Di penghujung 2022, JNE menggelar pengajian dua bulanan dengan menghadirkan penceramah Syekh Fikri Thoriq. Adapun tema tausiyah yang dibahas adalah ‘Mengejar Berkah.’
Pengajian dua bulanan yang terakhir di tahun 2022 ini digelar secara hybrid dari ballroom lantai 7, JNE Tomang 11, Jakarta Barat, Kamis (15/12/2022). Ratusan karyawan JNE hadir dalam pengajian baik secara offline maupun online di berbagai kantor cabang.
Dalam ceramahnya, Syekh Fikri mengungkapkan bahwa keberkahan berasal dari kata al barokah, yang bermakna bertambahnya kebaikan. “Awal katanya barokah, yang juga berarti bertambahnya sesuatu, namun keberkahan jangan dimaknai dengan bertambahnya harta semata seperti yang selama ini lazim diucapkan dan dipahami orang awam,” ungkapnya.
“Bila sesuatu ingin bertambah dan menjadi berkah maka jangan sekali-kali mengeluh. Seperti halnya Nabi Adam AS pertama kali diciptakan oleh Allah SWT, yang juga dihadiri oleh para malaikat yang saat itu malaikat mengucapkan Alhamdulillah, sehingga ucapan tersebut langsung ditiru oleh Nabi Adam AS, sebagai ucapan pertama yang diucapkan oleh manusia, yaitu Alhamdulillah,” tambah Syekh Fikri.
Jika ingin disayang oleh Allah SWT, lanjutnya, maka harus selalu mengucapkan Alhamdulillah, sehingga segala sesuatu kebaikan harus diakhiri dengan ucapan Alhamdulillah jika ingin mendapatkan keberkahan.
“Kita bekerja di JNE harus terus bekerja keras dan harus bersyukur, di antaranya dengan mengucap Alhamdulillah, karena di luar sana masih banyak orang yang tidak mempunyai pekerjaan, atau sedang mengalami PHK. Jangan sekali-kali ada kata mengeluh, harus senantiasa bersyukur, agar Allah tidak mencabut nikmat yang diberikan ke kita,” jelasnya.
Keberkahan juga akan didapat dengan bersedekah atau berbuat baik kepada orang lain. Sedekah jangan menunggu kaya atau materi melimpah, dan yang punya nilai kebaikan tinggi bersedekah dikala ada keterbatasan.
“JNE dan para pimpinannya selalu bersedekah, bahkan sudah menjadi budaya maka para karyawannya harus mengikutinya, agar bukan hanya perusahaan JNE dan para pemimpinnya yang mendapat keberkahan namun juga menular kepada para karyawannya,” jelas Syekh Fikri.
Sedekah lawannya adalah pelit, di mana orang yang pelit akan menjauhkan diri dari keberkahan, bahkan pelit itu bisa mencelakakan. Banyak kisah yang termuat dalam Al Quran maupun hadist yang menggambarkan orang-orang terdahulu yang mempunyai sifat pelit dan sombong, sehingga kemudian mendapat adzab dari Allah SWT.
“Berbuat baik ataupun sedekah tidak harus menunggu kaya, tetapi lakukan sedekah dan kabaikan lainnya meski saat berada dalam keterbatasan. Saya salut dengan JNE dan para pimpinannya yang secara konsisten, terus menyantuni anak yatim, para tuna netra dan fakir miskin. Saya yakin JNE akan terus mendapatkan keberkahan,” tutup Syekh Fikri. *