JNE Meningkatkan Kemajuan Bangsa Dan Negara Melalui Literasi

Oleh : Deden Mulyana HC-Employee and Industrial Relation

Peluncuran buku Bahagia Bersama (7/9)

Ada sebuah kalimat bijak yang diutarakan oleh seorang novelis Eropa ternama, yang bernama Milan Kundera. Beliau mengatakan “Jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkanlah buku-bukunya. Maka pastilah bangsa itu akan musnah.”

Apa yang Milan Kundera katakan, seakan mencerminkan sebuah arti dari pentingnya buku sebagai suatu sarana kemajuan bangsa dan negara, dan tentunya kemajuan sebuah peradaban. Karenanya muncul sebuah pepatah bahwa buku adalah jendela dunia.

Bagaimanapun buku tetap menjadi sumber informasi yang sangat penting, termasuk di era digital saat ini. Ungkapan akan pentingnya buku, juga diutarakan oleh salah satu tokoh Proklamator Indonesia, yaitu Muhammad Hatta.

Beliau juga mengatakan hal yang sama dengan apa yang dikatakan oleh Milan Kundera akan pentingnya sebuah buku. Muhammad Hatta mengatakan bahwa “Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.”

Serah terima paket buku dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi kepada JNE. Sebanyak 36 ribu paket buku akan dikirimkan ke 36 ribu titik 18 provinsi di Indonesia khususnya daerah 3T yaitu terpencil, terdalam dan terluar. Hal ini merupakan bagian dari program pemerintah GLN (Gerakan Literasi Nasional) dengan sasaran seluruh wilayah di Indonesia.

Milan Kundera dan Muhammad Hatta telah menyadari akan pentingnya buku dan menyadari akan pentingnya membaca sebagai sarana untuk membebaskan diri dari kebodohan. Melalui membaca akan meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada disuatu negara. Ketika kualitas SDM suatu negara meningkat, maka tingkat kesejahteraan rakyat juga akan meningkat, yang artinya tingkat kebahagiaan juga akan meningkat.

Sementara, rendahnya minat membaca akan mempengaruhi daya saing, disamping juga akan menyebabkan kemampuan inovasi menjadi rendah. Padahal inovasi adalah kunci kemajuan bangsa.

Sayangnya, Indonesia termasuk salah satu negara dengan minat membaca yang sangat rendah. Berdasarkan data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen, yang artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca. Angka ini tentu sangat memprihatinkan bagi masa depan bangsa dan negara Indonesia.

Sementara disisi lainnya, berdasarkan hasil survei Programme for International Student Assesment (PISA) yang diterbitkan pada 2018, oleh The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kemampuan membaca, sains, dan matematika di urutan yang sangat rendah.

Indonesia menempati urutan 74 dari 79 negara. Hasil ini tentu sangat tidak memuaskan apalagi selama 10 tahun terakhir Indonesia konsisten berada diurutan paling bawah.

Sekedar informasi, survei PISA merupakan survei evaluasi sistem pendidikan di dunia yang mengukur kinerja siswa kelas pendidikan menengah. Penilaian ini dilakukan setiap tiga tahun sekali dan dibagi menjadi tiga poin utama, yaitu literasi, matematika, dan sains. Hasil pada tahun 2018 mengukur kemampuan 600 ribu anak berusia 15 tahun dari 79 negara.

Sementara negara-negara Asia lainnya, seperti China dan Singapura berada diurutan teratas dalam survei PISA tersebut. Hasil survei tersebut nyatanya berdampak terhadap kemajuan bangsa dan negara dan juga kemajuan tingkat ekonomi masyarakat.

Seperti yang bisa kita lihat saat ini bahwa ekonomi China dan Singapura merupakan dua negara dengan tingkat ekonomi terbaik di dunia. Bahkan China digadang-gadang akan menjadi negara adidaya di masa depan.

Berawal dari kemajuan ekonomi, akan sangat berdampak terhadap kebahagiaan masyarakat. Jika tingkat kebahagiaan masyarakat dianalogikan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) maka, rakyat Singapura misalnya, akan terlihat 15 kali lipat lebih bahagia dibandingkan dengan rakyat Indonesia.

Perlu diketahui bahwa PDB Indonesia pada tahun 2019 sebelum adanya Pandemi Covid-19, sebesar USD 4.050 sedangkan PDB Singapura ditahun yang sama, sebesar USD 59.590 dan merupakan tertinggi di ASEAN.

Hal ini menunjukan bahwa kemampuan membaca/literasi sangat berdampak terhadap kemajuan suatu bangsa dan negara. China dan Singapura menjadi negara maju karena tingkat literasi di negara tersebut juga tinggi.

Kemampuan membaca rakyat China dan Singapura berada di peringkat teratas. China diperingkat 1 dan Singapura berada diperingkat 2 berdasarkan survei PISA yang dirilis pada 2018 tersebut.

Menanggapi rendahnya minat membaca di Indonesia. JNE selaku perusahaan yang sangat peduli terhadap kemajuan bangsa dan negara dan peduli terhadap pembangunan SDM di Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan literasi masyarakat.

Salah satu bentuk komitmen JNE dalam meningkatkan literasi masyarakat, salah satunya adalah melalui diadakannya Writing Competition yang berlangsung dalam perayaan hari jadi JNE yang ke-30 di tahun 2020 dengan tema “3 Dekade Bahagia Bersama.”

Writing Competititon tersebut berlaku untuk 3 kategori, yaitu kategori jurnalis, blogger/umum dan kategori khusus untuk karyawan JNE. Writing Competition ini pun terbilang sukses dan menarik minat banyak penulis, baik jurnalis, blogger/masyarakat umum maupun karyawan JNE. Tidak tanggung-tanggung total hadiah uang tunai Rp 300.000.000 disiapkan JNE untuk para finalis terbaik.

Writing Competition ini pun berlanjut di tahun 2021 yang diselenggarakan oleh JNEWS, tepatnya dimulai pada bulan Juni dan berlanjut disetiap bulan berikutnya hingga Juli, Agustus, September dan Oktober. Namun, Writing Competition ini hanya berlaku khusus untuk karyawan JNE.

Tema yang dipilih adalah seputar Sosok/Tokoh Karyawan JNE, Kegiatan Internal, Event maupun UMKM customer loyal JNE atau yang berada di wilayah kantor/cabang masing-masing. Total hadiah yang diberikan senilai Rp 9.000.000 untuk 3 pemenang yang ditentukan berdasarkan jumlah visitor terbanyak. Antusiasme karyawan begitu besar dalam Writing Competition ini, baik dari karyawan pusat maupun karyawan cabang.

Komitmen JNE lainnya dalam hal pengembangan literasi adalah penerbitan buku yang berjudul “Bahagia Bersama” yang ditulis oleh penulis ternama Indonesia, yaitu Maman Suherman atau yang akrab disapa Kang Maman, dan berkolaborasi dengan karikatur ternama Indonesia, yaitu Mice.

Buku ini pun mendapat sambutan hangat di masyarakat, bahkan jurnalis senior Indonesia, Andy F. Noya setelah membaca buku Bahagia Bersama, merasa banyak belajar dari JNE tentang nilai-nilai berbagi.

Baca juga : Sosok di Balik Hadirnya Logo HUT JNE Ke-31

Exit mobile version