternyata, meski ada sungai, bukan berarti udaranya jadi lebih sejuk. Turbat tetap dikenal sebagai salah satu kota terpanas di seluruh Asia.

6. Basra, Irak

Timur Tengah memang terkenal sebagai wilayah yang panas. Suhunya sering kali jauh di atas rata-rata, bahkan beberapa kali memecahkan rekor dunia. Salah satu kota yang pernah mencatat suhu luar biasa tinggi adalah Basra, Irak.

Basra adalah kota besar di Irak bagian selatan. Letaknya berada di tepi Sungai Shatt al-Arab, yang mengalir ke arah Teluk Persia. Secara geografis, kota ini termasuk bagian dari Semenanjung Arab, yang memang dikenal punya iklim kering dan panas.

Pada tanggal 22 Juli 2016, termometer di kota ini menunjukkan angka 53,9 derajat Celsius. Catatan suhu ini ternyata nyaris sama dengan yang terjadi di Kuwait, hanya berselang satu hari. Dua negara bertetangga ini seperti saling berlomba soal cuaca ekstrem.

5. Mitribah, Kuwait

Salah satu suhu paling tinggi yang pernah tercatat secara resmi di dunia terjadi di Mitribah, Kuwait. Pada 21 Juli 2016, stasiun cuaca di wilayah ini mencatat suhu sebesar 53,9 derajat Celsius. Saat itu, Mitribah pun memegang rekor untuk benua yang sebagian besar memang dikenal beriklim panas ini.

Catatan tersebut juga mengakhiri penantian panjang selama 76 tahun. Sebelumnya, belum ada suhu yang secara resmi diakui setinggi itu sejak puluhan tahun lalu. Ini menunjukkan betapa langkanya fenomena seperti ini, sekaligus memberi gambaran betapa ekstremnya kondisi iklim di beberapa bagian dunia.

4. Tirat Tsvi, Israel

Tirat Tsvi sebenarnya bukanlah kota besar, melainkan pemukiman kecil yang terletak di dekat perbatasan Israel dan Yordania. Tepatnya berada di sebelah barat Sungai Yordan. Lingkungannya cenderung tandus dan kering. Pada tahun 2021, jumlah penduduknya hanya sekitar 975 jiwa.

Tempat ini menjadi salah satu tempat paling panas di dunia. Pada 21 Juni 1942, termometer di sana menunjukkan angka 54 derajat Celsius. Suhu ini juga menjadi yang tertinggi di benua Eropa. Meski secara geografis letaknya lebih dekat ke Timur Tengah, pencatatan resmi tetap menggolongkannya dalam wilayah Eropa. Posisi Israel yang unik memang sering membuat perdebatan soal batas benua, tapi data tetap berbicara, 54 derajat adalah rekor benua.

3. Ahvaz, Khuzestan

Ahvaz adalah ibu kota Provinsi Khuzestan, terletak di bagian barat daya Iran. Jumlah penduduknya sekitar 1,3 juta jiwa. Menariknya, kota ini dijuluki Kota Sembilan Jembatan, karena memang memiliki sembilan jembatan besar yang menghubungkan dua sisi Sungai Karun.

Dua yang paling terkenal adalah Jembatan Hitam dan Jembatan Putih. Jembatan Putih, terkenal karena desainnya yang anggun, sementara Jembatan Hitam dikenal sebagai jembatan kereta api pertama di kota itu.

Pada 29 Juni 2017, Kota Ahvaz di Iran mencatat suhu yang luar biasa tinggi. Antara pukul 16.51 hingga 17.00 waktu setempat, termometer menunjukkan angka 54 derajat Celsius. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, udara di kota ini berubah jadi neraka kecil di permukaan bumi.

2. Kebili, Tunisia

Kebili merupakan tempat pemukiman manusia paling awal di Tunisia. Bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa manusia sudah menghuni kawasan ini sekitar 200.000 tahun yang lalu, sejak era Paleolitik awal.

Pada 7 Juli 1931, sebuah catatan suhu luar biasa tercipta di Kebili, Tunisia. Saat itu, suhu udara menunjukkan angka 55 derajat Celsius. Suhu ini jadi yang tertinggi di seluruh Afrika. Bahkan secara global, ini menempati posisi kedua dalam daftar suhu tertinggi yang pernah tercatat di bumi. Angka yang cukup untuk membuat siapa pun berpikir dua kali sebelum keluar rumah.

1. Furnace Creek, AS

Tempat paling panas di dunia tercatat di Furnace Creek, sebuah kawasan kecil di Death Valley, California, Amerika Serikat. Pada tanggal 10 Juli 1913, suhu di sana mencapai 56,7 derajat Celsius.

Death Valley sendiri memang terkenal karena cuacanya yang ekstrem. Selama musim panas, suhu harian rata-ratanya bisa mencapai 45 derajat Celsius. Itu hanya rata-rata udara. Artinya, kadang bisa lebih rendah, tapi sering kali justru lebih tinggi.

Suatu hari pada pertengahan bulan Juli 1972, suhu permukaan tanah di Death Valley tercatat mencapai 93,9 derajat Celsius. Itu hanya selisih beberapa derajat dari titik didih air. Bayangkan berjalan tanpa alas kaki di atas tanah yang hampir setara dengan panasnya wajan di atas kompor menyala. Sepatu bisa meleleh, dan botol plastik bisa mengkerut dalam hitungan menit.

Baca juga: 12 Tempat Paling Menakutkan di Dunia, Orang Sering Hilang di Sini

Setelah melihat daftar tempat paling panas di dunia di atas, kita jadi sadar bahwa meski tak semua orang sanggup tinggal di sana, tempat-tempat ini membuktikan satu hal. Bahkan di kondisi yang tampak mustahil, kehidupan tetap bisa berjalan.

Exit mobile version