Semasa hidup, pendiri JNE (alm) H. Soeprapto Soeparno membuat pusat penyulingan air, dengan standar mesin air isi ulang yang layak untuk diminum. Air tersebut diperuntukkan bagi warga masyarakat secara gratis. Sangat membantu di kala musim kemarau tiba dan banyak masyarakat yang kekeringan kesulitan air.
Memasuki komplek Yayasan Yatuna yang asri serta bersih di Kampung Makassar, Jakarta Timur, maka tidak jauh dari pintu gerbang akan disuguhkan dengan pemandangan warga yang silih ganti datang dan pergi membawa galon air isi ulang atau jerigen.
Baca juga : Diterpa Pandemi, Begini Strategi Tumtim Cookies & Bakery Dalam Menghadapinya
Kedatangan warga tersebut adalah untuk mengisi galon air isi ulang atau jerigen berukuran lumayan besar yang mereka bawa dari keran-keran air yang mengucur jernih dan higienis. Air jernih dan layak minum tersebut disediakan secara gratis oleh Yatuna bagi warga sekitar sebagai bentuk dari sedekah air. Keberadaannya digagas langsung oleh almarhum H. Soeprapto.
Menurut Salim, salah seorang pengurus Yatuna, setiap harinya ada puluhan hingga ratusan warga sekitar yang menikmati air layak minum tersebut secara gratis. Jumlah tersebut akan meningkat jika musim kemarau sedang melanda.
“Pusat air isi ulang gratis atau sedekah air ini dibuat saat almarhum masih ada. Tujuannya untuk membantu warga sekitar yang membutuhkan air. Saya masih ingat, waktu itu Bapak H. Soeprapto bilang sedekah air ini jangan sampai putus meski beliau sudah tiada. Biar rejeki dan amalnya tetap mengalir seperti air,” ujar Salim, saat berbincang dengan JNEWS, Kamis (1/7/2021).
Baca juga : Suroso, Kantin Kejujuran JNE Yogyakarta dan Value Perusahaan