7 Tempat Wisata di Medan yang Sarat Sejarah dan Edukatif

Sumber: tjongafiemansion.org

JNEWS – Tempat wisata di Medan yang berhubungan dengan sejarah dan bersifat edukatif kebanyakan berkaitan dengan perjuangan melawan penjajah, perdagangan, dan perkebunan. Sumatra Utara pernah sangat lama berada dalam penjajahan Belanda. Sementara perkebunan di wilayah Sumatra Timur pernah mengalami masa kejayaan yang dikenang dengan baik dalam museum-museum di Medan.

7 Tempat Wisata di Medan untuk Penggemar Sejarah

Dikutip dari laman Pemerintah Kota Medan, dahulu Kota Medan dikenal dengan nama Tanah Deli. Secara historis, sejak awal Medan telah memosisikan diri menjadi pusat perdagangan. Berkembangnya Medan menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatra Utara dipicu dengan kesuksesan kebun tembakau yang dibuka Belanda di Deli pada tahun 1863.

Sejarah masyarakat Sumatra Utara tersebut terkumpul di Medan dan menjadi objek wisata yang menarik. Berikut adalah 7 tempat wisata di Medan yang memiliki tema sejarah dan edukasi.

10 Tempat Wisata Terbaik di Medan yang Wajib Dikunjungi

1. Istana Maimun

Istana Maimun dibangun atas perintah Sultan Ma’moen Al Rasyid dari Kerajaan Deli, yang dimulai tahun 1888 dan selesai tanggal 18 Mei 1891. Istana Maimun didominasi warna kuning, yang merupakan warna khas Melayu. Namun arsitekturnya mendapat pengaruh dari gaya Timur Tengah, Belanda, Spanyol, India, dan Italia.

Dahulu tempat wisata di Medan ini digunakan untuk menerima tamu. Sekarang, masyarakat dapat melihat foto-foto keluarga kerajaan, senjata-senjata, dan peninggalan kerajaan lainnya. Pengunjung juga dapat menemukan situs Meriam Puntung di halaman, yang merupakan peninggalan perang antara Kerajaan Haru dengan Kerajaan Aceh tahun 1612 di Delitua, Sumatra Utara.

Alamat: Jalan Brigadir Katamso.

Jam buka: 08.00-17.00.

Tiket masuk: Rp5.000 untuk anak-anak dan Rp10.000 untuk swasta.

Baca juga: 10 Tempat Wisata di Pekanbaru: Alam, Sejarah, hingga Budaya

2. Masjid Raya Medan

Nama masjid ini awalnya Masjid Al-Mashun, yang berada di samping Istana Maimun. Pembangunan Masjid Al-Mashun atas perintah Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alamsjah, yang dimulai tahun 1906 dan selesai tahun 1909.

Pada masjid megah ini terdapat corak arsitektur asing seperti Istana Maimun karena menggunakan arsitek Belanda. Masjid ini memiliki satu kubah besar dan empat kubah yang lebih kecil pada sisi-sisinya dengan gaya Moghul. Tak ketinggalan ornamen kaca patri yang klasik.

Alamat: Jalan Mahkaman, Medan Kota.

Jam buka: 04.00-00.00.

Tiket masuk: gratis.

3. Tjong A Fie Mansion

Tjong A Fie Mansion dibuka sejak tahun 2009, yang dulunya merupakan milik orang terkaya di Medan. Bangunan dengan gaya arsitektur Tiongkok, Melayu, dan art deco ini berdiri sejak tahun 1895. Tempat wisata di Medan ini telah terdaftar sebagai cagar budaya.

Tjong A Fie datang ke Deli dari Guandong, Tiongkok, pada usia 17 tahun dalam kondisi serba kekurangan. Tjong A Fie tidak lulus sekolah. Namun ketika wafat, bisnisnya sudah meliputi real estate, pertambangan, rel kereta, kelapa, teh, karet, kelapa sawit, dan perkebunan tebu. Bahkan Tjong A Fie mendapat gelar kehormatan dari Universitas Hongkong.

Alamat: Jalan Ahmad Yani, Kesawan.

Jam buka: 09.00-17.00 (pengunjung masuk terakhir pukul 16.30).

Tiket masuk: Rp35.000.

