JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Traveling

Rumah Betang: Arsitektur Komunal Unik dari Kalimantan

by Penulis JNEWS
18 May 2024
Rumah Betang: Arsitektur Komunal Unik dari Kalimantan
Share on FacebookShare on Twitter

JNEWS – Setiap daerah di provinsi Indonesia memiliki rumah adat yang menjadi ikon kota tersebut. Di provinsi Kalimantan, rumah adat ini dikenal dengan nama rumah betang.

Rumah adat ini bisa ditemukan di seluruh provinsi Kalimantan baik di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara dan Kalimantan Selatan. Rumah ini tepatnya dihuni oleh masyarakat suku Dayak yang berada di daerah hulu sungai.

Dikutip dari Portal Informasi Indonesia, dengan panjang kurang lebih 150 meter dan lebar 30 meter, rumah panjang ini mampu menampung sekitar 100 orang di dalamnya. Karena dihuni oleh banyak orang, ada satu orang yang menjadi pemimpin atau biasa disebut dengan Pambakas Lewu.

Kendati dihuni oleh banyak orang, kehidupan di dalam rumah ini diatur secara sistematis melalui kesepakatan bersama seluruh masyarakat suku Dayak yang dituangkan dalam bentuk hukum adat. Dalam hukum tersebut mengatur keamanan bersama baik dari gangguan kriminal, berbagi makanan, kerja sama mengerjakan ladang, dan menjalani suka-duka.

Rumah tradisional ini menunjukkan cerminan budaya kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari dari suku Dayak terlepas dari segala perbedaan yang mereka miliki.

Mengenal Sejarah Singkat dan Makna Rumah Betang

Rumah Betang: Arsitektur Komunal Unik dari Kalimantan

Menurut catatan sejarah, rumah betang telah ada sejak ratusan tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa suku Dayak sejak dulu kala memiliki pengetahuan dalam pertahanan diri agar mereka selamat dari segala bahaya yang mengancam seperti binatang buas. Untuk bisa bertahan hidup, dengan membangun rumah tersebut, membuat mereka mampu hidup berdampingan dengan alam.

Adapun bentuk dari rumah adat ini menyerupai panggung panjang dengan arsitektur rumah. Di bagian bawah rumah tersebut terpancang tiang-tiang kayu kokoh asli dari Kalimantan. Rata-rata tinggi kayu tersebut 5 meter.

Secara keseluruhan, rumah betang terbuat dari kayu ulin yang terkenal kuat, mampu bertahan lama, dan tidak mudah rapuh. Dengan arsitektur rumah yang tinggi, untuk bisa masuk ke dalam rumah memerlukan tangga.

Di kepercayaan suku Dayak, anak tangga dari rumah adat ini haruslah berjumlah ganjil. Mengapa demikian? Karena jumlah anak tangga yang ganjil dianggap akan membawa rezeki bagi semua penghuni rumah tersebut dan menjauhkan mereka dari segala kesulitan hidup.

Menariknya lagi, setiap malam menjelang, anak tangga tersebut diangkat dan tidak ditinggalkan begitu saja di luar rumah. Hal ini karena suku Dayak meyakini bahwa dengan memasukkan tangga ke dalam rumah akan terhindar dari gangguan hantu maupun serangan ilmu hitam jahat yang akan menyerang para penghuni rumah tersebut.

Rumah adat ini adalah simbol kearifan lokal masyarakat adat suku Dayak. Pembangunan dari rumah ini mengandung sejumlah filosofis kehidupan seperti rumah harus menghadap ke arah matahari terbit.

Rumah menghadap timur bagi suku Dayak menunjukkan bahwa mereka adalah masyarakat pekerja keras. Masyarakat suku Dayak harus bekerja keras agar bisa bertahan hidup dimulai dari matahari terbit.

Sebaliknya, untuk hilir rumah dibuat searah matahari terbenam. Hal ini memiliki makna bahwa kerja keras dari masyarakat suku Dayak akan berhenti pada sore hari dan akan kembali bekerja lagi keesokan harinya.

Setiap keluarga yang menghuni rumah ini memiliki ruangan masing-masing yang disekat dan ada kamar di dalamnya. Penghuni rumah saling peduli, tolong menolong dan memperhatikan satu sama lainnya layaknya sebuah keluarga inti.

Inilah yang membuat ikatan kuat antar penghuni rumah betang dan mereka tidak mudah untuk diadu domba.

Baca juga: Arsitektur Unik Rumah Adat Bangka Belitung: Menjaga Tradisi Lewat Bangunan

Arsitektur Unik dari Ragam Rumah Betang

Rumah Betang: Arsitektur Komunal Unik dari Kalimantan

Rumah betang paling banyak ditemukan di Kalimantan Tengah. Berikut ini beberapa jenis rumah adat yang tersebar di seluruh provinsi Kalimantan Tengah dan memiliki arsitektur unik.

