JNEWS – Bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera Barat (Sumbar), membuat distribusi kiriman baik itu yang masuk dan ke luar dari Kota Padang dan sekitarnya sempat terganggu. Namun seiring berjalannya waktu, berkat proses recovery yang dilakukan secara intensif oleh pemerintah proses distribusi paket sedikit demi sedikit mulai membaik.
Selain di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara, banjir bandang dan tanah longsor juga melanda wilayah Sumbar. Tercatat sekitar 14 kabupaten/kota terdampak bencana, seperti Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Agam, Pesisir Selatan, Solok, Kota Pariaman, Pasaman Barat, Bukit Tinggi, serta beberapa wilayah lainnya.
Menurut Kepala Cabang Utama JNE Padang, Ahmad Junaidi, bencana alam di Aceh, Sumut dan Sumbar mengundang keprihatinan dan duka yang mendalam, terutama untuk para korban jiwa.
Dan dalam hal ini pihaknya bekerja sama dengan beberapa pihak di Padang, untuk mengumpulkan donasi dan sumbangan untuk para korban terdampak. Begitu juga JNE Padang mengumpulkan barang-barang bantuan yang dikirim dari berbagai kantor cabang JNE di seluruh Indonesia, yang nantinya akan didistribusikan ke posko-posko pengungsian atau korban lainnya.
“JNE Padang tidak sendirian akan tetapi bekerja sama dengan beberapa pihak dalam menyalurkan bantuan, baik itu bantuan dari masyarakat di sekitar Padang maupun barang-barang kiriman dari teman-teman di JNE cabang lain,” ujar Ahmad Junaidi, saat di temui JNEWS beberapa waktu lalu.
Sementara terkait pendistribusian paket kiriman, baik itu yang masuk (inbound) dan ke luar (outbound) dari Padang sampai saat ini masih terdampak, meski perlahan mulai pulih seiring adanya proses recovery, seperti pembersihan jalan yang terkena longsor maupun perbaikan jembatan yang dilakukan oleh pemerintah.
Baca juga: Siasat JNE Silangit Distribusi Paket ke Area-area Terdampak Bencana
“Dampak bencana jelas berpengaruh terhadap distribusi paket kiriman, karena akses jalan banyak yang terputus, jembatan tersapu banjir atau jalan tertimbun tanah longsor. Paling banyak di daerah kabupaten seperti Padang Panjang, Bukit Tinggi, Paya Kumbuh, Sawah Lunto, Solok, Solok Selatan dan kabupaten lainnya,” jelasnya.
Meski proses distribusi paket kiriman sempat terdampak dan sekarang mulai pulih, untuk jalur utama Sitinjau Lauik diberlakukan buka tutup yang mengakibatkan selisih waktu lumayan lama, yakni yang tadinya hanya 3-4 jam, bisa menjadi belasan jam.
“Sitinjau Lauik ikut terkena longsor dan merupakan akses utama dari Padang ke cabang-cabang di Zona B. Begitu juga armada yang mengangkut kiriman langsung dari Jakarta melewati Sitanjau Lauik, sekarang diberlakukan buka tutup yang mengakibatkan antrean panjang,” bebernya.
Begitu juga beberapa daerah, seperti Pariaman, yang akses jalannya utamanya terkena longsor sekarang sudah dilakukan pembersihan, sehingga distribusi paket kiriman mulai lancar. “Di Sumbar banyak jalan yang secara geografis berada di tebing curam, tepi sungai hingga lembah, sehingga rawan terdampak tanah longsor, apabila hujan dengan curah tinggi turun secara terus menerus,” beber Junaidi.
“Untuk kantor cabang di Zona B, Alhamdulillah tidak ada yang terkena banjir bandang, namun ada beberapa agen di tingkat kecamatan yang terdampak. Untuk rumah karyawan ada beberapa yang terkena banjir bandang, namun tidak sampai ada korban jiwa. Kami sudah mendata semuanya. Semoga semua yang terdampak bencana segara pulih. Kehidupan normal kembali dan Sumatera Barat kembali indah seperti sediakala,” pungkasnya. *












