10 Tempat Wisata di Mojokerto dengan Jejak Sejarah Kerajaan Majapahit

Candi Bajang Ratu

JNEWS – Ada banyak tempat wisata di Mojokerto yang menyimpan jejak sejarah Kerajaan Majapahit. Kota ini dulunya adalah pusat kejayaan salah satu kerajaan terbesar di Nusantara. Sampai sekarang, peninggalannya masih bisa dilihat dan dikunjungi.

Beberapa situs bahkan tetap megah meski sudah berabad-abad berlalu. Selain wisata sejarah, suasana di Mojokerto juga nyaman untuk jalan-jalan sambil menikmati pemandangan khas Jawa Timur.

Tempat Wisata di Mojokerto untuk Telusuri Jejak Kerajaan Majapahit

Buat yang suka eksplorasi sejarah, ada banyak tempat wisata di Mojokerto yang bisa ditelusuri. Mulai dari candi, gapura, kolam kuno, sampai museum yang menyimpan berbagai artefak berharga. Mengunjungi situs-situs ini pastinya bisa jadi pengalaman seru sekaligus menambah wawasan tentang peradaban masa lalu.

Berikut beberapa tempat wisata di Mojokerto yang bisa dikunjungi jika suka sejarah dan ingin tahu lebih banyak tentang Kerajaan Majapahit, kerajaan yang luasnya pernah lebih besar dari negara Indonesia.

1. Candi Bajang Ratu

Gapura peninggalan Majapahit ini berdiri megah di Trowulan, Mojokerto. Dibangun pada abad ke-14, struktur paduraksa setinggi 16,5 meter ini tersusun dari bata merah dengan hiasan relief khas Majapahit.

Diperkirakan, gapura ini memiliki keterkaitan dengan wafatnya Raja Jayanegara pada 1328 dan digunakan sebagai pintu masuk ke bangunan suci. Nama Bajang Ratu mengacu pada Jayanegara yang naik takhta di usia muda. Keberadaannya menjadi bukti kejayaan arsitektur dan budaya Majapahit.

Baca juga: Candi Muara Takus: Warisan Budaya dari Masa Kejayaan Sriwijaya

2. Candi Tikus

Situs petirtaan ini ditemukan kembali pada tahun 1914 di Dusun Dinuk, Desa Temon, Trowulan, setelah lama terpendam. Nama Candi Tikus berasal dari kondisi awalnya yang menjadi sarang tikus saat ditemukan.

Berbeda dengan candi pada umumnya, struktur ini lebih menyerupai kolam dengan menara kecil di tengahnya, sehingga diperkirakan pernah menjadi tempat pemujaan atau pemandian. Para ahli juga menduga fungsinya sebagai tempat penampungan dan penyaluran air bagi masyarakat Majapahit.

3. Museum Trowulan

Juga dikenal sebagai Museum Majapahit, museum arkeologi ini menjadi pusat penyimpanan berbagai artefak dari Trowulan, bekas ibu kota Majapahit. Koleksinya mencakup arca, keramik, serta peninggalan dari masa Kahuripan, Kediri, dan Singhasari.

Museum ini tidak hanya menjadi tempat pelestarian sejarah, tetapi juga jendela bagi generasi modern untuk memahami kejayaan Majapahit secara lebih mendalam.

Tempat Wisata di Mojokerto Peninggalan Majapahit
Maha Vihara Majapahit

4. Maha Vihara Majapahit

Terletak di Desa Bejijong, Trowulan, vihara ini didirikan pada 1987 oleh Bhante Viryanadi Mahathera dan diresmikan pada 31 Desember 1989. Maha Vihara Majapahit memang bukan peninggalan asli dari Kerajaan Majapahit. Namun, vihara ini memiliki hubungan dengan sejarah Majapahit karena didirikan di Trowulan, kawasan yang dulu merupakan ibu kota Majapahit. Lokasi ini diyakini sebagai pusat pemerintahan dan peradaban kerajaan pada abad ke-13 hingga ke-15.

