Tips Membangun Startup ala Direktur Digital Telkom

Tips Membangun Startup – Berkembangnya teknologi digital juga berbanding lurus dengan kemunculan startup. Dalam beberapa tahun belakang kita bisa lihat sejumlah orang berbondong-bondong membangun startup dengan model bisnis yang beragam, mulai dari di bidang edukasi, kesehatan, transportasi, dan lain-lain.

Seperti yang dipaparkan oleh Direktur Digital Telkom Muhammad Fajrin Rasyid dalam sebuah event virtual bertajuk “The NextDev Talent Scouting 2020”, bahwa ekonomi digital di Indonesia saat ini masih tumbuh pesat. Dari data yang dipaparkan oleh Fajrin, ekonomi digital di Indonesia di tahun 2020 menyumbang kontribusi 3% dari produk domestik bruto (PDB) atau senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 621,035 triliun.

Angka ini diprediksi akan terus tumbuh tiga kali lipat di tahun 2025, yakni sekitar USD 124 miliar atau senilai Rp 1.749 triliun. Maka dari itu, dengan ekonomi digital yang terus tumbu, hal ini menjadi momentum bagi mereka yang ingin mendirikan sebuah startup. Lantas apa saja sih tips membangun startup ala Fajrin?

Baca Juga: Gandeng Wahyoo, Kemenkop UKM Dorong Digitalisasi Warteg

Tips Membangun Startup

1. Bikin Startup Digital

Nah, selain ekonomi digital yang tinggi, Indonesia juga memiliki bonus demografi, di mana seperempat dari total populasi di Indonesia atau sekitar 63,5 juta penduduk merupakan kaum millenial yang melek teknologi atau dikenal dengan istilah tech savvy. Adapun seperempat dari populasi penduduk Indonesia yang tech savvy tadi berada di rentang usia 21 sampai 36 tahun.

“Sehingga ini menjadi salah satu potensi buat teman-teman yang ingin mengembangkan startup atau bisnis, maka antara harus di bidang digital atau setidaknya memanfaatkan platform digital dalam mengembangkan bisnisnya supaya dapat menjangkau demografi yang besar sekali ini,” ujar mantan pendiri Bukalapak ini dalam sesi bincang-bincang.

2. Adaptasi Terhadap Perubahan Industri

Dalam membangun startup, lanjutnya, adaptasi merupakan salah satu hal yang penting. Jangan sampai mereka yang ingin membangun startup terjebal dalam model bisnis yang lama.

Seperti diketahui, saat ini dunia sudah mulai berjalan di Industri 4.0 dan bahkan akan memasuki era revolusi Industri 5.0. Dengan adanya pergeseran revolusi industri yang berjalan cepat ini, tentu bagi mereka yang ingin menjalankan statup harus siap dan mengejar perjalanan industri tersebut.

3. Perusahaan Harus Memiliki Purpose (Tujuan)

Tips membangun startup Direktur Digital Telkom

Berikutnya menurut Fajrin saat ini adalah era di mana perusahaan memiliki Purpose atau tujuan. Dalam perjalan waktu, perusahaan memiliki prioritas yang berubah-ubah, dimulai dari hanya memprioritaskan produk dan layanan, solusi, kepuasaan konsumen, hingga membangun hubungan baik atau ikatan dengan pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya.

“Dengan Purpose Centric, perusahaan tidak hanya mengembangkan bisnis untuk memenuhi kebutuhan customer tertentu, tapi apa sih yang mendasari mengapa perusahaan itu harus ada? Mengapa kita harus membangun perusahaan. Ini yang menjadi tren karena ini kemudian dapat melahirkan visi dan misi, serta strategi yang tepat,” paparnya.

Fajrin pun lalu melanjutkan dengan memberikan contoh perusahaan-perusahaan besar yang memiliki prioritas Purpose Centric, salah satunya adalah Google. Sebagai perusahaan teknologi raksasa saat ini, Google memiliki Purpose untuk bisa mengorganisasi informasi dunia dan membuatnya bisa diakses secara universal dan bermanfaat. Berawal dari situ, maka kemudian lahir lah produk-produk Google lainnya.

“Secara statistik, perusahaan yang memiliki Purpose yang baik atau tinggi itu punya potensi atau bahkan punya hasil yang lebih tinggi dari rata-rata di pasar saham,” tambah Fajrin.

Baca Juga: Biar Tak Salah, UMKM Wajib Tahu Tren Digital Marketing 2021

Keuntungan Purpose Centric Bagi Perusahaan

Hal berikutnya yang dipaparkan oleh Fajrin terkait Purpose adalah keuntungan yang didapat oleh startup atau perusahaan ketika mengaplikasikan hal tersebut. Keuntungan pertama yang didapat adalah membantu dalam membuat tim.

Sebagaimana yang diutarakan oleh Fajrin, drinya mengaku banyak mendapat keluhan dari beberapa pendiri startup yang kesulitan dalam mencari tim. Kesulitan tersebut biasanya datang dari persaingan dengan startup yang lebih besar yang menawarkan penghasilan lebih tinggi.

“Ya susah kalau bersaing dengan startup unicorn yang mungkin menawarkan gaji tinggi. Tapi, kalau kamu punya Purpose dalam startup, mungkin akan ada orang-orang yang tertarik untuk bergabung. Memang tidak semua orang-orang memiliki Purpose yang sama, tapi paling tidak ada Purpose yang sama di antara orang-orang itu,” jelasnya.

Yang berikutnya adalah membantu dalam mendatangkan konsumen. Karena mungkin dengan Purpose yang sama, konsumen tersebut akan tertarik untuk menggunakan produk atau jasa yang kamu tawarkan. Sehingga, bukan hanya bicara mengenai moral atai sosial, tapi pada akhirnya hal ini akan baik bagi bisnis dan pemangku kepentingan.

Baca Juga: Jurus JNE Fasilitasi UMKM Melek Digital

Exit mobile version