JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Hari Kopi Nasional: Perjalanan Kopi dari Petani ke Cangkir

by Penulis Konten
10 March 2025
Share on FacebookShare on Twitter

JNEWS – Hari Kopi Nasional dirayakan setiap 11 Maret untuk menghargai kenikmatan kopi, juga perannya dalam budaya dan perekonomian Indonesia. Peringatan ini pertama kali diselenggarakan pada 2018 oleh Dewan Kopi Indonesia (DEKOPI) dan berbagai pemangku kepentingan industri kopi. ​

Sejarah kopi di Indonesia dimulai pada 1696 ketika kopi pertama kali diperkenalkan oleh Belanda melalui Malabar, India. Sejak itu, kopi berkembang menjadi komoditas penting yang mengangkat nama Indonesia di kancah internasional. Perjalanan panjang kopi dari biji hingga cangkir melibatkan dedikasi para petani, pengolah, dan penikmat kopi di seluruh negeri.

Peringati Hari Kopi Nasional dengan Menelusuri Perjalanan Kopi

Untuk merayakan Hari Kopi Nasional, mari kenali lebih dalam bagaimana kopi melewati berbagai tahap sebelum tersaji dalam cangkir.

Hari Kopi Nasional: dari Petani ke Cangkir

1. Penanaman

Kopi tumbuh di daerah beriklim tropis dengan ketinggian antara 600 hingga 2.000 mdpl. Semakin tinggi lokasinya, biasanya semakin kompleks cita rasa kopi yang dihasilkan.

Petani menanam kopi dari biji atau bibit kecil yang kemudian tumbuh menjadi pohon setinggi sekitar 2–4 meter. Tanaman kopi mulai berbuah setelah 3–4 tahun, tergantung varietas dan kondisi tanah. Buah kopi, yang disebut cherry, berwarna hijau saat muda dan berubah menjadi merah saat matang. Faktor seperti curah hujan, sinar matahari, dan perawatan tanaman sangat mempengaruhi hasil panen.

Indonesia memiliki banyak daerah penghasil kopi berkualitas tinggi karena kondisi geografis yang mendukung. Tak heran jika Hari Kopi Nasional menjadi momen untuk merayakan keberagaman kopi dari berbagai wilayah. Beberapa daerah yang paling terkenal untuk menanam kopi antara lain:

  • Gayo, Aceh. Dikenal dengan kopi Arabika Gayo yang memiliki rasa kompleks, keasaman seimbang, dan aroma khas rempah. Kopi dari daerah ini banyak diekspor ke luar negeri.
  • Kintamani, Bali. Kopi Arabika dari Kintamani memiliki rasa yang unik dengan sentuhan buah-buahan dan tingkat keasaman yang lebih lembut, karena ditanam di dataran tinggi dengan sistem pertanian organik.
  • Toraja, Sulawesi Selatan. Kopi Toraja terkenal dengan rasa earthy yang khas, body yang kuat, dan keasaman rendah, sehingga banyak digemari pencinta kopi premium.
  • Lintong, Sumatra Utara. Kopi dari daerah ini sering disebut Lintong Coffee, memiliki rasa yang kaya dengan sentuhan herbal dan rempah, serta tekstur yang halus.
  • Flores, Nusa Tenggara Timur. Kopi Arabika Flores memiliki cita rasa manis dengan aroma cokelat dan karamel, karena ditanam di tanah vulkanik yang subur.
  • Java Ijen, Jawa Timur. Kopi dari kawasan Gunung Ijen dikenal dengan rasa strong dan sedikit smoky, khas dari kopi yang diproses dengan metode wet-hulled (giling basah).

Setiap daerah ini memiliki karakteristik kopi yang unik, dipengaruhi oleh ketinggian, jenis tanah, serta metode pengolahan yang digunakan.

Baca juga: 9 Jenis Kopi Populer Asli Indonesia yang Mendunia

2. Panen

Panen kopi biasanya dilakukan sekali dalam setahun, kecuali di beberapa daerah yang bisa panen dua kali.

Ada dua cara memanen, yaitu hand-picking dan strip-picking. Hand-picking dilakukan dengan memilih buah yang benar-benar matang satu per satu, sehingga hasilnya lebih berkualitas. Strip-picking lebih cepat karena semua buah dipetik sekaligus, tetapi hasilnya bercampur antara matang dan mentah.

Setelah dipanen, buah kopi segera diolah agar tidak mengalami fermentasi berlebihan yang bisa merusak cita rasanya. Proses panen yang baik sangat menentukan kualitas kopi di tahap berikutnya.