Daya tarik utamanya adalah Patung Buddha Tidur berwarna emas dengan panjang 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 4,5 meter. Dikutip dari situs Dinas Pariwisata Mojokerto, patung ini merupakan yang terbesar di Indonesia dan ketiga terbesar di Asia Tenggara.

Candi Brahu

5. Candi Brahu

Candi yang berada di Desa Bejijong, Trowulan, ini termasuk dalam situs arkeologi Majapahit. Meski banyak yang menduga candi ini digunakan untuk pembakaran jenazah raja-raja Majapahit, penelitian tidak menemukan bukti sisa kremasi di dalamnya. Arsitekturnya menunjukkan pengaruh budaya Buddha, mencerminkan keberagaman kepercayaan yang berkembang di masa itu.

6. Candi Wringin Lawang

Gapura kuno ini berdiri kokoh di Desa Jatipasar, Trowulan. Namanya, Wringin Lawang berarti pintu beringin. Kemungkinan besar nama ini merujuk pada pohon beringin di sekitarnya.

Berbentuk candi bentar atau gapura terbelah tanpa atap, bangunan setinggi 15,5 meter ini dibuat dari bata merah. Model seperti ini banyak ditemukan dalam arsitektur Bali, yang diduga mengambil inspirasi dari gaya khas Majapahit.

7. Candi Minak Jinggo

Candi ini memiliki keunikan tersendiri karena dibangun menggunakan kombinasi batu bata merah dan batu andesit. Terletak di Dukuh Unggah-unggahan, Trowulan, namanya berasal dari arca raksasa bersayap yang ditemukan di lokasi ini.

Beberapa relief di dindingnya menampilkan fabel yang mengandung pesan moral, menggambarkan kekayaan seni dan budaya Majapahit yang berkembang pesat pada masanya.

8. Kolam Segaran

Sebagai kolam purbakala terbesar di Indonesia, Kolam Segaran memiliki panjang 375 meter, lebar 175 meter, dan kedalaman hampir 3 meter. Fungsinya tidak hanya sebagai waduk pengelolaan air, tetapi juga tempat perjamuan tamu kerajaan serta arena rekreasi keluarga kerajaan. Beberapa teori bahkan menyebutkan bahwa kolam ini juga digunakan untuk latihan prajurit laut Majapahit.

9. Situs Sumur Upas

Terletak di Dukuh Kedaton, Trowulan, situs ini bersebelahan dengan Candi Kedaton. Nama Sumur Upas berarti sumur racun. Konon, dulu di sini tersebar uap beracun dan banyak binatang berbisa yang menghuninya. Selain mitos tersebut, terdapat cerita bahwa sumur ini merupakan pintu masuk ke lorong rahasia yang digunakan raja-raja Majapahit untuk melarikan diri jika terjadi serangan.

10. Candi Bangkal

Candi ini berada di Dusun Bangkal, Ngoro, Mojokerto. Dibangun dari bata merah dengan ornamen kala di bagian sudut, bangunan ini menunjukkan kemegahan arsitektur Majapahit.

Sayangnya, saat ini kondisinya cukup memprihatinkan. Banyak bagian yang telah runtuh, dan dindingnya semakin rapuh akibat kandungan kapur pada batanya. Polusi industri di sekitar kawasan ini juga mempercepat proses kerusakan.

Baca juga: Candi Arjuna di Kompleks Candi Dieng: Warisan Budaya Hindu di Jawa Tengah

Menjelajahi tempat wisata di Mojokerto yang punya jejak sejarah Majapahit di atas bisa menambah wawasan. Ada banyak situs yang masih berdiri kokoh dan menyimpan cerita dari masa lalu.

Buat yang suka sejarah atau sekadar ingin jalan-jalan, destinasi ini bisa jadi pilihan menarik. Selain menikmati keindahan arsitektur kuno, pengalaman ini juga membawa kita lebih dekat dengan salah satu peradaban terbesar di Nusantara.

Exit mobile version