Bagi pemilik mobil pastinya sering membeli oli mesin, apalagi yang suka mengoprek sendiri di rumah. Perlu diingat, memilih oli tak boleh asal.
Selain harus menyesuaikan spesifikasi kebutuhan mesin, ternyata membeli oli mesin di luar ada risiko yang cukup besar karena rawan pemalsuan.
Banyaknya oli yang beredar di pasaran, membuat para oknum oli nakal memalsukan produk-produk oli ternama. Hal ini sangat merugikan masyarakat karena kendaraan yang semestinya terawat justru rusak karena pemakaian oli palsu.
Lantas bagaimana cara membedakan antara oli asli dengan oli palsu? Melansir beragam sumber, berikut ciri-ciri oli palsu dan asli yang perlu diperhatikan.
BACA JUGA :Â Hati-Hati saat Ganti Oli Sendiri, Pastikan Takaran Volumenya Pas
Asli
– Tutup di desain oleh pabrikan oli menggunakan seal sebagai pengunci tutup botol sehingga tutupnya kencang. Selain itu, tutup botol di desain untuk sekali pakai.
– Setiap oli asli memiliki botol oli yang sudah dilengkapi dengan label dan stiker hologram bertanda khusus. Label oli asli biasanya dibuat dari bahan sticker vinyl.
– Botol oli biasanya terlihat baru, tidak kusam, tidak ada goresan atau penyok.
– Terdapat kode nomor produksi pada kemasan. Apabila Anda cek langsung pada bagian tutup botol dan botol oli maka kode nomor produksi sama. Anda juga bisa mengecek kode tersebut di internet untuk memastikan kode tersebut resmi dibuat oleh pabrikan oli ternama atau bukan.
– Oli memiliki warna kekuningan, bening, dan tidak keruh.
– Bila Anda mencium bau oli, tidak akan tercium bau aneh seperti gosong.
– Oli asli biasanya memiliki harga eceran tertinggi yang memungkinkan harga jual oli hampir sama di seluruh penjuru Indonesia.
– Oli asli memiliki kualitas terbaik karena telah diuji sesuai standar kebutuhan kendaraan, baik dari segi daya pelumas, atau segi meningkatkan performa mesin.
– Oli asli dapat merawat komponen mesin kendaraan menjadi awet bahkan berumur lebih panjang dari sebagaimana mestinya.
Palsu
– Tutup botol tidak memiliki seal, sehingga tutupnya longgar.
– Botol kemasan oli terlihat kusam, ada goresan, bahkan penyok. Selain itu label kemasan biasanya terbuat dari sticker bontak, tidak memiliki sticker hologram. Bahkan beberapa botol oli palsu memiliki berat yang lebih ringan daripada botol oli asli.
– Tidak semua oli palsu memiliki kode nomor produksi. Meski ada yang memakai kode tersebut, terkadang berbeda apabila di cek.
– Oli memiliki warna yang keruh, biasanya hitam pekat.
– Oli memiliki bau yang sangat menyengat dan gosong.
– Harga yang ditawarkan oli palsu lebih murah, bahkan mencapai selisih 30% hingga 50% dari harga oli asli di pasaran.
– Oli palsu jika digunakan dalam waktu singkat tidak memiliki dampak buruk yang begitu signifikan. Namun, jika digunakan dalam jangka waktu yang sedikit lebih lama maka akan menimbulkan berbagai masalah. Contoh masalah yang ditimbulkan, antara lain: komponen mesin mobil mudah aus karena terjadi gesekan yang besar, mobil menjadi overheat, mobil tersendat-sendat saat digunakan, mesin mobil bisa mati secara tiba-tiba, keluar banyak asap pada bagian kap dan knalpot mobil, boros biaya perawatan mobil.