Pegawai Nyambi Bisnis Online? Bisa Banget!

Oleh : Deden Mulyana

Photo by Mark Konig (Unsplash)

Beberapa tahun belakangan ini, bisnis e-commerce di Indonesia meningkat pesat. Hal ini terlihat dari menjamurnya marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada dan Blibli. Kehadirannya serta merta mengubah kultur belanja, yang semula belanja secara konvensional kini berubah menjadi serba online.

Pertumbuhan e-commerce ini pun membuka peluang untuk berbisnis secara online. Dan tentu saja peluang yang ditawarkan pun lebih besar. Karena jangkauan pasarnya pun lebih luas dan tak terbatas di satu tempat saja.

Bagi saya, kemajuan teknologi seperti ini menjadi anugerah yang bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Terlebih jika manfaatnya mampu memberikan penghasilan tambahan ekonomi untuk keluarga.

Gerakan JNE Ngajakonline, yang artikelnya saya baca di JNEWS Online, menjadi inspirasi saya terjun di bisnis online. JNEWS, portal berita milik perusahaan logistik JNE, memiliki konten yang inspiratif. Terutama untuk kategori UKM. Saya terinspirasi dengan keberhasilan Desi Yanti dari Surabaya yang sukses menjual ragam kerajinan aksesoris.

BACA JUGA : Perjuangan Wanita Tangguh Bangkitkan Batik Tertua di Cilacap

Juga ada Khalimatus Sa’diyah dari Tegal yang sukses dengan sambel Kdiyah-nya. Atau Ulfatun Naja yang berhasil menjual kerudung lewat brand Alya Hijab. Saya pun berpikir, kalau mereka saja bisa, mengapa saya tidak?

Akhirnya di awal Januari lalu saya memutuskan berjualan online bersama istri mengusung nama @sallhbabyshop di Shopee. Dengan modal Rp3 juta, saya mencoba peruntungan menjual perlengkapan bayi.

Saya memilih menjual kebutuhan bayi ini, karena melihat potensi dan marketnya yang besar. Selain itu juga kebutuhan akan perlengkapan bayi juga tinggi. Sedangkan kenapa saya memilih Shopee, selain penggunanya banyak, juga saya menganggap Shopee adalah marketplace terbaik saat ini.

Beberapa kelebihan Shopee lainnya adalah memberikan program gratis ongkos kirim (ongkir). Sehingga, saya menilai, peluang untuk berhasil jauh lebih besar.

Strategi awal berbisnis online

Awal berjualan saya mempromosikannya melalui media sosial, WhatsApp, ke rekan-rekan di JNE. Pertamanya agak canggung saat menawarkan dagangan, tapi lama-lama jadi terbiasa juga. Perlahan banyak yang membeli. Saat ada yang membeli, sungguh tak terkira senang yang saya rasakan. Semangat berjualan pun makin besar dibanding sebelumnya.

BACA JUGA : Komunitas TDA dan JNE Berkolaborasi untuk Negeri

Alhamdulillah, sudah 6 bulan bisnis online ini berjalan. Meski kecil-kecilan dan sebatas usaha sampingan, tapi menunjukkan progress yang baik. Jumlah pengiriman pun makin meningkat. Jika sebelumnya hanya mengirim lima orderan per hari, saat ini bisa mencapai 20 – 30 pengiriman dalam satu hari. Bahkan, di promo event tertentu seperti Harbolnas, jumlah pengiriman bisa mencapai 70 paket per hari. Puncaknya pada program Shopee 6.6 kemarin, total pengiriman hingga 160 paket.

Pertumbuhan bisnis online yang saya geluti bersama istri ini pun berdampak positif pada pemasukan ekonomi keluarga. Paling tidak ada tambahan untuk membeli kebutuhan anak dan membayar kontrakan.

Sebelumnya saya sempat mencoba menjadi reseller. Tapi ternyata cukup ribet juga, karena terkadang harus konfirmasi dulu pada penjual utama untuk ketersediaan barang. Sementara bisnis online menuntut kecepatan respon.

Akhirnya saya memutuskan untuk berbelanja ke supplier untuk kebutuhan stok di rumah. Dengan begitu saya mengetahui jumlah stok dan bisa mengupdatenya setiap hari. Hanya saja, jika dibanding menjadi reseller, memang membutuhkan modal yang besar.

Komplain menjadi penguat bisnis online

Tak hanya suka yang didapat dari bisnis online yang saya jalani. Salah satunya adalah komplain dari konsumen. Biasanya karena estimasi pengiriman yang molor, barang hilang, atau kesalahan pengiriman produk yang tidak sesuai pemesanan.

Bagi saya, keluhan atau komplain dari pembeli sangat penting untuk langsung diselesaikan. Sebab jika berlarut-larut bisa berdampak pada ulasan negative atau buruk bagi toko online kita. Karenanya, semaksimal mungkin komplain dari pembeli harus ditanggapi dan dicarikan solusi yang terbaik.

BACA JUGA : Cerita Keunggulan JNE di Mata Para UMKM

Bisnis online ini sifatnya tidak face to face maka penting sekali menanggapi komplain dari para pembeli. Bahkan saya tidak keberatan seandainya ada pembeli yang merasa tidak puas dengan barang yang dibelinya setelah sampai ditujuan. Prinsip saya dalam berjualan adalah memberikan kepuasan kepada pembeli.

Dalam jual beli penting sekali untuk tetap membangun hubungan baik dengan siapapun. Hal ini saya pelajari dari JNE yang 30 tahun sukses membangun hubungan baik dengan Tuhan dan juga dengan sesama manusia.

Buat yang masih ragu memulai bisnis online, saya cukup bilang “Mulai Aja Dulu”. Sambil bekerja pun saya yakin, Anda bisa.

 

Exit mobile version