Salah satu keluhan yang kerap dirasakan seorang ibu hamil (bumil) adalah sulit untuk melakukan perjalanan liburan. Terkadang karena kondisi fisik yang tak memungkinkan membuat sebagian wanita hamil memilih untuk tidak berlibur.
Padahal saat hamil seorang wanita membutuhkan liburan untuk menyegarkan pikiran. Lalu kapan waktu yang tepat seorang bumil melakukan perjalanan liburan?
Baca juga: Bus dengan Stiker Khusus Bisa Beroperasi saat Larangan Mudik
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Bamed dr Cherysa Rifiranda, Sp.O.G, mengatakan waktu yang baik untuk melakukan perjalanan bagi bumil yakni di tengah usia kehamilan sekitar minggu ke-14 sampai minggu ke-28 kehamilan.
“Selama rentang waktu tersebut energi ibu hamil telah kembali, mual di pagi hari membaik atau hilang, ibu masih dapat beraktivitas dengan mudah,” kata dia melalui keterangan persnya.
Setelah usia 28 minggu, lanjut Cherysa, lebih sulit untuk bergerak atau duduk dalam waktu yang lama.
Cherysa membolehkan semua wanita hamil, yang sehat dan tidak mengalami komplikasi, untuk melakukan perjalanan liburan.
Namun bagi wanita hamil yang mengalami komplikasi kehamilan, Cherysa tidak menganjurkan untuk travelling karena dikhawatirkan akan memperburuk kondisi sang bu hamil dan janin.
Baca juga: Jangan Takut! Lakukan Hal Ini Jika Kamu Mengalami KDRT
Ada sejumlah faktor yang dapat menghalangi seorang wanita hamil untuk melakukan perjalanan, seperti risiko kelainan medis, risiko kelainan obstetrik, dan melakukan perjalanan ke daerah berbahaya misalnya ke daerah endemik malaria.
Kemudian, kata Cherysa, hal yang harus dilakukan sebelum perjalanan adalah memeriksakan diri ke dokter kandungan. Konsultasikan pada dokter rencana perjalanan agar dokter dapat membantu memutuskan apakah perjalanan akan aman atau tidak untuk ibu hamil dan janinnya.
Dokter kandungan juga akan memastikan taksiran persalinan, kondisi kesehatan ibu dan janin saat ini, dan menginformasikan apa saja hal yang harus dilakukan sebelum memulai perjalanan.
Ibu hamil mungkin perlu melakukan vaksinasi sebelum melakukan perjalanan ke negara tertentu.
Baca juga: Agar Liburan Nyaman, Ketahui 6 Langkah Naik Pesawat bagi Pemula
Dokter juga akan memberi tahu apa saja tanda bahaya kehamilan yang mengharuskan ibu hamil segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat, yaitu; perdarahan pervaginam, nyeri atau kram perut bagian bawah, pecah ketuban, gejala preeclampsia yang ditandai sakit kepala hebat, gangguan penglihatan, bengkak di wajah atau ekstremitas, kemudian muntah atau diare berat serta gejala deep vein thrombosis (DVT).
“Pemilihan jenis alat transportasi yang digunakan ibu hamil perlu menjadi perhatian, terutama ketika melakukan perjalanan jarak jauh dengan pertimbangan waktu tempuh untuk keamanan dan kenyamanan ibu hamil,” kata Cherysa.
Cherysa pun membagikan sejumlah kiat liburan bagi wanita hamil, yaitu melindungi kesehatan saat bepergian, menggunakan pakaian yang longgar dan sepatu yang nyaman, membuat perjalanan yang terencana, penuhi kecukupan kebutuhan nutrisi dan cairan, perencanaan bila terjadi kegawatdaruratan medis, memahami tanda bahaya kehamilan.