Wujudkan Mimpi Mariah Rosse, JNE Bantu Reparasi Motor Difabel Miliknya

Mariah Rosse dengan motor roda 3 yang sudah direparasi sehingga dapat menunjang aktivitas keseharian dan aktivitas sosialnya.

Pegiat literasi RIMBA Rindu Membangun Papua, yang juga berprofesi sebagai atlet difabel cabang panahan, Mariah Rosse Lewuk, mengapresiasi JNE yang telah memberikan donasi untuk mereparasi motor difabelnya, sehingga motor tersebut kini sangat berguna untuk menunjang aktivitas keseharian dan aksi sosialnya.

Mariah Rosse Lewuk yang pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua 2021, November 2021 silam, ikut bertanding mewakili tim Papua dan mendapat dukungan dari JNE merasa bangga dan mengapresiasi JNE yang telah memberikan donasi untuk reparasi motor difabelnya.

“Tidak menyangka bahwa JNE akan memberikan donasi untuk reparasi motor, padahal waktu itu saya sudah mengajukan permohonan ke berbagai pihak dan instansi. Doa saya dikabulkan Tuhan melalui jalan JNE,” ujar Mariah, saat berbincang dengan JNEWS, Selasa (8/2/2022).

Pemilik nama asli Maria Roslinde Minis ini mengukapkan, dirinya  menjadi teringat chat dengan Kang Maman Suherman tentang keinginannya, di mana kala itu motornya sudah 3 bulan ada di bengkel karena terkendala dengan dana redesain.

Bapak Umar Operasional JNE Manokwari menyerahkan donasi kepada Maria Rose

“Tuhan menjawab doa saya. Akhirnya bantuan dari JNE datang, motor bisa dikeluarkan dari bengkel, karena menjadi akses satu-satunya untuk pergi ke tempat kerja melakukan kegiatan di luar rumah. Dengan motor roda tiga tersebut, saya keliling kota Manokwari berbagi buku dari satu taman bacaan ke taman bacaan yang sangat membutuhkan,” kenangnya.

Mariah sendiri menyandang difabel pada bagian kaki sejak usia 3 tahun. “Saya lahir normal. Namun saat menginjak usia 3 tahun, ayah saya seorang guru bertugas di pedalaman  NTT tepatnya di Maumere. Saat itu saya demam tinggi kemudian disuntik bukan sembuh malah menjadi kejang-kejang. Karena rumah sakit yang jauh, akses jalan yang belum bagus, bisa ditempuh 3 hari dengan berjalan kaki menuju ke rumah sakit, akhirnya dokter mendiagnosa kalau saya terkena polio,” ucap wanita yang mempunyai hobi menulis puisi, cerpen dan pengagum presiden pertama RI Soekarno ini.

Adapun aktivitas sekarang yang dijalaninya adalah menyelesaikan buku antologi tunggal kumpulan puisi ketiga dengan tema ‘Perempuan’ setelah buku pertama berjudul  ‘Setsa Rindu’  dan buku kedua dengan judul ‘The Silent Women.’

Selain itu, ia juga aktif di komunitas literasi RIMBA Rindu Membangun Papua, sebuah komunitas yang bergerak di bidang sastra, membaca, menulis puisi dan cerpen, dengan  tema yang diangkat mengenai kearifan lokal, pendidikan, perempuan dan kebudayaan Papua.

Aktivitas sosial lainnya adalah membuka simpul pustaka dengan berbagi buku, yang sebagian di antaranya telah dikirim melalui JNE. “Tahun lalu sebetulnya ada rencana menulis biografi tentang disabilitas yang memberi inspirasi di Papua Barat, namun sempat terhalang karena saya fokus berlatih untuk mengikuti Peparnas XVI Papua,” ujar Mariah Rosse.

“Saya juga terus berlatih panahan untuk mengikuti event daerah dan nasional, yaitu Pekan Peparnas 2024 di Aceh nanti. Terima kasih JNE, semoga JNE semakin jaya. Terus terbanglah bagai burung Cendrawasih ke langit biru hingga sayap-sayapmu mengindahkan mata yang memandang dan tetaplah menjadi mitra untuk penyandang disabilitas,” tutup Mariah, yang sekarang menetap di Manokwari, Papua Barat ini. *

Baca juga : Cosmo JNE FC Bertengger di Papan Atas Liga Futsal Profesional Indonesia 2021

Exit mobile version