JNEWS – Imlek sebentar lagi tiba. Momen ini sangat spesial dan biasanya diisi dengan kebersamaan bersama keluarga dan orang-orang terdekat. Dalam suasana yang hangat ini, aneka macam kue khas Imlek turut hadir sebagai pelengkap yang membuat suasana menjadi lebih intim dan hangat.
Kue keranjang dan lapis legit hanyalah sebagian dari beragam jenis kue Imlek yang meramaikan meja saat perayaan. Lebih dari sekadar rasa yang lezat, setiap jenis kue yang disajikan ternyata membawa makna tersendiri yang berkaitan dengan kehidupan.
Dengan mengetahui berbagai jenis kue khas Imlek dan kisah di baliknya, momen perayaan menjadi lebih berarti dengan harapan dan doa yang terkandung dalam setiap sajian.
8 Kue Khas Imlek dan Kisah yang Diceritakannya
1. Moon Cake
Dikutip dari China Highlight, dalam tradisi Tionghoa, bentuk bulat moon cake sangat estetis. Namun, di balik itu semua, ternyata juga kaya akan simbol.
Kue ini dikenal dengan bentuk bulatnya yang unik, dilengkapi motif-motif indah dan ukuran yang cukup mungil. Saat dibelah, bagian dalamnya ada isian lezat seperti pasta kacang merah dan biji teratai.
Tradisi menyajikan mooncake tidak hanya tentang menikmati kelezatannya. Namun, juga sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, terutama di musim gugur. Inilah waktu ketika keluarga berkumpul, berdoa, dan menyantap berbagai hidangan khas dengan harapan akan datangnya keberuntungan.
Baca juga: Kuliner Khas Petak Sembilan: Eksplorasi Rasa di Jantung Jakarta
2. Kue Ku
Kue Ku merupakan salah satu jenis kue khas Imlek yang sering dihubungkan dengan simbol kemakmuran, kebaikan dalam kehidupan, dan keberuntungan.
Dari kejauhan, kue ini memiliki kemiripan dengan bentuk tempurung kura-kura, dengan warna merahnya yang mencolok. Jika dilihat lebih dekat, akan terlihat bahwa permukaannya dihiasi dengan motif menarik dan ada tulisan dalam bahasa Tiongkok di bagian tengahnya.
Tekstur kulit luarnya yang kenyal dan sedikit lengket memberikan kontras dengan isian manis berupa kacang hijau tumbuk yang ada di dalamnya. Tekstur dan rasanya menjadi unik begitu digigit.
Sebenarnya, Kue Ku tidak hanya terbatas pada perayaan Imlek. Kita bisa menemukannya dengan mudah sebagai jajanan pasar tradisional. Hanya saja, tidak ada huruf Tiongkok yang dicetak pada kuenya.
3. Kue Mangkuk
Kue mangkuk mirip dengan bolu kukus mekar. Namun, berbeda dengan bolu kukus mekar yang dibuat dari tepung terigu dan susu, kue khas Imlek ini dibuat dari kombinasi tepung beras, tepung terigu, dan tape singkong. Cita rasanya manis dengan tekstur yang lebih lembut, sedikit padat, dan kenyal saat disantap.
Dalam perayaan Imlek, kue mangkuk sering kali dihadirkan dalam nuansa warna merah, cokelat, dan pink. Setiap warna membawa simbol rezeki dan keberuntungan sepanjang tahun. Kue mangkuk akan disajikan dalam jumlah ganjil, yang dianggap membawa makna kebahagiaan, kemakmuran, dan berkah kelimpahan.
4. Kue Ong Lei
Di antara ragam hidangan yang memeriahkan perayaan Imlek, kue ong lei menjadi salah satu yang tak boleh terlewatkan. Penampilannya mirip kue nastar, terutama karena penggunaan topping selai nanas.
Proses pembuatan kue ong lei memang mirip dengan nastar, dimulai dengan pembuatan kulit pastry yang kemudian diisi dengan selai nanas yang khas. Kue ini dibakar hingga matang, menciptakan tekstur yang kering di bagian luar sementara tetap lembut dan manis dengan sentuhan segar dari selai nanas di bagian dalam.
Namun, selain kelezatannya, buah nanas pada kue ong lei membawa makna yang dalam, sebagai simbol keberuntungan yang diharapkan akan menyertai sepanjang tahun.
5. Kue Keranjang
Kue keranjang, atau yang dikenal juga dengan nama nian gao, menjadi salah satu simbol kuliner yang tak terpisahkan dari perayaan Imlek. Seiring mendekati hari raya, kue ini mulai bertebaran di berbagai tempat mulai dari supermarket, pusat perbelanjaan, hingga toko-toko kecil.
