Sejak pandemi Covid-19 melanda, hobi memelihara ikan cupang menjadi booming. Ikan yang memiliki daya tarik tersebut, pada awalnya hanya sebatas untuk diadu namun kini menjadi budidaya dan dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Seperti halnya yang dilakukan oleh Ronald Kamagi, Ksatria dari Divisi Insfrastruktur Management Building JNE.
Waktu luang di sela-sela Work From Home (WFH), sepulang kerja atau weekend menjadi waktu yang berharga bagi Ronald untuk menyalurkan hobinya memelihara ikan cupang di saat pandmic Covid-19. Kegiatan ini sekarang bisa mendatangkan rezeki yang lumayan. Ikan bertubuh mungil dan berkarakter cenderung argresif dalam mempertahankan wilayahnya ini oleh Ronald dibudidayakan dengan varian warna yang lebih variatif dan menarik.
“Awalnya iseng di sela-sela WFH. Tetapi ketertarikan dengan ikan cupang sudah sejak pertengahan 2019. Sejak ikan cupang booming banyak inovasi dan pengembangan sehingga bentuk tubuh dan warnanya lebih bervariasi. Ikan cupang ada kemiripan dengan ikan laut nemo yang di tubuhnya sampai ada 12 warna,” ujarnya saat ditemui JNEWS, Senin (9/11/2020).
Baca Juga : Pengusaha Logistik Siap-siap, Tarif Tol Jakarta-Cikampek Naik Sebelum 12 Desember 2020
Saat ini ada sekitar 1.000 ekor ikan cupang yang dibudidayakan dengan berbagai jenis dan varian warna. Ikan-ikan tersebut ada yang disimpan di rumah dan juga di farm (tempat pembudidayaan) bersama temannya.
“Sebenarnya kalau dipelihara di rumah monitoringnya bisa lebih fokus. Mau berangkat kerja kita lihat dulu ikan cupang, sepertinya membuat semangat dan pikiran jadi fresh. Begitu juga sepulang kerja kita lihat lagi ikan cupang kesayangannya, pikiran menjadi plong,” bebernya sambil tersenyum.
Dari 1.000 ekor ikan cupang yang dipelihara, tidak dirawat sampai besar, melainkan untuk dijual atau dibarter dengan sesama penghobi. Untuk memasarkan ikan cupang peliharaannya, Ronald mengaku tidak sulit, cukup melalui media sosial seperti video call, chat WA, IG dan lainnya.
Baca Juga : Ekspor UMKM Mengalami Kendala, Ini Penyebabnya
Ikan cupang yang banyak diminati para buyer, menurut Ronald, diantaranya jenis plakat, giant, halfmoon dan juga jenis-jenis yang lainnya. “Semua jenis ini saya memeliharanya. Sebab kita harus mengikuti pasar agar tidak monoton. Misalnya, ada pembeli yang menginginkan cupang yang memiliki size besar yang bisa mencapai 9 cm atau pembeli yang menyukai jenis crowntail yang mempunyai buntut jenis duri, semua tersedia,” ucapnya.
Hobi ikan cupang, tambah Ronald, terbilang gampang-gampang susah, terlebih dari segi perawatan yang harus teliti dan sabar. Namun di balik itu semua memberikan kepuasan tersendiri, apalagi sekarang hobi yang digelutinya juga menghasilkan lembaran rupiah.
Baca Juga : Pemerintah Targetkan Ekspor UMKM Naik Dua Kali Lipat Di 2024
Untuk perawatan ikan cupang agar badannya tetap sehat dan warnanya lebih keren, yang harus diperhatikan adalah dari segi kualitas air, di mana minimal dalam seminggu diganti dua kali. Begitu juga pemberian pakan yang terjadwal dan tempatnya yang harus selalu dibersihkan untuk menghindari amoniak yang bisa menyebabkan ikan tidak sehat dan kemudian mati.
Siklus pancaroba akhir-akhir ini yang memasuki musim penghujan sangat berpengaruh terhadap kesehatan ikan cupang, dan solusinya dengan menambah kadar garam yang ada dalam air. “Ini sebatas mengisi waktu luang yang tidak mengganggu pekerjaan sebagai karyawan JNE. Lumayan dalam sebulan jutaan rupiah bisa masuk kantong”, ungkap Ronald.
“Saya sih mengajak Ksatria dan Srikandi JNE yang memiliki minat budidaya ikan cupang, jangan ragu dan takut, pasti hasilnya positif dan punya nilai ekonomi,” tambah Ronald di sela-sela membersihkan toples-toples kaca tempat menaruh ribuan koleksi ikan cupangnya. *
Baca Juga : Hobi Berpetualang Ke Alam Bebas dengan Bergabung Bersama KPA JNE