JNEWS – Di kawasan Taman Wijaya Kusuma, Jakarta Pusat, berdiri dua bangunan bersejarah yang letaknya berseberangan, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Kini keduanya terhubung lewat Terowongan Silaturahmi Istiqlal Katedral, sebuah jalur bawah tanah yang dibuat untuk memudahkan akses sekaligus memperkuat simbol toleransi antarumat beragama.
Sejak pertama kali diresmikan, terowongan ini tidak hanya jadi penghubung fisik, tapi juga ikon baru Jakarta. Banyak pengunjung datang bukan sekadar untuk melintas, tapi juga untuk melihat langsung bentuk nyata kerukunan beragama di Indonesia. Proyek ini menunjukkan bahwa toleransi bisa diwujudkan lewat hal konkret, dan tidak melulu lewat kata-kata.
Kisah di balik Pembangunan Terowongan Silaturahmi Istiqlal Katedral
Terowongan Silaturahmi Istiqlal Katedral adalah sebuah lorong yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta. Letaknya berada di halaman depan pintu Al Fattah, salah satu dari tujuh pintu utama Masjid Istiqlal. Pembangunan terowongan ini dimulai pada 20 Januari 2021 dan menjadi bagian dari upaya mempererat hubungan antarumat beragama di Indonesia.
Gagasan untuk membangun terowongan ini datang dari presiden ketujuh Indonesia, Joko Widodo. Ide itu muncul saat beliau meninjau proses renovasi Masjid Istiqlal pada 7 Februari 2020. Saat itu, digagas jalur bawah tanah yang bisa menjadi simbol persaudaraan dan toleransi antaragama. Lokasi antara Istiqlal dan Katedral memang sudah lama dikenal sebagai lambang kebhinekaan di jantung Kota Metropolitan ini.
Rencana ini disambut positif oleh pengelola kedua rumah ibadah. Baik pihak Masjid Istiqlal maupun Gereja Katedral sepakat bahwa terowongan ini akan memperkuat semangat persaudaraan yang dulu pernah digaungkan oleh Presiden Soekarno. Soekarno sendiri yang menetapkan posisi kedua bangunan itu saling berdampingan, sebagai pesan bahwa umat beragama di Indonesia bisa hidup berdampingan dengan damai.
Pembangunan Terowongan Silaturahmi Istiqlal Katedral dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), bersamaan dengan renovasi besar Masjid Istiqlal. Renovasi ini adalah yang pertama sejak masjid tersebut diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978.
Awalnya, sempat ada wacana untuk membuat jembatan penyeberangan atau jalan layang. Namun, karena pertimbangan keselamatan dan estetika, pilihan akhirnya jatuh pada terowongan bawah tanah.
Biaya pembangunan terowongan mencapai sekitar Rp40 miliar, dan menjadi bagian dari anggaran renovasi Masjid Istiqlal secara keseluruhan. Selain aspek struktur bangunan, proyek ini juga memperhatikan keselamatan lalu lintas di sekitar area.
Kini, Terowongan Silaturahmi Istiqlal Katedral ini bukan hanya sekadar penghubung fisik, tapi juga simbol nyata dari toleransi dan keharmonisan antarumat beragama di Indonesia.
Baca juga: 6 Fakta Menarik tentang Masjid Istiqlal yang Mungkin Belum Banyak Diketahui
Konsep Arsitektur dan Makna di baliknya
Desain Terowongan Silaturahmi Istiqlal Katedral dibuat dengan konsep modern yang penuh makna simbolis. Dari luar, desainnya tampak sederhana tapi elegan, menonjolkan kesan keterbukaan dan kebersamaan. Konsepnya bukan sekadar soal arsitektur, tapi juga tentang pesan perdamaian dan toleransi yang ingin disampaikan kepada setiap orang yang melintas di dalamnya.
Eksterior
Bagian eksterior terowongan menggunakan material kaca transparan. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Kaca memungkinkan pengunjung melihat keindahan arsitektur Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral dari dalam lorong.
Saat berjalan di dalamnya, pengunjung bisa merasakan harmoni dua tempat ibadah besar yang berbeda keyakinan tapi berdiri berdampingan dengan damai. Gaya modern yang digunakan juga memberi kesan bersih dan futuristik, seolah menggambarkan harapan baru akan hubungan antarumat beragama yang semakin terbuka dan saling menghargai.
Interior
Masuk ke bagian dalam, suasana terasa hangat dan penuh makna. Dindingnya dihiasi relief dan mural bergambar orang-orang yang saling bergandengan tangan. Lukisan sederhana ini menyampaikan pesan kuat tentang persaudaraan dan kerukunan tanpa perlu banyak kata.
Pilar-pilar marmer yang tersusun berulang, dipadukan dengan railing stainless, dirancang menyerupai bentuk jabat tangan yang tak terputus. Hal ini menjadi sebuah simbol silaturahmi yang abadi.
Motif garis melingkar di beberapa bagian lantai dan dinding juga menambah kesan filosofis, menggambarkan perjalanan menuju titik pencerahan dan kedamaian bersama.
Material yang digunakan pun tidak sembarangan. Marmer dipilih karena kesan mewah dan kokohnya, sementara railing stainless memberi tampilan modern dan bersih.
Setiap detail dirancang agar pengunjung merasa nyaman sekaligus terinspirasi. Di sepanjang lorong, terdapat pula galeri kecil berbentuk diorama yang menampilkan kisah dan pesan tentang toleransi antarumat beragama.
Desain interior ini membuat perjalanan pengunjung yang menembus terowongan terasa seperti refleksi singkat tentang arti hidup berdampingan dalam perbedaan.
Fasilitas
Selain indah secara visual, Terowongan Silaturahmi Istiqlal Katedral juga dirancang sangat fungsional. Akses masuknya dilengkapi dengan tangga manual dan lift untuk memudahkan semua pengunjung, termasuk lansia dan penyandang disabilitas.
Pencahayaannya menggunakan sistem modern dengan warna hangat, menciptakan suasana tenang dan damai, terutama saat malam hari. Di sekitar area juga disediakan taman kecil yang tertata rapi, memberi nuansa hijau dan sejuk bagi siapa pun yang datang. Tak lupa, tersedia area parkir bawah tanah yang bisa digunakan oleh jamaah dari kedua tempat ibadah, sehingga kenyamanan dan keteraturan tetap terjaga.
Semua fasilitas tersebut hadir demi memberikan kenyamanan bagi semua pengunjung. Setiap detailnya dirancang agar siapa saja yang datang bisa merasa aman dan diterima. Dari situ, makna persaudaraan yang diusung terowongan ini terasa semakin kuat.
Baca juga: 10 Tempat Terbaik untuk Menikmati Pemandangan City Light Jakarta
Secara keseluruhan, Terowongan Silaturahmi Istiqlal Katedral bukan hanya penghubung antara dua bangunan, tapi juga pengingat nyata tentang nilai persaudaraan dan kebersamaan di tengah perbedaan. Setiap elemen desainnya memiliki makna, dari kaca transparan yang melambangkan keterbukaan, hingga relief tangan yang menggambarkan eratnya hubungan antarumat.
Semuanya berpadu menjadi satu karya arsitektur yang bukan cuma indah dilihat, tapi juga menyentuh hati setiap orang yang melaluinya.
Bagaimana? Sudah sempat berkunjung dan merasakan sendiri pengalaman berjalan di dalam terowongan ini?
