“Kak, bisa review produk kami, Kak?”
Pesan itu datang tiba-tiba di kotak masuk instagram-ku dari sebuah brand. Kala itu, aku sedang tiduran sembari scrolling lini masa. Ibarat oasis di tengah gurun yang gersang, aku langsung beranjak dan dengan cepat mengetik, “Ya.”
Sebagai seorang konten kreator, era pandemi seperti saat ini bikin kepala cukup pusing. Beberapa kontrak kerja yang kebanyakan offline terpaksa dibatalkan. Tidak ada lagi acara atau event yang biasa kukunjungi. Semua hilang di telan pandemi.
Satu-satunya cara bagiku untuk bertahan adalah menerima berbagai penawaran lewat online. Selama ini, aku memang menerima permintaan beragam pihak yang ingin aku mengulas produk dari mereka, entah makanan hingga gawai. Ulasan itu kemudian aku tulis lewat blog dan media sosial. Dan sekarang cara inilah yang jadi penyelamat bagiku di masa-masa kelam.
Baca Juga : Kurir Teladan dari JNE Hub Garuda, Selalu Datang Shubuh dan Sukses Delivery Tertinggi
Alhasil, ketika mendapat pesan seperti itu, mau tidak mau langsung aku iyakan. Kapan lagi dapat rezeki seperti ini, kan? Meski awalnya aku sama sekali tidak tahu produk seperti apa yang akan aku ulas pun dengan kondisinya, yang penting ‘hajar’ saja.
Akan tetapi, pesan selanjutnya bikin aku terdiam.
“Tapi, Kak, kami minta ulasannya tayang hari Jumat, ya. Barang nanti segera kami kirimkan. Biar bisa barengan sama launching-nya.”
Wait a minute. Hari ketika aku menerima pesan itu adalah hari Minggu pagi. Hitungan kasarku, aku membutuhkan waktu kurang lebih dua hari untuk menjajal produk yang diberi. Belum lagi untuk menulis ulasannya. Foto-foto produk juga jangan ditanya. Range kerjaku itu biasanya lima hari setelah barang kuterima. Dan kalau pihak brand baru mengirim hari Senin, aku sangsi akan selesai tepat waktu.
Baca Juga : Herdiansyah, Kurir Teladan Dari JNE HUB Poglar
Bukannya apa, sih. Sejujurnya, rumahku memiliki ‘keadaan khusus’ yang kadang bikin para kurir enggan merapat: nama jalannya yang serupa dengan sebuah daerah di sekitaran Jambi sementara aku di Palembang. Paket-paket yang seharusnya terkirim ke rumah sering kali salah alamat. Imbasnya pekerjaanku sering sekali terhambat. Setelah berpikir lama, aku pun mulai membalas…
“Baik. Tapi bisakah barangnya dikirim secepatnya? Biar bisa cepat mengerjakannya.”
Tak lama menanti, mereka menyanggupi.