Pandemi membawa dampak besar bagi dunia bisnis, khususnya di kalangan pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM). Tak sedikit yang terdampak, namun tak sedikit pula yang tetap bertahan.
Pelaku UMKM yang mampu bertahan selama pandemi mengoptimalkan kehadiran teknologi digital untuk dapat menjangkau dan memperluas konsumennya.
Laporan e-Conomy yang dilakukan Google, Temasek, dan Bain and Company, terdapat 21 juta konsumen digital baru selama pandemi pada tahun 2020 dan paruh pertama tahun 2021.
Baca juga: Agar Lebih Dipercaya Ajukan Pinjaman, UMKM Disarankan Gunakan QRIS
Para konsumen digital baru ini diprediksi akan menetap, di mana 96% konsumen saat ini telah menggunakan layanan digital dan 99% konsumen berencana akan terus menggunakan layanan digital.
Keadaan ini menjadi peluang yang baik bagi para pelaku UMKM untuk mengoptimalkan kehadiran mereka secara online dalam menjangkau konsumen.
Salah satu pelaku UMKM yang menyadari pentingnya kehadiran secara online dalam menjalani bisnisnya adalah pemilik Dade Craft, Nindya Putri. Usaha yang dirintis pada tahun 2015 dan menyediakan berbagai produk berbahan tekstil, mulai dari pelindung sofa, sprei, selimut, gorden, macrame, hingga tas, yang juga dibuat sesuai dengan pesanan konsumen.
“Awalnya saya hanya membuat pelindung sofa untuk kebutuhan pribadi karena saya memiliki alergi terhadap debu. Saya meminjam alat jahit dari rekan saya untuk membuat sendiri berbagai produk yang saya perlukan.” cerita Nindya.
Ternyata tetangga Nindya tertarik dengan produk hasil buatannya. Bahkan ia pula yang menjadi pelanggan pertama Nindya. Dari sini pesanan mulai banyak diterima dari orang-orang sekitar Nindya.
“Saya pun memulai Dade Craft dengan langsung membuat akun di platform marketplace dan mempromosikannya melalui media sosial.” lanjut perempuan berusia 34 tahun ini.
Saat ini, sebagian besar penjualan Dade Craft berasal dari transaksi online. Untuk mengembangkan usahanya, Nindya terus belajar dalam mengembangkan kemampuan bisnis dan keterampilan digitalnya dengan bergabung di komunitas seperti Wirausaha Baru Depok maupun mengikuti berbagai pelatihan digital, salah satunya Women Will dan Gapura Digital.
“Saya mengetahui Gapura Digital dan Women Will dari teman saya dan telah mengikuti lebih dari 10 kali kelas pelatihan. Di sini saya mempelajari beragam topik yang memberikan banyak dampak positif bagi diri saya pribadi dan juga bisnis yang saya kelola,” sambungnya.
Baca juga: Tips Dasar Memulai Bisnis Online yang Terbukti Moncer
Dari sini Nindya mulai mengenal berbagai alat Google yang dapat mendukung usahanya. Ia pun tertarik untuk mempelajarinya karena kebanyakan alat-alat Google tersebut gratis.
Setelah mengikuti pelatihan ini, Nindya mendaftarkan akun Profil Bisnis Dade Craft dan mulai menggunakan YouTube dan Search sebagai media pembelajaran untuk mencari berbagai referensi dan inspirasi tentang dekorasi rumah.
Dia juga mulai menggunakan Spreadsheet yang sangat membantu dalam mencatat inventaris usahanya. Ia pun tertarik untuk mempelajari Google Analytics yang dapat membantunya menganalisis dari mana para pelanggannya berasal.
Hadir secara online juga mendorong Nindya untuk beradaptasi dengan pembayaran digital. Awalnya, Nindya hanya menerima pembayaran melalui transfer bank.
Namun, sejak banyak pilihan e-wallet yang hadir di Indonesia, semakin banyak juga pelanggan yang meminta melakukan pembayaran melalui dompet digital. Laporan e–Conomy SEA 2021 menunjukkan layanan keuangan digital juga menjadi sektor pendukung yang penting bagi penjual digital di mana 98% di antaranya kini menerima pembayaran digital.
“Kehadiran e-wallet telah memudahkan transaksi para pelanggan saya, mereka tidak perlu pergi ke bank ataupun ATM, cukup mengirimkan uang melalui ponsel dan saya bisa langsung memeriksa transaksi tersebut,”
“Ini membuat kepercayaan konsumen kepada saya ikut meningkat karena proses transaksi lebih cepat. Sejak menerima pembayaran dengan e-wallet, pelanggan saya meningkat sebanyak 25% dan pendapatan saya juga meningkat sebesar 35%.” sambung Nindya.
Telah hadir secara online jauh sebelum pandemi melanda membuat Dade Craft lebih siap dan mampu bertahan selama pandemi, bahkan dapat melihat peluang untuk meningkatkan penjualannya.
Di laporan e–Conomy SEA 2021 terlihat bahwa 28% penjual digital di Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak akan bertahan selama pandemi jika bukan karena platform digital, dan Dade Craft adalah salah satunya.
“Karena saya sudah memulai bisnis secara online sebelum pandemi Covid-19 melanda, saya bisa berkata saat ini saya beradaptasi dengan tren pelanggan, terutama untuk produk yang mereka cari. Saya perlu berpikir lebih inovatif untuk memenuhi permintaan pelanggan,” begitu Nindya beralasan.
“Saya juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan diri dengan menghadiri lebih banyak pelatihan dan webinar yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta yang membantu pelaku UMKM menghadapi pandemi COVID-19.”
Baca juga: BLT UMKM Rp 2,4 Juta Dikabarkan Siap Turun Bulan Ini
Nindya mengaku ia akan mengembangkan solusi digital dalam bisnisnya. Menurutnya, solusi digital membantunya dalam banyak hal karena membuat kehidupannya lebih mudah, efisien, dan efektif.
“Saya akan melihat bagaimana tren di masa depan dan pasti akan mengikuti tren tersebut untuk meningkatkan traffic dan mengembangkan bisnis saya. Jika saat ini profit Dade Craft berkisar lima sampai sepuluh juta per bulan, saya berharap dalam lima tahun ke depan dapat meningkatkan profit setidaknya menjadi seratus juta per bulan sehingga dapat mempekerjakan lebih banyak orang untuk membantu usaha saya,” tutup Nindya.