JNEWS – Di Jakarta berwisata atau ziarah religi ke masjid di bulan Ramadan merupakan salah satu pilihan tepat, karena ada banyak masjid – selain sebagai tempat ibadah – juga menyimpan kisah sejarah para pendirinya dalam menyiarkan agama Islam. Misalnya, Masjid Luar Batang.
Hal di atas dilakukan oleh beberapa karyawan JNE beberapa waktu lalu, yang berkunjung ke Masjid Keramat Luar Batang dan masjid-masjid bersejarah lainnya. Masjid Luar Batang sendiri merupakan salah satu obyek wisata edukasi relegius bernilai sejarah yang berlokasi di Jalan Luar Batang V No. 1, Jakarta Utara.
“Saat berkunjung ke Masjid Luar Batang terasa menyejukkan, membuat hati lebih tenang dan ibadah terasa lebih khusuk. Bersama rekan-rekan kerja di JNE, ini ziarah pertama saya ke sana. Rasanya berkesan dan lain waktu saya mau berkunjung ke Masjid Luar Batang lagi,” ujar Arifin, salah satu karyawan JNE yang berkunjung ke Masjid Luar Batang.
Bagi umat Muslim berkunjung ke Masjid Keramat Luar Batang bukan hanya sekedar untuk menunaikan ibadah salat dan ibadah-ibadah lainnya, namun bisa berziarah ke makam Habib Husein, kemudian napak tilas perjuangannya dalam berdakwah menyiarkan agama Islam khususnya di Batavia (Jakarta).
Al Habib Husein bin Abubakar Abdillah Al Adyrus merupakan seorang ulama kharismatik ternama yang berasal dan lahir di Hadramaut, Yaman Selatan. Sejak muda ia sudah melakukan penjelajahan dan menyebarkan Islam ke Gujarat di India, sebelum akhirnya hijrah ke Batavia di tahun 1736 M.
Baca juga: JNE Bogor Berbagi Bekal Ramadan untuk 11 Panti Asuhan
Di Batavia aktivitasnya mengajarkan agama kepada banyak orang membuat penguasa VOC kala itu was-was dengan pengaruh Habib Husein yang mulai banyak pengikutnya. Rasa was-was akan terjadi pemberontakan diakhiri dengan penangkapan Habib Husein. Namun, Belanda kemudian melepaskannya. Gubernur Batavia kala itu memberi uang dan sebidang tanah untuk meredam kemarahan Habib Husein dan demi menjaga hubungan baiknya. Namun oleh Habib Husein uang itu dibuang ke laut.
Sedangkan tanahnya dijadikan lahan untuk membuat surau yang berdiri sejak tahun 1739 dan digunakan untuk kepentingan dakwah. Kini surau tersebut berubah menjadi masjid yang hingga sekarang dikenal sebagai Masjid Keramat Luar Batang yang selalu banyak dikunjungi peziarah.
Nama ‘Luar Batang’, konon menurut kisahnya diyakini berasal dari sebuah peristiwa di luar nalar yang terjadi kala itu. Ketika Habib Husein wafat pada 17 Ramadhan 1169 H atau tepatnya 24 Juli 1756 M, menurut peraturan yang berlaku pada saat itu harus dimakamkan di pemakaman yang berada di Tanah Abang. Namun pada saat iring-iringan berjalan, jasad Habib Husein tiba-tiba menghilang dan kemudian ditemukan di perkampungan tempat yang ia bangun. Dari kisah itulah secara turun-temurun orang menyebutnya dan mengenalnya dengan sebutan ‘Luar Batang’.
Kini makam Habib Husein dapat ditemukan di lingkungan masjid berdampingan dengan makam muridnya yang keturunan Tionghoa. Baik masjid maupun makamnya setiap tahunnya diziarahi oleh ribuan orang baik dari dalam negeri maupun dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. *
Baca juga: Panduan Lengkap Cara Menghitung Zakat Fitrah untuk Pemula