JNEWS – Popularitas K-Drama dan anime yang terus meroket, membuat banyak masyarakat Indonesia menyukai budaya dari dua negara yang berasal dari Asia Timur ini. Salah satu budaya yang paling mencolok kehadirannya di Indonesia adalah kuliner. Harus diakui tidak sulit menemukan jajan Korea dan jajan Jepang di mana saja, baik di kaki lima hingga restoran.
Jumlah penjual jajanan kedua negara ini di Indonesia meningkat signifikan dari tahun ke tahun. Bahan yang digunakan untuk membuat jajanan khas Korea dan Jepang tidak sulit. Begitu juga dengan rasanya yang mudah masuk ke lidah masyarakat Indonesia, sehingga membuatnya populer di berbagai kalangan.
Jajan asal Korea terkenal memiliki cita rasa yang kuat dan terbuat dari berbagai bumbu pilihan serta dipadukan dengan sayur segar. Bumbu yang kerap digunakan mempunyai rasa pedas, asin, asam, dan sedikit manis. Beberapa bumbu yang populer digunakan bahkan sudah dijual di berbagai negara antara lain doenjang (pasta kedelai fermentasi) dan gochujang (pasta cabai).
Berbeda halnya dengan jajanan Jepang yang terkenal dengan rasa lembut dan fokus pada bahan utama. Adapun bahan baku dalam masakan mereka seperti ikan dan seafood mentah, sayuran hingga rumput laut. Untuk melengkapinya, beragam bumbu pun digunakan seperti shoyu (kecap asin), mirin (anggur beras manis), dashi (kaldu ikan) dan miso (pasta kedelai ferementasi).
Lantas apa saja jajan Korea dan Jepang yang hampir serupa serta populer di masyarakat Indonesia? Berikut ulasannya.
Jajan Korea vs Jajan Jepang, Serupa tapi Tidak Sama
1. Gimbap dan Sushi
Sekilas apabila dilihat dua jajanan ini serupa. Sama-sama menggunakan nori (rumput laut) untuk menggulungnya. Namun, apabila diperhatikan lebih detail ada perbedaan mencolok dari keduanya.
Gimbap atau kimbab adalah hidangan nasi gulung khas Korea yang nasinya telah dibumbui dengan minyak wijen dan kaldu. Untuk isian, kimbab lebih menggunakan potongan daging bulgogi, telur dadar, fish cake, irisan wortel, timun. Lalu untuk menggulungnya, nori ditempatkan di bagian luar.
Berbeda dengan sushi, walaupun sama-sama konsepnya nasi gulung, tetapi jajanan Jepang ini menggunakan campuran cuka beras, garam, dan gula untuk nasi. Untuk isiannya lebih sering menggunakan ikan mentah, daging ayam dan timun. Ketika menggulung sushi, nori ditempatkan di bagian dalamnya. Selain itu, sushi juga kerap disajikan dengan aneka topping seperti mentai, telur ikan hingga ikan mentah.
Baca juga: Corn Dog Ternyata Bukan Asli Korea, Ini Dia Fakta dan Cara Membuatnya
2. Gyoza dan Mandu
Baik gyoza maupun mandu merupakan jenis dumpling yang sekarang ini mudah ditemui di mana-mana. Namun, ada ciri khas berbeda dari keduanya yang mencerminkan kekayaan kuliner Negeri Sakura dan Negeri Ginseng.
Gyoza merupakan jajan Jepang yang kulitnya terbuat dari tepung gandum dan diisi dengan daging ayam cincang yang telah dicampur dengan bawang putih dan soy sauce. Bentuk gyoza mirip pastel berukuran mini. Proses pembuatannya dilakukan dengan cara dikukus, tapi gyoza juga bisa dipanggang maupun digoreng dengan teknik frying pan.
