Tips Junot untuk Cowok Berekspresi di Aplikasi Dating

Sumber : Instagram Herjunot Ali

Jadi cowok tuh harus kuat jangan cengeng.

Cowok kok pakai baju pink?

Pasti sering dengar ya dengan pelabelan tersebut. Stigma familiar seperti di atas enggak jarang malah jadi membatasi kaum cowok buat mengekspresikan diri lho!

Terlebih jika ada cowok yang ingin memulai hubungan melalui aplikasi kencan online. Pelabelan pun kerap terjadi di ranah ini.

Berita bagusnya, anak jaman sekarang menjadi melek akan hal ini dan ikut andil dalam pembahasan seputar ‘positive masculinity’.

Lalu, apa sih positive masculinity itu? Menurut Herjunot Ali, “Positive masculinity is when you embrace your vulnerability. Dia tahu lelaki seperti apa menggambarkan jati dirinya. Maskulinitas bukan dari seberapa besar ototnya.

BACA JUGA : 5 Rekomendasi Tempat Camping di Bogor yang Asoy

Biar enggak bingung, Junot berbagi tips buat cowok-cowok untuk menerapkan konsep positive masculinity. Agar para cowok enggak malu untuk jadi diri sendiri. Yuk, diintip!

Who am I, really?

Kadang cowok juga suka bingung maunya apa. Karena itu pertanyaan seperti “Siapa sih gue sebenarnya?” penting buat ditanyakan ke diri sendiri. Bagi Junot, setiap orang harus bisa menjadi pribadi yang authentic, termasuk para cowok. “It is a spiritual journey. Enggak bisa overnight langsung jadi. Lo harus bisa terima komen setiap orang sampai lo enggak peduli lagi,” kata Junot.

Relationship Expert Inez Kristanti menambahkan, “Kita perlu sadar apakah ketika kita sedang usaha untuk impress orang, ternyata kita menjadi kehilangan diri kita sendiri.”

Being authentic itu kunci ya guys!

Why am I still single?

Pertanyaan satu ini sering kali membuat kita emosional, tapi itu tergantung bagaimana kamu ingin meresponnya. “Single itu pilihan, enggak ada salahnya kok. Yang penting happy dan enggak ngerepotin orang lain!” respons Junot.

Menurut Inez, singlehood itu memang pilihan setiap orang dan itu tergantung dari alasan serta tujuan masing-masing. “Ada yang memilih untuk berpasangan, ada juga yang enjoy being single,” tambah Inez.

BACA JUGA : Harga Tiket Masuk Ranca Upas Terbaru Februari 2021

Apa ekspektasi gue?

Pertanyaan yang cukup berat. Tapi enggak susah untuk dijawab, kalau sudah tahu alasan apa hingga memilih single. Menurut Inez, di dalam suatu hubungan itu kita lebih baik punya ekspektasi yang realistis.

“Penting loh untuk kita punya ekspektasi tertentu dalam hubungan, misalnya ekspektasi bahwa kita akan dihargai dan diperlakukan dengan hormat oleh dia. Jadi yang dimaksudkan ekspektasi di sini adalah ekspektasi yang realistis,” jelas Inez.

Junot juga menambahkan nih, katanya jangan memberikan harapan palsu kalau memang kita tidak mencari sesuatu yang serius, kaya pacaran! Kamu bisa bilang “I’m just looking for a cup of coffee, mate.”

Tapi menurut Junot, ekspektasi itu bisa berubah dengan berjalannya waktu. Misal setelah kamu match dan kamu ngobrol sama dia, eh ternyata banyak topik yang asik kalian obrolin, berarti kamu bisa jadi cocok sama dia!

Apakah kita saling membuat nyaman?

Enggak gampang bisa sama-sama menjadi nyaman di sebuah hubungan. Tetapi hal ini yang paling dicari setiap orang, seperti yang tertulis di beberapa bio: “Boleh bagi nomor kalo sudah asik dan nyaman” atau “Tidak perlu yang neko-neko, cukup membuat nyaman dan berkesan”.

Menurut Junot, kita akan merasa cocok sama orang yang satu frekuensi baik dari pemikirannya, hobinya, dan humornya! Satu hal penting yang harus kamu pahami juga, kita harus bisa menjadi nyaman dengan diri sendiri, sebelum kamu bisa membuat orang lain nyaman.

BACA JUGA : Adaptasi Hingga Pilihan Jasa Kurir yang Tepat Penting dalam New Normal

Inez juga menambahkan, “We need to learn how to listen. Kuncinya adalah komunikasi karena perasaan nyaman akan timbul saat bisa ngobrol dengan saling menghormati.”

Kita cocok enggak sih?

This can be a deal breaker atau deal maker! Menurut Junot dan Inez, kita enggak bisa tahu apakah kita cocok dengan match kita secepat itu. “Iya! Enggak mungkin secepat itu lah. Kan kita harus realistis, pelan-pelan semakin mengenal,” tegas Inez.

Seperti seorang big brother, Junot berpesan untuk segera tinggalkan situasi yang terasa toxic. “Pertama kali ketemu, pasti menarik. Tapi setiap orang punya rahasia dan saat perlahan-lahan mulai kelihatan, apakah lo sanggup?”, kata Junot.

Buat kalian yang sedang embrace singlehood, aktif di online dating app seperti Tinder merupakan kesempatan emas. Enggak ada salahnya memperluas pertemanan kalian sambil swipe right untuk bertemu match yang berpotensi. Jangan lupa juga untuk memulai pembicaraan dengan hal-hal menarik.

Semoga dengan adanya pertanyaan-pertanyaan ini, kamu bisa tetap menjadi diri kamu dan enggak menjadi insecure lagi saat berkenalan dengan orang baru di Tinder ataupun di platform lainnya. Keep swiping, boys!

Exit mobile version