Baju baru, Alhamdulillah, tuk dipakai di hari raya.
JNEWS – Penggalan lagu Dea Ananda semasa kecil tersebut merupakan contoh untuk menggambarkan melekatnya baju yang baru dengan Lebaran. Bagi anak-anak, mempunyai pakaian baru di hari Lebaran itu sangat membahagiakan. Para orang tua rela berdesak-desakan di toko pakaian demi kebahagiaan anak-anak mereka.
Tak hanya anak-anak, orang dewasa juga merasakan kegembiraan mengenakan pakaian yang baru di hari raya. Mereka datang ke lokasi-lokasi salat Id dengan wajah semringah dan tak lupa selfie dulu. Yang belakangan tren adalah ucapan selamat dari keluarga-keluarga yang mengenakan pakaian seragam baru di media sosial. Suasana bahagia menyebar ke mana-mana.
Alasan Baju Baru Identik dengan Lebaran
Meski banyak orang mengaku tidak memiliki kebiasaan membeli pakaian yang baru ketika Lebaran, nyatanya pusat-pusat penjualan baju, seperti Tanah Abang atau Thamrin City lebih ramai dari biasanya. Belum lagi kurir-kurir toko online atau marketplace yang keluar masuk perumahan untuk mengantarkan pesanan baju.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan baju baru identik dengan Lebaran. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Identik dengan Kesucian
Idulfitri berasal dari kata id dan al-fitri. Kata id berasal dari kata ada-ya’uudu yang artinya kembali. Sedangkan al-fitri berarti suci atau berbuka. Kata Idulfitri yang artinya kembali suci mengandung banyak dimensi, baik secara rohani maupun jasmani.
Sebagian besar masyarakat mengartikan kesucian tersebut secara harfiah, yaitu segala sesuatu yang belum pernah ternoda atau kotor. Perwujudan yang paling mudah dari definisi tersebut adalah hal-hal yang melekat pada tubuh, seperti pakaian dan sepatu yang baru. Bahkan di beberapa daerah ada fenomena unik, yaitu membeli perabotan baru sehingga toko mebel tetap buka sampai malam takbiran.
Baca juga: Cara Merawat Baju Muslim Big Size agar Tetap Awet
2. Identik dengan Hari Kemenangan
Lebaran juga identik dengan hari kemenangan yaitu menang dari hawa nafsu dan godaan setan sehingga dapat melaksankan puasa sebulan penuh. Prestasi tersebut masih ditambah lagi dengan kemenangan melawan rasa lelah, bosan, dan kantuk ketika menjalankan ibadah sunah, seperti salat tarawih dan tadarus.
Layaknya sebuah kemenangan maka harus dirayakan. Perayaan paling menyenangkan bagi anak-anak adalah dibelikan pakaian yang baru. Bahkan ada pula yang sejak awal Ramadan sudah dijanjikan akan dibelikan pakaian yang baru jika berkelakuan baik dan menjadi anak saleh sepanjang Ramadan.
3. Mencontoh Kebiasaan Nabi Muhammad
Nabi Muhammad saw. memiliki kebiasaan berhias tiap Idulfitri. Dikutip dari laman Kemenag, berhias merujuk pada aktivitas membersihkan badan, memotong kuku, memakai wewangian, dan mengenakan pakaian paling bagus yang dimiliki. Warna yang diutamakan adalah berwarna putih. Namun jika memiliki pakaian yang baru maka sebaiknya yang dikenakan adalah yang baru.
Kebiasaan Rasulullah tersebut dijadikan dasar untuk membeli pakaian yang  baru di hari Lebaran. Kebiasaan tersebut juga merupakan salah satu bentuk syiar kebahagiaan.
4. Sudah Tradisi Sejak Berabad-abad Lalu
Dalam catatan sejarah, tradisi mengenakan baju baru saat Lebaran sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten tahun 1596. Namun, hanya dilakukan oleh keluarga kerajaan karena rakyat biasa tidak mampu membelinya. Bukti sejarah juga menunjukkan bahwa tradisi ini dilakukan di dalam Kerajaan Mataram di Yogyakarta.
Pada masa penjajahan Belanda, Snouck Hurgronje mencatat bahwa tradisi ini tetap dilakukan oleh pribumi. Tradisi ini berlanjut hingga sekarang sebagai ekspresi kebahagiaan.
5. Karena Ada THR (Tunjangan Hari Raya)
Sebagian rakyat Indonesia tidak mampu sering membeli baju yang baru karena penghasilan atau gaji habis untuk biaya rutin, seperti bayar uang sekolah, sewa rumah, beli BBM, dan sebagainya. Bagi mereka, THR berarti ada uang ekstra yang bisa digunakan untuk keperluan lain.
Kebutuhan yang segera terlintas jika ada uang ekstra adalah baju baru yang bagus selain seragam sekolah. Masih banyak keluarga yang hanya mampu membeli pakaian setahun sekali, yaitu ketika menerima THR. Karena THR selalu didapatkan menjelang hari raya maka kesannya pakaian yang baru menjadi keharusan di setiap Lebaran.
6. Untuk Membuat Memori yang Indah
Selain baju baru, umat Islam di Indonesia juga memiliki tradisi mudik. Banyak keluarga atau sahabat yang memanfaatkan waktu berkumpul ini untuk mengabadikan kesempatan langka tersebut.
Foto bersama akan terlihat bagus dan memorable jika menggunakan tema khusus, antara lain kebaya, gamis, baju Melayu, dan sebagainya. Bahkan ada toko batik yang menjual pakaian seragam dari ukuran balita hingga lansia alias seragam untuk keluarga besar. Biasanya kasak-kusuk baju baru untuk keluarga besar sudah dilakukan begitu tiket kereta api atau pesawat sudah di tangan.
Baca juga: Pesona Pakaian Tradisional India: Dari Saree hingga Sharara dan Gharara
Banyak dinamika yang memengaruhi keputusan masyarakat membeli baju baru di Hari Raya Idulfitri sehingga membuatnya identik dengan Lebaran. Pakaian baru memang bukan kewajiban, namun tradisi ini adalah simbol kesucian dan pembaruan diri yang ingin dirayakan umat Islam.