Mandu adalah jajan Korea yang kulitnya terbuat dari tepung ketan dan tepung gandum, sehingga menghasilkan tekstur yang lebih lembut. Isian dari mandu cukup bervariasi seperti daging, sayuran, udang, tahu dan menggunakan bumbu tergantung jenisnya.
Untuk proses pembuatannya pun dilakukan dengan cara dikukus. Mandu kerap disajikan bersama kuah kaldu dingin atau menjadi isian sup.
3. Ramen dan Ramyeon
Bagi pencinta K-Drama, kehadiran ramyeon di tiap scene drama selalu menggugah selera. Bagaimana tidak, cara memakannya yang langsung dari panci berwarna emas dengan suara seruput yang khas membuat penonton auto ngiler.
Apalagi ada ungkapan terkenal terkait dengan jajan Korea yang satu ini yaitu ramyeon meokgo gallae yang artinya mengajak makan. Tapi, di Korea ajakan makan tersebut menunjukkan rasa suka pada seseorang.
Ramyeon dan ramen sama-sama olahan mi. Namun untuk ramyeon adalah mi instan asal Korea yang dalam pembuatannya menggunakan gochujang dengan topping telur ceplok, taburan nori dan disajikan bersama kimchi. Karakteristik rasa dari ramyeon cenderung pedas dan sedikit asin.
Sedangkan ramen dari Jepang dikenal memiliki beragam kaldu sebagai pilihan seperti miso, shoyu, tonkotsu. Untuk topping pun bervariasi seperti daging, telur dan sayuran. Rasa ramen cenderung gurih, manis dan asin.
4. Bungeoppang dan Taiyaki
Di negeri aslinya, baik bungeoppang dan taiyaki kerap dijual oleh pedagang kaki lima. Kedua jajan ini memiliki bentuk yang sama yaitu ikan dan rasa cenderung manis.
Menilik dari sejarah hadirnya bungeoppang ternyata terinspirasi dari kue taiyaki. Kue serupa dengan waffle ini diperkenalkan di Korea sekitar tahun 1930 saat Jepang menduduki Korea. Sedangkan taiyaki diadaptasi orang Jepang dari waffle gaya barat sekitar abad ke-18.
Namun, apabila diperhatikan lebih detail terdapat perbedaan di tekstur kulit wafel bungeoppang dan taiyaki. Untuk taiyaki mempunya tekstur tipis sehingga lebih renyah. Berbeda dengan bungeoppang yang lebih tebal dan lembut seperti roti dan memiliki tekstur kenyal. Perbedaan lain adalah taiyaki berwarna kuning dan merah yang menyerupai ikan kerapu. Sementara bungeoppang mirip ikan mas dan berwarna kuning serta cokelat.
Untuk isian, taiyaki mempunyai jenis yang lebih beragam seperti krim coklat, sosis, bacon, kacang merah dan lain-lain. Sedangkan bungeoppang memiliki isian kacang merah.
5. Patbingsoo dan Kakigori
Makanan penutup berupa es serut ini populer di negara masing-masing saat menjelang musim panas. Jajan Korea dikenal dengan nama patbingsoo dan kakigori dari Jepang.
Awalnya, patbingsoo hanya menggunakan topping kacang merah saja. Ini sesuai dengan arti nama “patbingsu” yang artinya es serut kacang merah. Tapi, seiring waktu, es serut dari Korea ini disajikan dengan beragam topping seperti potongan buah segar, sereal, sirup, kacang, es krim hingga whipped cream. Untuk tekstur patbingsoo lebih lembut.
Baca juga: Sejarah Mochi dalam Budaya Jepang dan Cara Membuatnya dengan Mudah
Deretan jajan Korea dan Jepang di atas bisa dinikmati kapan saja dan tidak sulit menemukannya di kota masing-masing. Penggunaan bumbu-bumbu tertentu pada ragam kuliner Korea dan Jepang menghasilkan ciri khas tersendiri dan tentunya rasa autentik.