JNEWS – Menjelang peringatan Isra Mikraj pengajian dua bulanan digelar di JNE Cabang Utama Padang, Sumatera Barat. Mengambil tema ‘Isra Mikraj Menginspirasi Kebaikan’ menghadirkan Ustaz Adrianto Malin Marajo, seorang pendakwah terkenal di Sumbar.
Pengajian rutin dua bulanan yang digelar bergiliran di setiap kantor cabang JNE terus berlanjut. Kali ini digelar di JNE Cabang Utama Padang, pada Rabu (22/1/2025) sore, bertempat di meeting room JNE Padang, Jalan Nipah No. 42 Kota Padang. Dalam pengajian dihadiri puluhan karyawan JNE Padang dan juga ratusan karyawan kantor cabang lainnya online melalui Zoom.
Sebelum acara dimulai terlebih dahulu diberikan santunan kepada 15 anak yatim dari Panti Asuhan Jasmin Nabila Inayah Padang, yang diserahkan langsung oleh Kepala Cabang JNE Padang, Yusran.
Dalam tausiyahnya Ustaz Adrianto Malin Marajo menjelaskan, Isra Mikraj merupakan perjalanan istimewa dan penting bagi Nabi Muhammad SAW, di mana dalam perjalanan tersebut diperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT, termasuk surga dan neraka.
Isra Mikraj yang terjadi pada malam 27 Rajab tahun 10 kenabian atau sekitar tahun 620-621 M, adalah peristiwa nyata bukan mimpi, karena melibatkan jasad dan ruh Nabi Muhammad SAW, dengan rute perjalanan Masjidilharam-Masjidilaqsa dan berakhir di Sidratul Muntaha atau langit ketujuh.
“Isra Mikraj bukan perjalanan dalam mimpi Nabi SAW, akan tetapi nyata adanya dengan tujuan memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Seperti contoh, Nabi SAW melihat seseorang yang sedang bercocok tanam, namun benih yang ditanam langsung tumbuh besar bahkan berbuah dan bisa langsung dipanen, hal tersebut karena orang tersebut saat di dunia rajin bersedekah dan berinfak atau sering membelanjakan hartanya di jalan Allah,” ujarnya.
Baca juga: JNE Distribusikan 10 Ribu Kitab Iqra Gratis ke 51 Titik Lokasi
“Hikmah yang bisa didapat, tidak ada orang yang bersedekah atau berinfak jatuh miskin atau hartanya berkurang, akan tetapi sebaliknya akan terus bertambah, termasuk nanti di akhirat, dan itu diperlihatkan secara nyata kepada Nabi Muhammad saat Isra Mikraj,” terang sang ustaz.
Contoh lainnya, lanjutnya, Rasulullah SAW melihat seorang nenek tua renta sudah bungkuk, bahkan kepalanya hampir menyentuh tanah dan ketika ditanyakan kepada Malaikat Jibril, hal itu ibarat usia dunia yang sudah tua dan sudah mendekati kiamat.
Dipaparkan Ustaz Adrianto, dari perjalanan Isra Mikraj yang paling penting adanya perintah salat 5 waktu, di mana perintah tersebut langsung datang dari Allah SWT, itu menandakan bahwa salat itu dalam kehidupan seorang Muslin sangat penting.
“Pada awalnya perintah salat 50 kali, namun Nabi SAW kemudian ketemu dengan Nabi Musa AS, sehingga pada akhirnya menjadi 5 kali, itu juga sempat diprotes olah Nabi Musa AS karena banyak umat Muslim nantinya tidak sanggup mengerjakannya. Dan sekarang terbukti banyak orang Muslim yang tidak salat,” jelasnya.
“Padahal betapa pentingnya salat. Shalat adalah tiangnya agama. Dalam tubuh manusia salat ibarat kepala. Jaminan Allah untuk mereka yang mengerjakan salat akan menjauhkan dari perbuatan keji dan mungkar. Dan jika sudah salat tapi sering melakukan maksiat maka berarti salatnya bermasalah. Inti dari Isra Mikraj jadikan salat sebagai jati diri, sehingga dengan demikian akan melahirkan kebaikan-kebaikan lainnya,” Ustad Adrianto mengakhiri. *
Baca juga: Sejarah dan Sensasi Sate Padang: Menelusuri Asal-Usul hingga Lokasi Terbaiknya