Hari Kopi Nasional: dari Petani ke Cangkir

3. Pengolahan Buah Kopi

Setelah dipanen, biji kopi harus dipisahkan dari daging buahnya menggunakan metode dry process atau wet process. Dry process dilakukan dengan menjemur buah kopi utuh di bawah matahari selama beberapa minggu sebelum dikupas. Metode ini sering digunakan di daerah dengan curah hujan rendah dan menghasilkan kopi dengan rasa lebih manis serta kaya body.

Wet process lebih cepat karena buah kopi direndam dalam air, difermentasi, lalu dicuci untuk menghilangkan lendir sebelum dikeringkan. Proses basah menghasilkan rasa kopi yang lebih bersih dan cerah, tetapi membutuhkan lebih banyak air. Pemilihan metode bergantung pada tradisi lokal dan profil rasa yang diinginkan.

4. Pengeringan

Biji kopi yang sudah diproses harus dikeringkan hingga kadar airnya mencapai sekitar 10–12%. Pengeringan bisa dilakukan dengan menjemur di bawah sinar matahari atau menggunakan mesin pengering.

Jika dijemur, biji kopi harus sering dibalik agar kering merata dan tidak berjamur. Proses ini bisa memakan waktu beberapa hari hingga minggu, tergantung cuaca dan metode yang digunakan. Jika kadar air terlalu tinggi, biji bisa berjamur atau mengalami fermentasi tidak diinginkan. Pengeringan yang tepat menjaga kualitas biji kopi sebelum masuk tahap berikutnya.

5. Pengupasan Kulit

Setelah kering, biji kopi masih memiliki kulit luar yang disebut parchment (kulit tanduk) atau husk jika menggunakan metode dry process. Kulit ini harus dikupas menggunakan mesin khusus sebelum biji siap untuk disortir.

Pengupasan dilakukan dengan hati-hati agar biji tidak pecah atau rusak. Setelah dikupas, biji kopi disebut green beans atau biji kopi mentah yang siap diperdagangkan. Warna dan bentuk biji hijau ini akan menunjukkan kualitasnya. Biji yang berkualitas tinggi akan tampak seragam, bebas dari cacat, dan siap untuk dikirim ke berbagai tempat.

6. Sortasi dan Grading

Biji kopi harus disortir untuk memastikan hanya yang berkualitas baik yang akan diproses lebih lanjut. Penyortiran bisa dilakukan secara manual oleh pekerja atau menggunakan mesin yang memisahkan biji berdasarkan ukuran, berat, dan warna.

Kopi yang memiliki cacat seperti pecah, berlubang, atau berubah warna akan dipisahkan. Setelah itu, biji diklasifikasikan berdasarkan sistem grading, yang berbeda di setiap negara dan produsen. Grading ini menentukan nilai jual kopi di pasar internasional. Kopi dengan kualitas tinggi biasanya berasal dari hasil panen yang dipilih secara selektif.

7. Eksportasi dan Distribusi

Setelah disortir, biji kopi mentah dikemas dalam karung besar berbahan goni atau plastik khusus. Kopi kemudian dikirim ke berbagai negara melalui jalur laut atau udara, tergantung permintaan. Negara-negara pengimpor seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa memiliki standar ketat untuk kualitas kopi.

Sebagian kopi langsung dikirim ke roastery (tempat pemanggangan), sementara sebagian lainnya dijual ke pengecer atau lelang kopi internasional. Perjalanan kopi dari petani ke pembeli bisa memakan waktu berbulan-bulan sebelum akhirnya sampai ke konsumen. Selama perjalanan ini, kualitas kopi harus tetap terjaga agar tidak mengalami kerusakan.

8. Roasting (Sangrai)

Roasting adalah tahapan ketika biji kopi mentah diubah menjadi biji kopi yang siap diseduh. Proses ini dilakukan dengan memanaskan biji dalam mesin sangrai pada suhu sekitar 180–240°C selama 10–20 menit.

Tingkat sangrai memengaruhi rasa kopi, mulai dari light roast (lebih asam dan fruity), medium roast (seimbang), hingga dark roast (pahit dan beraroma karamel). Selama proses ini, biji kopi berubah warna dari hijau menjadi cokelat dan mengeluarkan aroma khas.

Setelah disangrai, biji harus segera didinginkan agar tidak terus mengalami pemanggangan akibat panas sisa. Proses roasting yang tepat menentukan cita rasa akhir kopi dalam cangkir.

