Belakangan ini, gempa sering kali terjadi baik dengan kekuatan kecil maupun besar. Tidak sedikit rumah warga yang hancur akibat gempa yang terjadi, seperti halnya apa yang terjadi di Cianjur beberapa waktu yang lalu. Konon, hampir seluruh wilayah di Indonesia ini memang berada di jalur rawan gempa, lho. Oleh karena itu, kamu perlu memahami bagaimana konstruksi rumah tahan gempa, agar apa yang terjadi di Cianjur tak terulang di masa yang akan datang.
Imbauan untuk membangun rumah tahan gempa ini juga telah disampaikan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Daryono. Melansir dari beberapa sumber, beliau berpesan agar masyarakat mulai memperhatikan pentingnya membangun rumah tahan gempa.
Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan dalam membangun rumah tahan gempa? Yuk, simak ulasannya dalam artikel ini.
Baca juga: Mengalami Gempa Bumi, Begini Cara Antar Anggota Keluarga Saling Menguatkan Agar Tidak Trauma
4 Komponen Penting yang Diperhatikan Saat Membangun Rumah Tahan Gempa
Menurut panduan praktis dari BNPB, pemenuhan persyaratan pokok bangunan tahan gempa ini bertujuan untuk mewujudkan rumah tinggal tunggal yang aman terhadap dampak kerusakan yang diakibatkan oleh gempa. Terdapat empat komponen yang menjadi persyaratan pokok rumah tahan gempa, yakni:
1. Bahan bangunan
Pastikan bahwa bahan bangunan yang kamu gunakan untuk membangun rumah tahan gempa memiliki kualitas nomor satu, ya. Mulai dari beton, mortar, batu pondasi, batu bata, dan juga kayu.
Beton hendaknya terbuat dari semen, pasir, kerikil, dan air, dengan perbandingan 2:3:0.5. Dalam hal ini, ukuran kerikil hendaknya tidak lebih besar dari 20 mm. Jangan lupa gunakan semen tipe 1 dengan kualitas Standar Nasional Indonesia (SNI).
Selain beton, kamu juga perlu memilih batu fondasi yang terbuat dari batu kali atau batu gunung yang keras dan memiliki banyak sudut. Pada mortar, pastikan campuran semen, air, dan pasir bersih dari lumpur, ya. Karena lumpur dipercaya dapat mengganggu ikatan dengan semen.
Kemudian, pilihlah batu bata yang tidak retak dan memiliki tepi lurus tajam. Sementara itu, pilihlah kayu yang keras, lurus, dan tidak retak agar bangunan yang dikerjakan bisa tahan gempa.
2. Struktur utama
Struktur utama bangunan rumah, umumnya terdiri dari fondasi, balok pengikat atau sloof, kolom, balok keliling atau ring, struktur atap, dan dinding. Fondasi merupakan struktur utama rumah yang berada di paling bawah. Fungsi dari fondasi sendiri adalah untuk menyalurkan beban ke tanah. Nah, penting bagi kamu untuk memperhatikan campuran material dalam membangun fondasi.
Agar dinding lebih kuat, kamu bisa menyelipkan besi angker di setiap enam bata yang disusun. Kamu juga bisa menyangkutkan besi tiang fondasi agar tiang tidak mudah tumbang. Lebih dari itu, kamu juga dapat memasang kuda-kuda diikat ke tiang, di mana di sekelilingnya diberi balok.
Dalam proses konstruksi struktur utama, kamu harus memperhatikan ketepatan dimensi dengan metode yang benar.
Baca juga: Mau Renovasi Rumah Subsidi? Intip Batasannya di Sini!
3. Hubungan antar elemen struktur
Dalam membangun rumah tahan gempa, seluruh elemen merupakan satu kesatuan sehingga beban dapat ditanggung dan disalurkan secara proporsional. Usahakan struktur bangunan bersifat elastis, jadi saat terjadi gempa rumah dapat bertahan jika mengalami perubahan bentuk.
Hubungan antar elemen struktur bangunan rumah tahan gempa sendiri meliputi, hubungan antara pondasi dengan sloof, hubungan antara sloof dengan kolom, hubungan antara kolom dengan dinding, hubungan antara kolom dengan ring, hubungan anatara ring dengan kuda-kuda kayu, serta angkur gunung-gunung. Angkur gunung-gunung sendiri merupakan pemasangan bata pada gunung-gunung yang diberi angkur setiap enam lapis bata.
4. Pengecoran beton
Last but not least, komponen yang penting untuk diperhatikan dalam membangun rumah tanpa gempa adalah pengecoran beton. Dalam pengecoran balok beton, kamu perlu membuat tulangan dirangkai di atas dinding. Perhatikan adonan semen padat dan tidak berongga untuk menghindari adanya bagian yang keropos, ya. Jika sudah tiga hari, kamu bisa melepas cetakan balok setelah pengecoran.
Baca juga: Tak Perlu Panik, Ini 6 Cara Selamatkan Diri Saat Gempa Bumi
Nah, itulah beberapa hal yang perlu kamu perhatikan saat membangun rumah tahan gempa. Pastikan bahwa dalam membangun kontruksi rumah, kamu menggunakan material kayu yang tahan rayap, ya.
Pasalnya, tidak sedikit rumah yang roboh akibat gempa juga disebabkan karena kontruksi rumah tersebut kurang kokoh dan tidak memenuhi standar. So, agar bangunan rumahmu kuat, kamu perlu membuat struktur konstruksi rumah tahan gempa yang simetris dan memenuhi standar baku. Semoga bermanfaat!