Perencana keuangan Prita Hapsari Ghoze menyebutkan ada tiga indikator penting untuk mengetahui kondisi keuangan yang sehat.
Menurut Prita, hal yang paling penting dilakukan adalah mengevaluasi keuangan. Kamu bisa memulainya dengan menakar sejumlah aspek seperti komitmen keuangan yang terdiri dari cicilan atau tagihan rutin.
Baca juga: Siap-siap Macet, 44,17 Juta Orang Diprediksi Bakal Liburan Natal dan Tahun Baru
Kemudian perhatikan juga aspek status keuangan. Aspek ini menandakan status seseorang dalam penggunaan uangnya, apakah sebagai tulang punggung keluarga atau tidak memiliki tanggungan.
Setelah itu, kamu wajib menghitung arus kas bulanan untuk mendapatkan konklusi dari evaluasi keuangan.
Menurut Prita, keuangan yang sehat akan terlihat jika arus kas bernilai positif. Sebaliknya, keuangan yang tidak sehat ditandai dengan nilai negatif.
Indikator selanjutnya untuk memastikan kondisi keuangan sehat adalah angsuran
tidak boleh di atas 30 persen dari pemasukan.
Baca juga: Begini Cara Berhemat di Jakarta dengan Gaji Pas-Pasan
Prita pun membeberkan rumus sederhana agar seseorang bisa mengetahui angsuran yang ideal. Prita mengatakan jumlah angsuran tiap bulan dibagi dengan jumlah pemasukan tiap bulan lalu dikali dengan 100 persen.
Namun, bila angsuran kamu melebih batas ideal, sebaiknya tidak mengambil cicilan tambahan.
“Segera melunasi cicilan tersebut agar bisa menyehatkan kembali kondisi finasialnya,” kata Prita dalam webinar keuangan.
Terakhir, indikator keuangan sehat ditandai dengan seseorang mampu menabung dari penghasilannya.
“Ciri orang yang mampu menabung itu setiap bulan dia bisa menambah asetnya hingga 10 persen dari total penghasilannya,” ujar Prita.
Baca juga: Pengertian Intrapreneurship, Karakteristik dan Manfaatnya
Dia pun mencontohkan orang yang tengah fokus menyiapkan dana pendidikan, maka setiap bulannya jumlah dana tersebut bertambah sebesar 10 persen hingga targetnya tercapai.