Muda dan good looking. Kesan karyawan JNE Surabaya dalam sekali pandang. Testimoni ini sering didapatkan dari karyawan baru, Ksatria Srikandi JNE yang melakukan kunjungan ke KCU Surabaya, maupun beberapa warganet yang memberikan komentar di instagram @jne.sub
Testimoni tersebut menarik perhatian saya untuk lebih memperhatikan sekitar. Benar saja, selama ini bahkan saya tidak terlalu menyadari bahwa rekan-rekan kerja saya muda dan good looking. Rentang usia 25 hingga 30 tahun awal merupakan mayoritas.
Mungkin selama ini saya terfokus pada ritme kerja yang menyenangkan, berkolaborasi dengan efektif dan efisien karena kapasitas rekan-rekan kerja saya, hingga perkara good looking ini tidak begitu menonjol. Lalu saya bertanya-tanya : Bagaimana Human Capital (HC) bisa me-recruit karyawan muda, good looking, dengan kapasitas yang mumpuni? Apalagi dalam jumlah sebanyak ini.
Saya mencari jawabannya melalui Febritania Dwi Putri, Srikandi JNE di Talent Acquisition Unit yang sudah bekerja selama 7 tahun di KCU Surabaya. Di unit inilah penyaringan pertama calon karyawan dilakukan.
Febi, begitu ia sering disapa, juga merupakan talenta muda yang kini baru memasuki usia 30 tahun. Sudah ribuan surat lamaran kerja yang ia pilah, juga psikotes maupun wawancara yang ia lakukan. Dan hasilnya sudah ratusan kandidat ia ajukan ke manajemen berhasil menjadi bagian dari JNE Surabaya.
Menjaga Gerbang Talent Acquisition
Dalam pencarian sumber daya manusia (SDM) dan pengembangan kompetensi karyawan, tentunya semua tim di Human Capital mempunyai peran dan saling berkaitan. Demikian halnya Febi dan rekan kerja. Dalam pencarian kandidat karyawan, rekannya bertugas dalam pengumpulan data dan pelaksanaan psikotest.
Sementara yang Febi lakukan adalah memilih kandidat untuk menuju ke proses selanjutnya. Febi harus menganalisa dan menggunakan sense-nya sebagai rekruter untuk memilih kandidat yang tepat, potensial untuk berkembang, serta dapat berkontribusi bagi JNE Surabaya. Disinilah peran pentingnya, menjaga gerbang Talent Acquisition sehingga menyuguhkan calon Ksatria dan Srikandi JNE terbaik kepada manajemen.
Menyatukan Tampilan dan Keterampilan
Berkecimpung di dunia human resource sejak ia duduk dibangku kuliah, membuat keterampilan Febi sebagai rekruter semakin terasah. Jam terbangnya selama 10 tahun meningkatkan kepekaannya dalam memilih talenta sesuai kebutuhan perusahaan.
Melihat JNE adalah perusahaan jasa, Febi menyadari bahwa tampilan dan keterampilan karyawan harus berjalan beriringan. Tampilan dalam hal ini tidak selalu tentang cantik atau tampan. Tapi juga bagaimana seseorang berpenampilan baik sesuai dengan tempatnya.
Besih, rapi, berpakaian sopan dengan sedikit solekan biasanya membantu calon karyawan lebih terlihat profesional dan mendapat poin rekruter JNE Surabaya. Karena bagi Febi, impresi pertama adalah hal penting khususnya bagi para garda depan atau frontliner.
Sementara keterampilan calon karyawan juga selalu diuji Febi dengan teliti. Perempuan penikmat kopi ini juga melakukan riset terlebih dahulu untuk mendalami tugas dan peran calon karyawan di posisi dan tingkatan tertentu.
Pada bidang-bidang baru, ia perlu mempunyai pemahaman komprehensif tentang kebutuhan SDM seperti apa yang dicari. Dan pada tingkat managerial, ia harus mempunyai wawasan yang berimbang dengan calon karyawan. Tak jarang ia membuka kembali buku-buku panduannya selama studi di Universitas Negeri Surabaya. Juga membaca literasi dari internet untuk mendapatkan perkembangan saat ini.
Lebih jauh lagi dari tampilan dan keterampilan, Febi melandaskan penyaringannya dengan standar perusahaan. Bahwa kompetensi dasar yang harus dimiliki karyawan JNE seperti : berorientasi pada pelanggan, berorientasi pada hasil, dapat bekerja secara tim, dapat berkomunikasi dengan baik, mempunyai kemampuan analisis dan lainnya.
Peningkatan Kualitas SDM untuk JNE Surabaya
2014 lalu ketika awal berada di JNE, vibes profesional dan kekinian kurang didapatkan Febi dari karyawan saat berada di kantor. Melihat hal ini, ia bersama rekan-rekannya mengajukan inovasi standarisasi berpenampilan kepada manajemen.
Dalam poin-poinnya seperti rapi, wangi, menggunakan make-up bagi perempuan, panduan warna pakaian yang serasi, dsb. Kini berpenampilan baik sudah menjadi bagian dari budaya. Hal ini juga tercermin pada testimoni-testimoni yang didapatkan oleh Ksatria dan Srikandi JNE Surabaya
Tingkatan pendidikan dalam rekrutmen, juga bagian inovasi yang diupayakan oleh Febi. Di beberapa posisi, semula pendidikan minimal adalah SLTA/Sederajat, kini ditingkatkan pada pendidikan Diploma 3 (D3) atau Strata 1 (S1).
Hal ini karena perusahaan memerlukan karyawan dengan kompetensi yang lebih matang, baik dari segi cara pandang, analisa, serta pemecahan masalah dalam rangka menjawab tantangan industri yang berkembang semakin cepat.
Dengan disetujuinya usulan tersebut oleh manajemen JNE Surabaya, membuat perempuan pencinta warna ungu ini semakin tertantang untuk mendapatkan karyawan dengan standar baru. Ia pun berhasil merekrut karyawan sesuai target serta mempunyai performa sesuai ekspektasi.
Selalu Bersiap untuk Tatangan Baru
Sebagaimana istilah kemenangan tidak ada yang abadi, Febi memahami bahwa setelah bertemu keberhasilan, pasti bertemu tantangan kembali. Untuk itu, ia terus memperkaya pengetahuannya akan perkembangan industri pengiriman, juga meningkatkan kompetensinya dalam bidang sumber daya manusia.
“Kalau saat ini tantangannya, bermunculan posisi baru karena JNE ada di industri yang pergerakannya sangat cepat. Maka dari itu SDM pun harus menyesuaikan. Sebagai bagian dari talent acquisition, saya harus belajar lagi mendalami posisi baru tersebut agar bisa mendapatkan calon karyawan untuk diajukan kepada manajemen” Tutur Febi