1. Rumah Betang Muara Mea

Rumah adat ini berada di Desa Muara Mea dibangun oleh masyarakat suku Dayak yang mendiami daerah di sekitar Gunung Purei. Rumah ini telah dipugar sehingga terlihat lebih modern dari bentuk aslinya.

Desain menarik dan unik terlihat di dinding rumahnya yang dilukis lantas diberi cat warna-warni. Selain itu bentuknya pun khas yaitu berbentuk panggung dengan tiang tinggi, atap melengkung dengan ujung-ujung mengarah ke atas mirip tanduk rusa. Salah satu hiasan yang sering ditemukan di rumah adat ini adalah ukiran kepala burung enggang yang merupakan simbol suku Dayak.

Tak hanya itu saja, di dalam rumah ini ada tempat tidur yang terbuat dari rotan dan bambu. Juga terdapat tempat api untuk membakar dupa dan memasak.

Lingkungan sekitarnya pun masih asri dan membuat penghuni serta yang datang ke rumah ini merasa nyaman. Dengan kelebihan tersebut, menjadikan rumah adat ini kerap dijadikan sebagai destinasi wisata.

2. Rumah Betang Pasir Panjang

Rumah asli suku Dayak ini bisa ditemukan di wilayah Kotawaringin Barat. Bentuknya panjang dan lebar dengan atap berbentuk melengkung mirip tanduk rusa. Bahan pembuatan rumah ini seperti rumah betang pada umumnya yaitu kayu ulin.

Di rumah adat ini terdapat balkon panjang dan lebar di sepanjang sisi rumah. Biasanya balkon ini digunakan untuk tempat istirahat keluarga dan kumpul bersama.

3. Rumah Betang Damang Batu

Rumah panjang ini bisa ditemukan di Desa Tumbang Anoi. Rumah adat ini memiliki nilai sejarah, karena di tempat inilah terjadi perjanjian damai antar kepala suku Dayak di Kalimantan apabila terjadi perselisihan.

Mirip dengan rumah betang pasir panjang, di sepanjang sisi rumah terdapat balkon yang berfungsi sebagai tempat istirahat dan menikmati pemandangan sekitar. Uniknya, di dalam rumah ini ada patung-patung dan lukisan yang memiliki makna penting dalam kepercayaan masyarakat suku Dayak.

Baca juga: Rumah Adat Aceh: Keunikan dan Makna dalam Arsitekturnya

Rumah betang tidak sekadar tempat tinggal masyarakat suku Dayak tapi bagaimana menciptakan kehidupan harmonis dengan alam dan juga tentang tata cara mengelola sistem kemasyarakatan yang hadir dari dalam rumah.

Tags: arsitektur rumah adatKalimantanrumah adatrumah adat DayakSuku Dayak
Share269Tweet168
Next Post
Tarian Sekapur Sirih: Jendela Budaya dalam Sambutan Adat Jambi

Tarian Sekapur Sirih: Jendela Budaya dalam Sambutan Adat Jambi

TERKINI

penting untuk mengenali manajemen risiko

Sejumlah Salah-Paham tentang Manajemen Risiko, Yuk Kenali!*

19 August 2025
jne di boven digoel

Gerak JNE di Tanah Bersejarah, Boven Digoel

19 August 2025
kek iya, pelanggan jne yang tinggal di tengah-tengah hutan sawit

Dari Lebatnya Sawit, “Kek Iyan” Menembus Dunia Digital*

18 August 2025
kereta kelas ekonomi generasi baru

Ini Dia, Tampilan Kereta Kelas Ekonomi Generasi Baru

18 August 2025
jakarta muslim fashion week 2025

Rangkaian JMFW Week 2025 Dimulai, Jembatan UMKM Fesyen Rambah Pasar Global

18 August 2025
Para karyawan JNE Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.

Menilik Jejak JNE di Kota Rengasdengklok

18 August 2025

POPULER

Tempat Wisata di Wonogiri untuk Healing

8 Tempat Wisata di Wonogiri yang Cocok untuk Healing dan Piknik

by Penulis JNEWS
6 August 2025

Sound Horeg: Asal Usul dan Kontroversinya

Apa Itu Sound Horeg? Simak Asal-Usul dan Kontroversinya di Masyarakat

by Penulis JNEWS
1 August 2025

Malam Tirakatan untuk Peringati HUT RI

9 Ide Acara Malam Tirakatan untuk Memperingati HUT RI

by Penulis JNEWS
5 August 2025

Oleh-Oleh Snack Khas Korea, Wajib Bawa Pulang

26 Oleh-Oleh Snack Khas Korea yang Wajib Dibawa Pulang

by Penulis JNEWS
29 July 2025

Candi Jabung: Candi Peninggalan Majapahit di Probolinggo

Candi Jabung: Permata Sejarah Majapahit di Tanah Probolinggo

by Penulis JNEWS
8 August 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini

©2020 - Your Trusted Logistic Portal