“Berusaha sebisa mungkin untuk mandiri, jangan hanya bergantung kepada orang tua”, begitu motto hidup Agung Setyawan, karyawan JNE Jogja yang sejak 2015 silam telah bergabung di perusahaan. Sungguh mulia jiwanya, di saat pandemi ini dia terus berupaya meningkatkan penghasilannya sebagai kepala keluarga.
Bukan Agung jika bermalas-malasan atau hanya diam tidak melakukan hal yang berarti begitu saja terutama dalam situasi pandemi saat ini. Dari dukungan sang istri dengan bermodal bakat dari ibu mertua, Agung dan istri berjualan minuman jamu.
Jamu tradisional jawa seperti kunir asem, kencur dan gula asem. Semuanya diracik dan diramu dengan resep turun temurun dari keluarga istri, semua mereka lakoni guna untuk menambah pundi-pundi rejeki. Setiap pagi Agung dan istri harus bangun jam 02.30 sebelum shubuh berkumandang. Mereka meracik dan mengolah bahan jamu tradisional ini yang nantinya menjadi minuman siap saji untuk dijual.
Minuman jamu ini harus dibuat benar-benar fresh agar terjaga kualitasnya dengan bahan-bahan pilihan. Jamu-jamu yang telah dibuatnya dimasukan ke dalam kemasan botol mineral yang sudah disterilkan terlebih dahulu. “Biasanya buat sekitar 20-an botol perhari”, ungkap Agung.
Agung pun mengatakan, “Menjajakan jamu-jamunya dimulai dari pukul 05.30 hingga jam 08.00 setiap hari. Kadang kami jualan di pinggir pantai , alun-alun kidul, tempat wisata Yogyakarta dan jika masih ada sisa kami juga pasang di kantin JNE. Kebetulan di kantin kantor juga nyediakan chiller (pendingin) untuk menyimpan, jamu saya bisa awet seharian”.
Tapi dia harus menerima konsekuensinya jika dia harus berjualan di pantai atau tempat wisata yaitu dengan membayar biaya retribusi tempat. Terkadang ia diusir oleh satpol PP karena dinilai berada di kawasan dilarang untuk berdagang.
Bapak dari 3 bersaudara ini, harus pintar membagi waktu kerjanya dan waktu jualannya serta tak lupa waktu dia sisihkan untuk keluarganya tercinta. Di kantor, Agung selalu mempunyai semangat bekerja yang tinggi. Terlihat dari rapor kerjanya yang mempunyai predikat baik sebagai driver pick up di operational outbound JNE Yogyakarta.
Manusia terkadang juga mempunyai batas kemampuan di kesibukan waktu kerjanya, Agung pun sempat jatuh sakit karena kelenjar getah bening. Ia pun sempat harus berhenti sejenak dari rutinitas karena akan menjalani operasi.
Di waktu yang bersamaan, istrinya sedang hamil besar dan sebentar lagi akan lahir anaknya yang kedua. “Saya harus segera sembuh. Siapa yang akan menunggu dan merawat istri lahiran, kalau bukan saya sendiri? Kasihan anak juga”, tuturnya mengenang situasi kala itu.
Sehabis operasi kurang lebih seminggu lamanya, berkat doa dan semangatnya dia kembali sehat dan tepat pada tanggal 25 mei 2021, istrinya melahirkan anak keduanya dengan selamat. Rasa syukur yang begitu besar Agung panjatkan kepada Allah SWT. Berkah sehatnya dia bisa mendampingi istri tercinta dalam proses persalinan sampai melihat buah hatinya lahir.
Baca juga : Suroso, Kantin Kejujuran JNE Yogyakarta dan Value Perusahaan
Masa pandemi yang berkepanjangan, membuat perekonomian baik UMKM dan Non-UMKM melemah. Begitu juga dengan kondisi Agung dan istri. Minuman jamu yang dijual biasanya habis, saat ini dia harus menelan pil pahit dikarenakan jualannya banyak yang tidak laku dan sesaat harapannya pun pupus.
Mengingat dia seorang tulang punggung keluarga, dia pun sempat mencari peruntungan dengan beralih jualan kue terang bulan. Alhasil, dagangannya pun lumayan laris. Akan tetapi kabar gembiranya itu tidak berjalan lama, dikarenakan peminatnya yang semakin menurun disebabkan kondisi saat ini.
