Dalam dunia usaha, untung rugi menjadi risiko yang memang suka tidak suka harus dilalui, termasuk juga bagi pelaku UMKM atau UMK. Faktor yang mempengaruhi cukup banyak, mulai dari masalah internal, sampai kompetisi produk serupa yang mulai menjamur.
Namun demikian, bila punya semangat pantang menyerah dan terus berusaha, niscaya akan selalu ada jalan yang berujung pada kesuksesan. Pada intinya, semua usaha bila tekun dilakukan bakal memetik buah yang manis pula.
Contoh seperti yang dialami dua UMK binaan PT Pertamina (Persero), jauh sebelum menikmati indahnya penghasilan, jalan yang dilalui cukup berliku dan terjal. Bahkan sampai terlibat dan terlilihu hutang yang jumlahnya cukup besar.
BACA JUGA : 9 Jurus Pertamina Dongkrak UMK Naik Kelas
Sebut saja Made Diksa Wimona. Mitra binaan Pertamina pemilik CV Denara Duta Mandiri ini sudah banyak merasakan asam garam di dunia bisnis sejak memulai karir dalam mebuat dupa dan pengharum ruangan pada tahun 1997.
“Modal yang saya gunakan sebesar Rp1 juta, awalnya cukup menjanjikan dan berkembang,” ujarnya.
Namun selang waktu berjalan, bisnis rintisannya akhirnya goyang imbas banyak bermunculan produk serupa dari pabrikan. Alhasil, usaha yang dibangun pun mulai tergerus hingga akhirnya Diksa dan UMK-nya gulung tikar pada 2005.
Selang 2 tahun, Diksa mencoba bangkit dan kembali menjajal peruntungan kembali dengan memulai usaha pembuatan produk spa dan kosmetik. “Setelah banyak melakukan riset, usaha ini memiliki peluang yang bagus dengan jangka waktu lama,” tuturnya.
Benar saja, dengan modal awal Rp3 juta, kini, usahanya mampu terus berkembang dengan omzet per bulan mencapai Rp120 juta. Bahkan, semenjak menjadi binaan Pertamina pada 2020, Diksa mampu menambah jumlah pekerja UMK yang semula 13 menjadi 18 orang.
Kondisi tersebut tentu memberikan efek bola salju karena berimbas pada kapasitas produksinya yang otomatis meningkat dari semula 25 ribu pcs/bulan menjadi 35 ribu pcs/bulan.
BACA JUGA : Pemerintah Minta UMKM Manfaatkan Digiku dan Jauhi Pinjol
Kisah serupa juga diutarakan Aji Komara, pemilik usaha Mastercetak.id. Bedannya usaha yang digeluti sempat terancam gulung tikar dan bangkrut akibat terlilit hutang yang membuat kerugian cukup besar.
“Akibat piutang macet dengan nilai cukup besar sehingga menyebabkan kerugian besar juga,” tuturnya.
Namun, Aji tidak mau menyerah, dengan memaksimalkan kondisi yang masih tersisa, mulai dari bahan baku hingga pekerja yang loyal, dia mampu mempertahankan bisnisnya hingga saat ini. Berkat tekad yang kuat, kini usaha Mastercetak.id telah mendatangkan keuntungan hingga lebih dari Rp100 juta setiap bulannya.
“Selalu ada saja hikmah yang diambil demi perbaikan dan kemajuan usaha,” ucapnya.
Pjs. Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, Pertamina melalui Program Pendanaan UMK (PUMK) akan terus berupaya untuk membantu para UMK Indonesia agar terus bangkit. “Tentunya melalui pinjaman modal serta program pembinaan untuk mendorong UMK tersebut naik kelas, tangguh, dan mandiri,” tuturnya.
Menurut Fajriyah, melalui Program PUMK, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan. Serta berupaya terus mendorong setiap mitra binaan menjadi UMK naik kelas dan Go Global.