Kisah UMKM Pindah Jalur Online Raih Omzet Puluhan Juta

Rury Ruhyati pemilik kios Ratu Boboko

Rury Ruhyati pemilik kios Ratu Boboko

UMKM ONLINE -Covid-19 membawa dampak yang luar biasa karena ikut mengubah sebagian besar tatanan adat konvensional. Salah satunya merubah tren penjualan dari offline menjadi online untuk sebagian besar bisnis yang ada, termasuk pada sektir UMKM.

Mau tak mau para UMKM harus merubah skema bisnis konvensionalnya ke jalur online agar bisa tetap bertahan dan mengikuti tren atau kebiasaan baru tersebut. Salah satu UMKM yang akhirnya pindah jalur adalah Rury Ruhyati pemilik kios Ratu Boboko yang berada di foodcourt Plaza Kuningan, Jakarta Selatan.

Wanita 36 tahun tersebut berhasil mendapatkan omzet puluhan juta dalam satu hari setelah UMKM-nya beralih ke online. Padahal pendapatanya sebelum sudah terjun payung 80 persen, bahkan tak dapat berjualan di tempat biasanya.

“Tabungan saya sudah habis untuk menutup kebutuhan sehari-hari, rasanya sudah tidak ada semangat. Saya merasa ini adalah masa tersulit untuk usaha saya. Alhamdulillah, suami saya kerja kantoran dan masih aman (untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari),” ungkap Rury.

BACA JUGA : Pentingnya Sertifikasi Halal Bagi UMKM

Akibat desakan kesulitan tersebut, Rury akhirnya memutar otak agar dapat mempertahankan UMKM dan 4 orang karyawan yang diperkerjakannya.

“Saya tidak mau bisnis ini tutup dan melepas karyawan yang sejak 2017 sudah loyal pada kami,” katanya.

Untuk bisa menutupi kebutuhan harian dan menggaji karyawan, Rury akhirnya melakukan business pivot dengan mengubah strategi berjualan UMKM  dari offline menjadi online, mengubah produk ‘makanan matang’ menjadi ‘makanan siap masak’, dan berjualan bahan pangan beku yang menarik untuk para ibu rumah tangga.

Rury sadar bahwa saat ini banyak ibu rumah tangga yang kesulitan untuk ke pasar. Celah itu menjadi sebuah solusi untuknya mengubah skema bisnis UMKM dengan sajian makanan siap masak yang bisa dikirim ke rumah.

Selain berinovasi, Rury juga menjadikan pendapatan dari pelanggan tetap katering hariannya untuk memutar roda usaha. Pelanggan tetap katering Rury adalah para karyawan yang berdomisili di sekitar lokasi kantin miliknya.

“Lumayan, untuk menutup biaya gaji 4 karyawan. Kami juga sangat terbantu dengan OVO yang ikut mendukung merchant seperti saya agar bisa melakukan promosi khususnya di sosial media dan banyak hal lainnya,” ujar Rury.

BACA JUGA : 3 Hal Kenapa UMKM Wajib Beralih ke Online

Sejak memulai usahanya tiga tahun lalu, Rury sudah menggunakan jasa keuangan milik OVO. Usahanya termasuk salah satu merchant mitra awal OVO. Rury mengaku, layanan OVO sangat membantunya terutama dalam penerapan sistem transaksi nontunai kepada pelanggan melalui fitur Scan QR from Gallery yang dimiliki OVO.

Rury merasakan cukup banyak manfaat dari status usahanya sebagai mitra OVO, terutama di masa pandemi ini. Salah satunya, dia merasa sangat terbantu untuk menghindari sentuhan fisik saat bertransaksi dengan pembeli.

“Sejujurnya, saya takut untuk menerima uang tunai saat pandemi begini. Dengan pemakaian OVO dan QRIS, jadi ada solusi agar tidak terima pembayaran uang tunai lagi. Terlebih banyak promo untuk pembeli dan sistem OVO begitu simpel untuk terima pembayaran, lebih mudah,” ucapnya.

Lantaran penggunaan OVO, Rury juga merasa terbantu sebab tak perlu lagi repot-repot menukarkan uang ke bank. Karena sistem cashless, wanita ini bisa langsung membelanjakan atau mentransfer pendapatannya dari dompet digital OVO ke rekening tabungannya.

Harumi Supit, Head of Corporate Communications OVO mengatakan bahwa di tengah kondisi yang menyulitkan ini OVO percaya bahwa konsumen dan merchant juga ikut terdampak dengan adanya pandemi global.

“Sejak beberapa bulan lalu, OVO telah banyak membantu usaha pemerintah Indonesia dalam memerangi pandemi COVID-19, salah satunya dengan meluncurkan fitur inovatif untuk memindai QRIS melalui galeri ponsel pada platform OVO guna menghadirkan pengalaman transaksi digital yang semakin mudah dan nyaman, tanpa perlu melakukan kontak langsung,” ujar Harumi.

BACA JUGA : Dari Skateboard Bekas, Kacamata Kabau Tembus Pasar Mancanegara

Melalui fitur ini, tambah Harumi, OVO kembali menegaskan komitmennya yang berkelanjutan dalam mendukung semua pihak dan ekosistemnya sendiri lewat beragam inisiatif, agar dapat tetap bertahan dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang saat ini masih kita alami.

Rekam jejak jumlah UMKM rekanan OVO mengalami peningkatan yang cukup besar dengan pertumbuhan sekitar 30% di kuartal ketiga 2020 menjadi lebih dari 700.,000 UMKM. Hal itu membuktikan bukti besarnya manfaat digitalisasi yang dirasakan UMKM dengan bergabung di OVO sebagai salah satu ekosistem digital terbesar di Indonesia.

Hal ini tentunya sejalan dengan tujuan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia serta transformasi digital di sektor UMKM.

Exit mobile version