Namun hal itu sama sekali tidak menyurutkan semangat Bapak kelahiran Yogyakarta 1986, semua usaha dia lakoni dengan penuh kesabaran. “Istri juga baru melahirkan, jadi harus ekstra. Usaha lainnya yaitu usaha binatu saat ini juga mengalami kesurutan karena pandemi. Kebanyakan ramai ya dari mahasiswa-mahasiswa kampus tetapi saat ini sebagian besar sedang pulang kampung ,” ujar Agung.
Dia menaruh harapan besar jamu buatannya bersama istri bisa laris ke depannya, berkembang dan mempunyai merek dagang sendiri. Bisa mengenalkan betapa pentingnya minuman jamu ini untuk masyarakat, apalagi di saat-saat pandemi seperti ini.
Selain dibuatnya secara tradisional , juga termasuk minuman yang menyehatkan badan. Kampanye kesehatan ini dia lakukan melalui dari skala kecil yaitu di lingkungan kerjanya sendiri. Agung masih menyetok minuman jamu di kantin Kejujuran. “Tujuannya hanya satu, agar teman-teman JNE sehat”, jelasnya.
Baca juga : Akun Instagram JNE Tangerang Sukses Gaet Netizen
Dukungan JNE Yogyakarta untuk Semangat Entrepreneurship Karyawan
Kantin Kejujuran yang berada di kantor JNE Yogyakarta sudah lama berdiri, sekitar dua tahun silam. Kantin ini berdiri dari pondasi value perusahaan JNE yaitu jujur, disiplin, tanggung jawab dan visioner. Banyak karyawan yang tergugah hatinya untuk mencoba menggali bakat berdagang dengan cara saling menitipkan makanan atau minuman di kantin Kejujuran ini.
Selain melatih jiwa entrepreneurship karyawan, keberadaannya akan mendukung penuh martabat perusahaan di mata dunia bisnis bahwasanya JNE menomor satukan value khususnya nilai Kejujuran itu sendiri .
Dari sikap jujur yang berhasil dibangun, harapannya akan membawa perusahaan tercinta JNE bisa menjadi perusahaan yang besar dan bersaing secara internasional .
Sambutan positif pun luar biasa dari para karyawan dan karyawati di kantor JNE Yogyakarta. Mereka tidak lagi susah–susah mencari sarapan, makan siang, bahkan makan malam. Di kantin ini menu sajiannya sangatlah lengkap dari snack (camilan kecil), nasi bungkus, minuman botol, jamu, minuman segar es campur, es kelapa muda, es buah bahkan ada pula coffee zone.
Di coffee zone ini menyediakan berbagai minuman kopi dengan seduhan air panas atau dingin sesuai selera dengan dispenser. 1 unit chiller pendingin untuk menyimpan minuman segar dan inventori minuman ber-soda sebagai mitra kantin untuk penjualan minuman botol dengan merk dagangnya.
Harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau untuk kantong karyawan. Para karyawan yang ikut andil di kantin harus mengatur sendiri pengelolaan keluar-masuk dan laba rugi keuangan. Setiap bulannya diadakannya stock opname guna menentukan keberhasilan kantin Kejujuran ini.
Kegiatan ini pun sangat diapreasiasi oleh bapak Adi Subagyo selaku Pimpinan Cabang Utama JNE Yogyakarta. “Menanggapi teman-teman karyawan yang turut berjualan di Kantin kejujuran di lingkungan kerja secara pribadi sangat mengapresiasi”, tuturnya.
“Setiap kali ada kesempatan saya selalu berpesan kepada teman-teman karyawan untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur-nya, memiliki usaha atau bisnis sendiri meski kecil-kecilan”, ungkap Adi.
Adi pun menambahkan, “Upaya yang dilakukan tersebut sebenarnya sebuah pembelajaran untuk lompatan yang lebih besar lagi yaitu menjadi seorang wirausahawan yang ikhlas dan sabar saat jualan tidak ramai, kemudian terus bersyukur serta berbagi saat mendapat rezeki. Jadi, selamat menikmati prosesnya”.
Baca juga : Pegawai Nyambi Bisnis Online? Bisa Banget!