Kacamata Kabau – Tak semua usaha harus menjual produk atau barang baru. Berangkat dari hal yang tak terduga, seperti barang bekas misalnya, bila diolah dengan baik dan bagus, apalagi bisa mengimbangi tren yang ada, justru bisa menghasilkan cuan serta bisnis yang menggiurkan.
Pada intinya, tak semua barang bekas pakai akan berakhir di tempat sampah, melalui tangan-tangan kreatif, ditambah bekal kamampuan dan ketekunan, bisa jadi produk baru yang menarik. Bahkan bermanfaat dan digunakan banyak orang.
Contoh sukses bisnis daur ulang tersebut seperti usaha rumahan Kacamata Kabau. Percaya tidak percaya, kacamata kayu tersebut menggunakan papan skateboard bekas sebagai material utamanya yang sukses diolah guna kembali.
Reynanto Akhmad Aditya (Ditto) dan Bonny Andrew (Andro), menjadi duet pemuda yang menginisiasi hal tersebut hingga kini binis kacamata dari limbah papan skatebord tersebut bisa meraup banyak keuntungan.
Bahkan karya yang berangkat dari barang bekas itu, saat ini dijadikan penunjang lifestyle banyak orang, khususnya bagi kalangan skater, baik yang ada di Indonesia, sampai ke mancanegara.
Memulai usaha kriya kacamata kayu dari 2011, ide awal memanfaatkan limbah papan skateboard didapat setelah mereka melihat perkembangan seni dan desain di dunia maya. Begitu menyaksikan konten pemanfaatan bahan limbas bekas pakai, akhirnya mereka tergerak untuk do something juga hingga akhirnya mulai berkarier.
BACA JUGA :Â Mau Tembus Pasar Amerika, UMKM Bisa Manfaatkan GSP
“Berhubung dari hobi dan kesukaan saya terhadap skateboard, kami lihat di banyak skate park, bila ada papan yang rusak atau patah itu sulit diperbaiki, dan terbuang begitu saja. Kemudian dari situ, muncul ide memanfaatkan papan skateboard bekas pakai yang memungkinkan diguna ulang jadi barang baru, yakni kacamata,” ucap Ditto kepada JNEWS beberapa waktu lalu.
Kreasi dari kacamata garapannya juga unik dan cukup “nyeni”, maklum pria 35 tahun ini juga merupakan lulusan S1 Desain Grafis Trisakti Jakarta, jadi masalah atau urusan kreasi yang punya nilai keunikan tersendiri, sudah pasti menjadi bagian dari bumbu-bumbu pada produknya.
Alasan Ditto memilih bahan bekas papan skateboard juga bukan sekadar hanya masalah karena selaras dengan hobi, atau memanfaat saja, namun dikarenakan jenis papan skateboard terbuat dari kayu mapel berserat halus, kuat, dan fleksibel.
Sedangkan yang membedakan produknya dengan jenis kacamata kayu lain, terdapat pada bagian motif. Bila jenis kacatamata kayu lainnya kebanyakan bermain motif tanpa warna, namun untuk produk garapan Kabau diberikan layer motif dan kelir yang berbeda-beda.
“Kabau yang berasal dari papan skateboard punya layer motif dan warna yang berbeda-beda. Ini yang diangkat menjadi keunikan tersendiri untuk kacamata Kabau kami,” kata dia.
Tak hanya itu saja, karena usaha rumahan sejenis UMKM, makan proses pengerjaan juga terbilang sederhana. Jangan harap pakai mesin cangih ala pabrikan atau industri besar, karena semua dilakukan secara handmade, alias langsung tangan yang berkerja.
Prosesnya dibuat satuan menggunakan alat semi manual, sehingga membutuhkan kontrol tangan dengan meminimalisir kesalahan saat pembuatan. Cara kerja seperti ini memang terkesan kuno, tapi justru hal ini yang membuat karyanya berbeda dan patut diacungi jempol.
BACA JUGA :Â Eksistensi Wisata Edukasi Tanaman Aromatik Rumah Atsiri via Facebook
“Kami berupaya untuk memilah kondisi serat terbaik dari papan skateboard untuk dijadikan kacamata dengan kualitas terbaik. Kabau ini brand kacamatan handmade pertama berbahan dasar papan skateboard,” ujar Ditto.
Sedangkan untuk pemilihan naman brand Kabau sendiri, lebih dikarenkan menyesuaikan DNA dari pada pendirinya yang memiliki darah dari suku minang.
Jadi Kabau diambil dari Minang Kabau, dengan tujuan mengangkat unsur kearifan lokal dan tidak kebarat-baratan sebagai identitas aslinya.
Untuk produk kacamatanya, Ditto mengatakan lebih ke pemesanan custom order dari konsumennya, jadi pemesan bisa menentukan desain sampai tipe lensa dari mereka atau katalog yang ditawarkan. Ketersediaan barang statusnya ready stok, tapi masih dalam skala yang relatif tidak terlalu banyak.
Selain kacamata, ada juga produk lain yang ikut dipasarkan. Seperti kalung, cincin, gantungan baju, lampu meja, tatakan gelas, talenan, sampai produk pendukung kebutuhan skateboard yang semuanya dibuat dari material yang sama.
Metode penjualan untuk saat ini dilakukan secara dua cara, yakni offline dan online. Untuk online, Kabau lebih memanfaatkan platform sosial media yang diklaim mudah diakses semua orang dari berbagai tempat. Hebatnya lagi, produk yang dipasarkan tidak hanya untuk pasar lokal, tapi sudah sampai mancanegara.
“Pemesanan kacamata Kabau selain di dalam negeri juga sudah ke luar negeri juga. Sudah sampai Amerika, Australia, Jepang, dan Swiss. Kalau secara offline, produk bisa dilihat langsung di studio kami yang ada di Kramat Jati dan beberapa skateshop lainnya,” kata Ditto.
Bagi yang penasaran harga dari produk kacamata bekas papan skateboard tersebut, jangan beper ya, karena banderolnya cukup lumayan, yakni mulai dari Rp 1,2 juta untuk produk ready, dan Rp 1,5 juta untuk yang custom order.
Buat yang penasaran lihat model-modelnya seperti apa saja, bisa langsung menyambangi akun Instagramnya resminy di @naminesstudio dan @kabau.indo.
BACA JUGA :Â From Zero to Hero, Begitu Kisah Yuli Selamatkan Batik Kudus yang Nyaris Punah
Dalam proses pengantaran produk ke tangan konsumen via jalur online, Ditto mengatakan sering menggunkan jasa JNE, namun memang dia belum tergabung dalam keanggotaan JLC.
Hal yang dia sukai dari pelayanan JNE lebih karena mudah ditemui serta barangnya benar-benar terjaga sampai di tangan konsumen.
“Alasan pertama karena JNE itu dekat dengan tempat kami, jadi yang mudah kenapa harus cari yang lainkan. Untuk JLC kebetulan saat ini belum, tapi akan kami coba nantinya,” kata dia.