Olahraga saat puasa seringkali dihindari karena dapat menyebabkan tubuh semakin lemas. Namun, bukan berarti kamu harus berdiam diri tanpa melakukan aktivitas.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) Dr Lilik Herawati dr MKes menganjurkan saat berpuasa lebih baik melakukan olahraga dengan intensitas ringan sampai sedang. Untuk jenisnya disesuaikan dengan kondisi masing-masing seperti jogging, berjalan, bersepeda, maupun senam.
Baca juga: 3 Strategi Pintar Supaya THR Tak Lenyap Begitu Saja
Lilik menyarankan bagi para remaja atau dewasa untuk melakukan jogging. Mereka yang bisa berjogging adalah yang tidak memiliki gangguan dalam persendian, tidak ada penyakit tertentu, dan berat badan normal.
Sementara bagi lansia maupun seseorang yang overweight atau obesitas, sebaiknya cukup berjalan dan bersepeda. Lantaran jika berlari dapat membahayakan sendi-sendi lutut. Menurut Lilik, berenang sebenarnya juga boleh tetapi saat puasa mungkin khawatir ada air yang tertelan.
Ada sejumlah cara dalam membedakan intensitas olahraga. Cara paling mudah yakni dengan tes bicara. Lilik menjelaskan, seseorang yang berolahraga sembari bernyanyi dan berkomunikasi dengan lawan bicara, termasuk dalam kategori olahraga intensitas ringan.
Sedangkan, jika bicara masih bisa namun sulit untuk bernyanyi, maka itu termasuk olahraga kategori intensitas sedang. Sementara, jika kesusahan bicara, apalagi menyanyi saat olahraga, maka itu termasuk intensitas berat.
Baca juga: Generasi Milenial Lebih Pilih WFH dari WFO, Ini Alasannya
Lalu kapan waktu ideal berolahraga saat puasa?
Lilik menyarankan waktu yang ideal berolahraga yakni saat menjelang berbuka puasa. Lantaran di jam-jam itu kita kehilangan cairan tubuh dan merasa haus, dan dapat segera kembali pulih saat berbuka. Kalaupun dilakukan di pagi hari setelah sahur juga boleh, asalkan tidak terlalu berat.
Untuk waktunya, bila hanya memiliki waktu minim di pagi hari, bisa melakukan peregangan selama 30-60 menit atau kurang. Terpenting menyesuaikan dengan kondisi tubuh dan kebiasaan.
Begitu pula, jika malam hari kondisi pulang kerja dan sedang capek sekali. Sebaiknya tidak perlu dipaksakan olahraga. Hal ini dapat memicu efek yang tidak diinginkan dan meningkatkan risiko cedera.
Baca juga: Impor Pakaian Bekas Rugikan Desainer dan Industri Fesyen Lokal
“Kalaupun bisanya selepas tarawih ya gunakan jenis olahraga ringan sampai sedang. Sementara olahraga berat tidak perlu dulu karena irama hormonal kortisol yang lebih rendah saat malam,” jelas dosen fisiologi dan ilmu kesehatan olahraga FK UNAIR dalam keterangannya di laman Unair.
Lilik kemudian menyebutkan tips berolahraga aman selama berpuasa untuk orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu. Pertama konsultasi ke dokter dulu. Kedua, apabila diizinkan berolahraga, ikuti saran dokter tersebut.
Prinsipnya, tubuh jangan dibiarkan lama tidak bergerak (kecuali memang ada indikasi tidak boleh bergerak). Selain itu, upayakan aktivitas fisik sehari-hari di-setting menjadi olahraga. Misalnya ketika berjalan, jalannya dibuat jalan ala olahraga, ataupun ketika naik ke lantai dua, lebih baik menggunakan tangga daripada eskalator atau lift.
“Jadi dengan aktivitas olahraga yang tepat dapat memberikan manfaat. Layaknya obat, jika dosisnya pas akan memberikan manfaat, tetapi jika kurang ya tidak bermanfaat, apalagi jika berlebihan ya bisa membahayakan,” katanya.
Baca juga: Tim Archery JNE Raih Juara 3 di Kompetisi Panahan Walikota Jaksel