JNEWS – Jika kebetulan berkunjung ke suatu restoran, atau berbelanja ke department store atau supermarket, kita akan sering melihat label harga yang unik. Misalnya, tercantum harganya Rp119.000, atau mungkin buy 1 get 2 Rp121.000 (harga normal @Rp65.000). Nah, price list yang unik seperti ini bukan tanpa maksud loh.
Price list merupakan salah satu elemen penting dalam pemasaran produk. Kabar baiknya, strategi ini juga bisa diterapkan dalam UMKM. Dalam bisnis, termasuk UMKM, tampilan dan strategi penyajian harga dapat memengaruhi keputusan pembelian secara signifikan.
Strategi psikologis harga seperti ini diperlukan untuk memengaruhi persepsi konsumen terhadap nilai suatu produk. Teknik ini membantu menciptakan daya tarik yang lebih besar, mendorong keputusan pembelian, dan meningkatkan penjualan tanpa harus selalu menurunkan harga.
Dengan memahami cara konsumen berpikir dan merespons harga, UMKM juga dapat dapat menyusun strategi yang lebih efektif dalam menarik perhatian dan membangun loyalitas. Efeknya sama seperti strategi marketing yang diterapkan oleh supermarket, department store, atau restoran besar yang sudah sukses.
Strategi Psikologi Harga Price List
Berbagai teknik dapat diterapkan untuk membuat price list lebih efektif dalam menarik perhatian konsumen. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam menentukan price list UMKM.
1. Angka Psikologis
Angka psikologis maksudnya adalah angka price list yang ditentukan dengan memanfaatkan pola pikir konsumen demi menciptakan kesan harga lebih murah atau lebih menarik.
Misalnya, alih-alih mencantumkan Rp10.000, lebih baik tampilkan harga Rp9.900. Perbedaan kecil ini menciptakan ilusi harga yang lebih murah, meskipun secara nominal hanya berbeda Rp100. Pola pikir konsumen cenderung membaca angka pertama terlebih dahulu, sehingga Rp9.900 terasa lebih terjangkau karena dimulai dengan angka sembilan.
Baca juga: Membangun Unique Selling Proposition yang Kuat untuk UMKM
2. Penyederhanaan Angka
Selain menggunakan angka psikologis, UMKM juga dapat membuat penyederhanaan harga dalam price list produknya. Misalnya, dalam hitungan margin, suatu produk seharusnya dijual dengan harga Rp10.125. Namun, bagi konsumen, harga ini terlihat terlalu rumit dan membingungkan, sehingga tidak akan menarik.
Menggunakan angka bulat, seperti Rp10.000, atau angka psikologis seperti Rp9.900, memberikan kesan lebih sederhana dan profesional. Pendekatan ini juga membantu konsumen membuat keputusan lebih cepat karena mereka tidak harus menganalisis angka secara lebih detail.
3. Harga Bundling
Harga paket atau bundling adalah strategi menjual beberapa produk sekaligus dengan satu harga. Contohnya, menawarkan 2 produk hanya Rp15.000 menciptakan kesan bahwa konsumen mendapatkan lebih banyak dengan harga yang lebih murah dibanding membeli produk secara satuan.
Teknik ini memanfaatkan persepsi nilai lebih, yang sering menarik perhatian konsumen karena terlihat lebih hemat. Strategi ini juga efektif untuk meningkatkan penjualan produk dengan nilai lebih rendah atau stok berlebih.
4. Harga Coret
Menampilkan diskon atau harga coret pada price list juga bisa menjadi strategi efektif untuk menciptakan daya tarik bagi konsumen. Dengan mencantumkan harga asli yang dicoret dan harga setelah diskon, konsumen dapat langsung melihat jumlah penghematan yang didapat.
Teknik ini memanfaatkan psikologi bahwa konsumen merasa lebih puas ketika membeli sesuatu dengan potongan harga. Visual harga coret juga memberikan kesan bahwa produk tersebut adalah penawaran spesial atau kesempatan yang tidak boleh dilewatkan.
5. Harga Bertingkat
Kita mungkin juga sering menjumpai price list dengan beberapa opsi harga berdasarkan ukuran atau fitur produk, seperti kecil, sedang, dan besar. Biasanya strategi harga ini diterapkan di gerai-gerai minuman, kopi, atau makanan.
Pendekatan ini juga bisa diterapkan oleh UMKM jika ingin mendorong konsumen untuk memilih opsi tengah. Opsi tengah biasanya dianggap sebagai pilihan paling ekonomis dan masuk akal.
Teknik ini memanfaatkan efek kompromi, dengan konsumen menghindari opsi termurah atau termahal, dan memilih yang tengah sebagai solusi “aman”. Strategi ini juga membantu meningkatkan penjualan varian yang memberikan keuntungan maksimal bagi bisnis.
6. Tanpa “Rp”
Price list tanpa simbol mata uang—dalam hal ini adalah Rp—juga bisa menjadi strategi pricing yang bagus. Menulis “9.900” alih-alih “Rp9.900” akan dapat mengurangi kesan beratnya pengeluaran.
Simbol mata uang dapat membuat konsumen lebih sadar bahwa mereka sedang mengeluarkan uang. Dengan hanya menampilkan angka, harga terlihat lebih sederhana dan tidak terlalu formal, sehingga menciptakan kesan belanja yang lebih ringan dan santai. Teknik ini sering digunakan pada restoran, kafe, atau toko kecil untuk meningkatkan daya tarik visual harga.
Baca juga: 10 Merek Produk Makanan Indonesia yang Sudah Mendunia
7. Berikan Batas Waktu
Batasan waktu untuk price list promo adalah strategi yang memberikan penawaran khusus dengan durasi terbatas, seperti “diskon hanya berlaku hingga akhir pekan”, atau “Senin harga naik”.
Teknik ini menciptakan rasa urgensi yang mendorong konsumen membuat keputusan pembelian lebih cepat, karena takut kehilangan kesempatan. Strategi ini memanfaatkan psikologi kelangkaan, di mana sesuatu yang memiliki batas waktu dianggap lebih berharga. Dengan memberikan tenggat waktu, konsumen merasa terdorong untuk segera membeli sebelum promo berakhir.
Menerapkan strategi psikologi harga dapat membuat price list lebih menarik dan efektif. Dengan pendekatan yang tepat, peluang meningkatkan minat dan keputusan pembelian konsumen menjadi lebih besar.