JNEWS – Momen Lebaran menjadi hal yang berkesan bagi I Putu Sartika, sebab seringkali dirinya mengambil piket untuk tetap masuk kerja saat karyawan lain libur. Bahkan di awal-awal JNE berdiri, dirinya yang masih lajang kala itu sering menginap di kantor selama libur Hari Raya Idul Fitri. Tidak terasa karyawan terlama di JNE yang sudah 33 tahun mengabdi di JNE ini, tahun depan akan memasuki masa pensiun.
Putu Sartika adalah saksi hidup bagaimana perjalanan panjang JNE yang didirikan sejak November 1990 silam. Kala itu, dirinya menjadi office boy saat jumlah karyawan JNE baru dalam hitungan jari tangan.
“Sejak dulu sampai sekarang saat bulan Ramadan tiba, walau saya beragama Hindu saya ikut puasa juga. Rasanya nikmat ikut berbuka puasa saat Magrib tiba dengan karyawan yang Muslim. Di Hindu juga ada puasa seharian saat Nyepi, jadi saya sudah terbiasa dan badan sehat-sehat saja waktu ikut puasa. Kalau dihitung-hitung, tidak terasa saya sudah merasakan dan melalui 32 kali Lebaran di JNE, he-he-he…,” ujar Putu saat berbincang dengan JNEWS, Jumat (26/4/2024).
“Tahun awal-awal JNE berdiri, pas Lebaran saya sering piket menginap di kantor sampai seminggu. Rasanya senang, karena itu juga menjadi berkah buat saya mendapat uang piket yang kala itu cukup lumayan, terlebih saya masih bujangan dan tidak mudik ke Bali,” tambah Putu yang saat ini bertugas di Mega Hub JNE, Bandara Mas, Tangerang.
Roda waktu terus berputar. Tahun demi tahun berganti. JNE kian berkembang dan karyawan dari waktu ke waktu semakin banyak, sudah puluhan ribu karyawan saat ini yang bukan hanya di JNE Pusat Jakarta namun sudah menyebar di seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: Belajar dari Semangat Juang Sirilus Siko, Kurir Disabilitas JNE Surabaya
“Saya sangat bersyukur dan bangga sampai hari ini masih mengabdi di JNE. Selama 33 tahun saya menyaksikan bagaimana tumbuh dan berkembangnya JNE. Selama itu pula tidak pernah terbentik sedikit pun untuk pindah kerja dari JNE. Dari hasil bekerja di JNE, saya bersyukur selain cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, kedua anak saya juga sudah mentas kuliah. Anak saya yang pertama sudah bekerja dan yang kedua bulan depan wisuda. Rumah pun sudah milik sendiri. Jadi sangat senang bisa membesarkan dan menyekolahkan anak dari hasil kerja di JNE selama ini,” terang Putu.
“Dari dulu saya sering mengambil piket ketika libur Lebaran. Dan keluarga memakluminya. Makanya saya merasa sedih, tahun depan sudah memasuki masa pensiun. Teramat banyak kesan mendalam yang tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata. Nilai kekeluargaan dan toleransi sangat kental di JNE, begitu juga para pimpinan di JNE selama ini memberi contoh teladan yang baik, itu yang membuat saya betah selama ini,” ujar Putu dengan mata berkaca-kaca.
“Terima kasih JNE, terima kasih para pimpinan dan juga rekan-rekan, tetap semangat bekerja agar JNE semakin maju dan berkembang lagi. Tidak pernah terbayang, saat pertama kali masuk kantor JNE 33 tahun silam karyawannya tidak sampai 10 orang sekarang sudah puluhan ribu,” tutup Ksatria kelahiran Bali, 1 November 1969 ini. *