4. Museum Perkebunan Indonesia 1 (MUSPERIN 1)

MUSPERIN 1 merupakan museum perkebunan pertama di Indonesia yang dibuka tahun 2016 atas inisiatif tokoh perkebunan Indonesia, Soedjai Kartasasmita. Di Medan ada 2 MUSPERIN. MUSPERIN 1 lebih fokus ke edukasi sejarah perkebunan sehingga sering mendapat kunjungan dari institusi pendidikan dan sering mengadakan workshop.

Selain ruang imersif, tidak ada batasan waktu berkunjung selama masih buka. Pengunjung yang kebanyakan pelajar bebas menyelesaikan tugas atau membuat konten. Di halaman depan terdapat pesawat Piper Pawnee milik PTPN II, yang digunakan untuk menyemprot hama tembakau pada tahun 1958.

Alamat: Jalan Brigjen Katamso, Medan Maimuan.

Jam buka: 09.00-16.00.

Tiket masuk:

5. Museum Perkebunan 2 (MUSPERIN 2)

MUSPERIN 2 menunjukkan nuansa yang berbeda dari MUSPERIN 1. Tempat wisata di Medan yang tinggi, megah, dan klasik ini banyak dikunjungi anak gaul untuk membuat konten estetik atau nongkrong bersama teman. Arsitektur gedung ini mendukung untuk dijadikan konten karena terdapat hiasan kaca patri klasik khas Eropa, menara jam lonceng, dan kafe.

Fungsi utama Musperin sebagai tempat edukasi tetap berjalan, tetapi dengan suasana rekreatif. Jadi meskipun niat anak muda datang untuk nongkrong, tetapi selama nongkrong, mereka akan terpapar fakta sejarah perkebunan yang ditata secara estetik di banyak tempat.

Alamat: Gedung BKS-PPS Jalan Pemuda, AUR.

Jam buka: 09.00-17.00.

Tiket masuk: Rp25.000 untuk wisatawan lokal, termasuk suvenir, dan Rp35.000 untuk wisatawan mancanegara, termasuk suvenir.

Sumber: IG @sumutscenery

6. Gedung London Sumatra (Lonsum)

London Sumatra adalah nama perusahaan, tepatnya PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia. Gedung 5 lantai yang sangat ikonik ini dibangun tahun 1906 sebagai kantor perusahaan perkebunan Harrisons & Crosfield dari Inggris, yang menangani kelapa sawit, karet, kakao, teh, dan sebagainya.

Pada tahun 1909, gedung ini dijual pada Belanda dan berubah menjadi Juliana Building karena bertepatan dengan kelahiran calon Ratu Belanda tersebut. Pada tahun 1910, terpasanglah lift pertama di Medan dalam gedung ini. Lift ini menggunakan tuas dan masih berfungsi hingga sekarang.

Tahun 1982, gedung ini menjadi milik Sime Darby dari Malaysia. Tahun 1994, gedung ini diambil alih oleh London Sumatra dan dikenal sebagai Gedung Lonsum. Wisatawan banyak yang berfoto di luar gedung cagar budaya ini karena tidak boleh masuk dengan alasan keamanan.

Alamat: Jalan Jenderal Ahmad Yani.

7. Museum Perjuangan TNI Kodam I Bukit Barisan

Tempat wisata di Medan ini dibangun tahun 1928 sebagai kantor asuransi NV Levensverzekering Mattschapphiy Arhnehen. Bangunan ini sempat berpindah-pindah kepemilikan dari Belanda, Jepang, Inggris, kembali ke Belanda lalu jatuh ke tangan Indonesia.

Tahun 1971, gedung ini menjadi museum. Setelah direnovasi, pada tanggal 5 Oktober 1996, gedung ini diresmikan oleh Pangdam I Bukit Barisan dengan nama Museum Perjuangan TNI. Museum ini tidak hanya menyimpan peralatan militer, tetapi juga artefak budaya, seni rupa, relief, dan perpustakaan.

Alamat: Jalan Zainul Arifin, Petisah.

Jam buka: Senin-Jumat jam 08.00-14.30.

Tiket masuk: tidak ditarik biaya, namun perlu minta izin petugas jaga.

Baca juga: Menelusuri Lembah Harau yang Keindahan Alamnya Mirip Konohagakure

Tempat wisata sejarah di Medan didominasi dengan sejarah pejuangan melawan penjajah dan perkebunan. Umumnya, destinasi seperti ini memberlakukan aturan khusus untuk menjaga koleksinya. Namun semua itu tak mengurangi banyaknya pengetahuan dan kenangan yang bisa diperoleh selama di Medan.

Exit mobile version