Kue khas Imlek ini disebut kue keranjang karena penampilannya yang unik, mirip dengan bentuk keranjang kecil. Kue ini juga menawarkan sensasi rasa yang khas.
Tekstur kue keranjang kenyal, padat, dan sedikit lengket, mirip dengan dodol. Ditambah dengan rasa manis yang berasal dari kombinasi gula merah dan beras ketan, serta sedikit tepung gandum dan garam.
Tak hanya enak, ternyata kue keranjang juga punya kisahnya sendiri. Kue ini menyimbolkan keharmonisan dan persatuan keluarga, serta tekad yang bulat. Tradisi menyajikannya secara bertumpuk tidak hanya untuk estetika, tetapi juga sebagai lambang harapan untuk kehidupan yang lebih baik, berlimpah rezeki, dan keberuntungan di tahun yang baru.
6. Manisan Segi Delapan
Kue khas Imlek yang juga menarik adalah manisan yang disajikan dalam wadah berbentuk segi delapan. Isinya mulai dari manisan dari leci, melon, jeruk, kelapa kering, semangka, kacang tanah, dan biji teratai.
Kumpulan manisan ini, dikenal sebagai “tray of happiness” atau wadah kebahagiaan, disusun rapi dalam wadah berbentuk oktagon, mengusung simbolisme yang kaya. Wadah berbentuk oktagon atau segi delapan yang digunakan bukan tanpa alasan. Angka 8 dianggap sebagai simbol keberuntungan dalam budaya Tionghoa.
Tiap jenis manisan dalam wadah ini memiliki simbolisme tersendiri. Leci mewakili kekuatan ikatan keluarga, melon untuk kesehatan, jeruk simbol kemakmuran, kelapa kering menggambarkan kerukunan dan persahabatan, semangka merah berarti kebahagiaan dan kejujuran, kacang tanah untuk umur panjang, dan biji teratai melambangkan kesuburan.
Melalui beragam manisan ini, diharapkan keberuntungan dan nilai-nilai positif tersebut akan mengisi kehidupan di tahun yang baru.
7. Lapis Legit
Menambahkan lapis legit ke dalam daftar kue khas Imlek bisa menjadi ide menarik untuk memeriahkan momen bersama keluarga dan teman dekat. Kue ini tidak hanya lezat tetapi juga sarat makna.
Lapisan-lapisan pada kue lapis legit ini dikaitkan dengan simbol kekayaan dan keberuntungan yang bisa dibawa kepada siapa saja yang menikmatinya. Menikmati lapis legit sambil minum teh hangat dan berbincang adalah cara sempurna untuk menghabiskan waktu bersama.
8. Wajik
Wajik adalah salah satu hidangan yang sering muncul dalam perayaan Imlek. Bentuknya mirip ketupat, dengan warna kecokelatan yang terlihat lezat. Keistimewaan dari wajik terletak pada rasanya yang manis dan teksturnya yang lengket, hasil dari kombinasi gula merah dan beras ketan yang menjadi bahan utamanya.
Berbeda dengan kue keranjang yang juga menggunakan gula merah sebagai pemanis, wajik menawarkan sensasi rasa yang berbeda karena kandungan beras ketan yang memberikan tekstur khas pada jajanan ini.
Tradisi menyantap wajik selama Imlek ternyata juga membawa makna tersendiri. Dipercaya bahwa makan wajik dapat membantu mewujudkan harapan dan cita-cita untuk tahun yang akan datang. Lebih dari itu, wajik juga menjadi simbol dari keharmonisan dan kedekatan hubungan keluarga, sekaligus menyimpan harapan baik untuk anggota keluarga.
Baca juga: 10 Makanan Tradisional yang Hampir Punah dan Apa yang Bisa Dilakukan untuk Melestarikannya
Setiap kue khas Imlek di atas tidak hanya menawarkan rasa yang memanjakan lidah, tetapi juga mengandung harapan dan doa untuk tahun yang penuh dengan keberuntungan, kebahagiaan, serta keharmonisan keluarga.
Tradisi ini mengajarkan pentingnya nilai-nilai kebersamaan dan kehangatan dalam setiap pertemuan. Melalui momen-momen spesial seperti ini, diharapkan setiap orang dapat mengambil hikmah dan mempererat tali persaudaraan sambil menikmati kekayaan budaya yang telah dipelihara sejak dulu.