Sering Kali Dianggap Sama, Ini Beda Kopi Robusta dan Arabika

9. Penggilingan

Biji kopi yang telah disangrai kemudian digiling sesuai dengan metode penyeduhan yang akan digunakan. Tekstur gilingan bervariasi, mulai dari sangat halus untuk espresso, sedang untuk pour-over, hingga kasar untuk French press. Gilingan yang terlalu halus bisa membuat kopi terasa pahit karena ekstraksi berlebihan, sementara yang terlalu kasar bisa membuat rasa kopi terlalu lemah. Penggilingan sebaiknya dilakukan sesaat sebelum penyeduhan agar aroma dan rasa kopi tetap segar.

Banyak pencinta kopi memilih menggiling sendiri menggunakan grinder manual atau elektrik. Kualitas gilingan berpengaruh besar terhadap hasil akhir secangkir kopi.

10. Penyeduhan

Tahap terakhir dalam perjalanan kopi adalah penyeduhan, yang bisa dilakukan dengan berbagai metode. Espresso dibuat dengan tekanan tinggi, menghasilkan kopi yang kental dan beraroma kuat. Metode pour-over seperti V60 menghasilkan rasa lebih bersih dan ringan, sementara French press memberikan hasil lebih kaya dan berbodi tebal. Kopi tubruk, yang banyak digunakan di Indonesia, cukup dengan menyeduh bubuk kopi langsung dengan air panas tanpa penyaringan.

Setiap metode memiliki teknik dan rasio air-kopi yang berbeda untuk menghasilkan rasa yang optimal. Dari sinilah kopi akhirnya siap dinikmati dalam cangkir, membawa perjalanan panjang dari perkebunan hingga meja minum. Merayakan Hari Kopi Nasional bisa menjadi momen yang tepat untuk mengeksplorasi berbagai cara menyeduh dan menikmati kopi sesuai selera.

Baca juga: Oleh-Oleh Khas Medan untuk Pencinta Kopi: Temukan Rasa Kopi Terbaik

Hari Kopi Nasional bukan sekadar perayaan, tapi juga pengingat tentang perjalanan panjang kopi sebelum sampai di cangkir. Di balik setiap tegukan, ada kerja keras petani, prosesor, roaster, dan penyeduh yang menjaga kualitasnya.

Menikmati kopi berarti menghargai seluruh prosesnya, dari kebun hingga meja. Setiap seduhan punya cerita dan karakter rasa yang unik. Momen Hari Kopi Nasional ini bisa jadi kesempatan untuk mengenal kopi lebih dalam dan mendukung kopi lokal.

Tags: Biji Kopidaerah penghasil kopiKopi Indonesiamenyeduh kopiminuman kopiperjalanan kopiPetani Kopiproses pengolahan kopisejarah kopitanaman kopi
Share551Tweet345
Next Post
Pasar Ramadan Terpopuler di Jakarta

Pasar Ramadan Terpopuler di Jakarta untuk Berburu Kuliner Khas

TERKINI

Pantai Geger Bali untuk Liburan Santai

Pantai Geger, Tempat Ideal untuk Liburan Santai di Bali Selatan

17 June 2025
Tempat Wisata di Pasuruan untuk Healing

9 Tempat Wisata di Pasuruan yang Hits dan Cocok untuk Healing dan Santai

17 June 2025
kiprah jne di pulau wawonii, laut banda

Jejak JNE di Pulau Wawonii, Laut Banda

17 June 2025
Jam FYP Tiktok supaya Banyak yang Lihat

Jam FYP TikTok: Kapan Waktu Terbaik untuk Upload biar Banyak yang Lihat?

17 June 2025
pameran produk kerajinan lokal

Pemerintah: Punya Keunikan, Produk IKM Kerajinan Lokal Bisa Bersaing di Pasar Global

17 June 2025

5 Pantai di Nias yang Cocok untuk Surfer, Pemburu Sunset, dan Petualang

16 June 2025

POPULER

Daging Kurban: Tip Menyimpan dan Mengolah

Tip Menyimpan dan Mengolah Daging Kurban agar Awet dan Higienis

by Penulis Konten
5 June 2025

Kemarau Basah: Fenomena Cuaca yang Bikin Bingung

Apa Itu Kemarau Basah? Mengenal Fenomena Cuaca yang Bikin Bingung Banyak Orang

by Penulis Konten
3 June 2025

North Sentinel Island yang Menolak Modernitas

Mengenal North Sentinel Island: Pulau Terasing yang Menolak Peradaban Modern

by Penulis Konten
27 May 2025

Cara Mengecek Tilang Elektronik dengan Mudah

Cara Mengecek Tilang Elektronik dengan Mudah secara Online

by Penulis Konten
26 May 2025

Tempat Wisata di Blitar yang Wajib Dikunjungi

10 Tempat Wisata di Blitar yang Cocok untuk Keluarga dan Solo Traveling

by Penulis Konten
28 May 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini

©2020 - Your Trusted Logistic Portal