Jumlah penumpang yang menggunakan jasa angkutan kereta api terus mengalami penurunan di masa pandemi COVID-19 hingga mencapai 60 persen. Guna mensiasati hal tersebut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta agar PT Kereta Api Indonesia (KAI) menggenjot pertumbuhan angkutan logistik.
Pasalnya, menurut Staf Ahli Menteri Bidang Logistik, Multimoda dan Keselamatan Perhubungan Kementerian Perhubungan Cris Kuntadi penggunaan kereta api sebagai kendaraan angkutan logistik saat ini terbilang masih rendah. Padahal, Cris menilai bahwa bisnis logistik kereta api memiliki potensi yang besar. Maka dari itu, akan sangat disayangkan apabila tidak dimaksimalkan.
“Kami memiliki data, masih rendahnya angkutan logistik dengan kereta yang hanya 0,6 persen, sementara angkutan jalan truk mencapai 90,4 persen. Ini kan jomplang banget padahal tempatnya sama-sama di darat,” ujar Cris.
Lebih lanjut Cris mengatakan, pemerintah sudah meningkatkan sarana kereta api dengan double track jalan di lintas utara dan selatan pulau Jawa. Hal ini dilakukan tak lain untuk meningkatkan kapasitas penumpang dan juga barang.
Baca Juga: Pemberian Insentif Jadi Solusi Kelangkaan Kontainer
Cris pun menilai, peningkatan fasilitas infrastruktur itu harus bisa dimanfaatkan oleh PT KAI. Dengan mengupayakan subsitusi angkutan dari penumpang ke barang.
Di samping itu, peningkatan angkutan logistik kereta api bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi volume kepadatan di jalan raya. Imbasnya pun tentu akan turut meredam tingkat kecelakaan di jalan raya.
“Kalau misalnya 100 kontainer risiko ini akan berkurang kalau diangkut kereta hanya 10 lokomotif yang punya jalan sendiri yang tidak mengganggu badan jalan, tidak ada kerusakan jalan, kemacetan akan berkurang,” ujarnya.
Sementara itu, lanjut Cris, kendaraan truk bisa dimanfaatkan sebagai kendaraan pengangkut barang dari stasiun ke tempat tujuan. “Truk ini areanya akan sangat sempit dan tentunya bisa naikan kapasitas ini. Lebih murah lebih selamat lebih cepat meminimalkan pungli di jalanan, dengan mengunakan kereta api,” tambahnya.
Baca Juga: Ini Penyebab Kontainer Ekspor Langka Menurut ALFI
PT KA Logistik sendiri akan bekerja sama dengan PT Mitra Garuda Palapa. Kerja sama ini dimaksudkan untuk mendorong upaya peningkatan bisnis logistik kereta api itu sendiri. Dengan demikian, hal tersebut akan ikut mendorong alih moda angkutan logistik dari truk (angkutan jalan) ke angkutan kereta.
“Semoga ini akan diikuti perusahaan perusahaan yang lain. Saya meyakini alihmoda angkutan logistik ini akan berdampak positif untuk mengurangi kerusakan jalan, konsumsi bbm, kemacetan, polusi udara, dan meningkatkan keselamatan,” katanya.
Dijelaskan oleh Plt Direktur Utama PT Kereta Api Logistik Hendy Helmy, kerja sama sinergis ini menjadi solusi dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas perusahaan. Kolaborasi ini juga dilakukan untuk memastikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan di tengah pandemi COVID-19.
“KAI Logistik menyambut baik kerjasama ini yang juga merupakan bukti bahwa moda kereta api masih menjadi pilihan dengan ragam keunggulan,” ungkapnya.
Dalam distribusi limbah B3 ini, KAI Logistik telah mengantongi izin transportasi limbah B3. Dengan dukungan sertifikasi petugas pengawalan dalam penanganan limbah B3. “Sehingga memberikan jaminan keamanan dan keselamatan,” katanya.
Baca Juga: Usul ALFI Soal Kontainer Ekspor Langka