Heboh kasus penyebaran penyakit leptospirosis di Jawa Timur (Jatim) yang menurut data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim telah mencapai angka 249 kasus hingga Maret 2023. Dari 249 orang yang terjangkit, sembilan orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Leptospirosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri leptospira. Bakteri ini tersebar di seluruh dunia dan dapat ditemukan di air atau tanah yang terkontaminasi oleh urine hewan yang terinfeksi, terutama tikus.
Manusia dapat terinfeksi melalui kontak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi atau melalui air atau tanah yang terkontaminasi.
Baca Juga: Dampak Buruk Anak Kurang Tidur, Nomor 5 Bahaya
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebut bahwa kasus leptospirosis yang terjadi pada 2023 ini sudah mengkhawatirkan, karena angkanya sudah melebihi dari kasus yang terjadi sepanjang 2022.
Berikut ini adalah sebaran kasus leptospirosis di Jatim:
- Kabupaten Pacitan – 204 kasus, 6 kematian
- Kabupaten Probolinggo – 3 kasus, 2 kematian
- Kabupaten Gresik – 3 kasus
- Kabupaten Lumajang – 8 kasus
- Kota Probolinggo – 5 kasus, 1 kematian
- Kabupaten Sampang – 22 kasus
- Kabupaten Tulungagung – 4 kasus
Gejala leptospirosis
Gejala leptospirosis dapat bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada tingkat keparahan infeksi. Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala sama sekali. Berikut ini adalah gejala umum yang mungkin muncul pada orang yang terinfeksi leptospirosis antara lain:
- Demam tinggi, yang dapat berlangsung selama beberapa hari.
- Sakit kepala yang parah dan nyeri otot.
- Mual, muntah dan diare.
- Ruam kulit atau bintik-bintik merah pada kulit.
- Nyeri perut atau sakit tenggorokan.
- Pembengkakan pada kaki, tangan atau wajah.
- Kekakuan otot atau kram otot.
- Gangguan fungsi hati, termasuk kuning pada kulit dan mata.
- Gangguan fungsi ginjal, termasuk produksi urin yang sedikit.
- Batuk, kesulitan bernapas atau nyeri dada.
Baca Juga: Waspada Bahaya Penyakit yang Mengancam di Balik Banjir
Penyakit leptospirosis ini sebaiknya jangan disepelekan. Bahkan jika penderita mengalami infeksi yang cukup berat, bisa menyebabkan komplikasi, seperti:
- Meningitis (radang selaput otak).
- Perdarahan.
- Gangguan ginjal, hati dan jantung.
- Meningkatkan risiko kerusakan pada organ tubuh dan bahkan kematian.
Cara mencegah leptospirosis
Jika tidak diobati, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan organ dalam tubuh dan bahkan dapat menjadi fatal. Karenanya, berikut ini adalah cara mencegah leptospirosis, dihimpun dari berbagai sumber:
- Hindari kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi oleh urine hewan yang terinfeksi, terutama tikus. Gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan atau sepatu bot saat beraktivitas di lingkungan yang terkontaminasi.
- Jangan berenang atau bermain di air yang terkontaminasi oleh urine hewan yang terinfeksi.
- Cuci tangan dengan sabun dan air setelah beraktivitas di lingkungan yang terkontaminasi.
- Pastikan sanitasi lingkungan yang baik dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar, serta membuang sampah dengan benar.
- Hindari kontak dengan hewan yang terinfeksi leptospirosis, terutama tikus.
- Berikan vaksinasi pada hewan peliharaan untuk mencegah penyebaran penyakit.
- Gunakan obat tikus untuk mengontrol populasi tikus di lingkungan sekitar.
Selain itu, jika kamu tinggal atau bekerja di daerah yang memiliki risiko tinggi terinfeksi leptospirosis, seperti daerah pedesaan atau perkotaan dengan sanitasi yang buruk, sebaiknya menggunakan alat pelindung diri seperti sepatu bot, sarung tangan, dan masker saat beraktivitas di lingkungan yang terkontaminasi.