Sedentary Lifestyle: Pengertian dan Dampaknya untuk Kesehatan

Pernah mendengar istilah sedentary lifestyle? Barangkali istilah ini masih jarang terdengar, tetapi kenyataannya banyak yang melakukan kegiatan tersebut tanpa sadar.

Istilah ini muncul ketika dunia dilanda pandemi COVID-19. Selama pandemi sebagian besar waktu yang ada sering dihabiskan dengan melakukan aktivitas rebahan, menonton atau sekadar sekrol media sosial. Kebiasaan inilah yang kemudian disebut dengan sedentary lifestyle.

Seperti apa sedentary lifestyle itu? Bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan? Berikut ulasannya.

Mengenal Sedentary Lifestyle

Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sedentary lifestyle adalah kegiatan yang mengacu pada segala jenis aktivitas yang dilakukan saat di luar waktu tidur, karakteristik keluaran kalorinya dalam jumlah sangat sedikit yakni < 1.5 METs.

Sebagai contoh dari gaya hidup ini adalah main game, duduk depan laptop baik untuk bekerja atau bermain, menonton TV dan beragam kegiatan yang membuat sedikit melakukan gerakan.

Secara langsung gaya hidup ini sangat merugikan. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa penting melakukan berbagai aktivitas fisik di segala rentang usia yang disesuaikan dengan kemampuan tubuh. Lebih lanjut lagi, WHO menjelaskan apabila populasi dunia lebih giat melakukan aktivitas fisik, maka bisa mengurangi 5 juta kematian dalam setahun.

Kurangnya aktivitas fisik bisa meningkatkan angka kematian, masalah kesehatan mental, diabetes tipe 2, obesitas hingga kecemasan. Oleh karena itu penting mengetahui kategori sedentary lifestyle berdasarkan durasi waktu.

  1. Level rendah dengan durasi kurang dari dua jam
  2. Level menengah, durasinya antara 2 sampai 5 jam
  3. Level tinggi, durasinya lebih dari 5 jam.

Dari Pandemi COVID-19 yang melanda dunia kurang lebih dua tahun, pemerintah menetapkan aturan social distancing untuk mencegah penularan virus. Seluruh masyarakat diwajibkan bekerja hingga melakukan kegiatan belajar mengajar di rumah. Inilah yang membuat kita masuk ke dalam kategori sedentary lifestyle level tinggi.

Baca juga: Gaya Hidup Seperti Ini Juga Bisa Jadi Penyebab Gagal Ginjal

Dampak Sedentary Lifestyle

Kurangnya kesadaran akan gaya hidup sedentary ini akan sangat merugikan kesehatan tubuh. Oleh karena itu, perlu kewaspadaan apabila sudah melakukan kegiatan rebahan atau duduk depan laptop dengan durasi level menengah.

Lantas seperti apa dampak dari gaya hidup ini?

Sedentary Lifestyle: Pengertian dan Dampaknya untuk Kesehatan

1. Bisa kehilangan motivasi

Umumnya orang yang suka rebahan identik dengan menunda pekerjaan. Hingga akhirnya segala jadwal dan aktivitas lainnya pun berantakan. Ujung-ujungnya akan kehilangan motivasi atau terlanjur mager untuk menyelesaikan semuanya.

2. Meningkatnya risiko obesitas

Gaya hidup ini ditengarai salah satu penyumbang tingginya angka penderita obesitas atau kelebihan berat badan. Pasalnya, kurang bergerak dan lebih banyak ngemil camilan dengan kandungan gula tinggi hingga gorengan, membuat tubuh tidak bisa mengolah makanan secara sempurna untuk dijadikan energi.

Pada akhirnya, tubuh akan menyimpan energi dalam bentuk lemak di tubuh. Jika ini terjadi terus menerus dan dalam rentang waktu lama, penumpukan lemak akan menyebabkan obesitas.

3. Risiko penyakit jantung

Tidak melakukan aktivitas fisik dan banyak mengonsumsi aneka gorengan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Ini bisa terjadi di berbagai kalangan usia.

Seseorang yang kurang bergerak akan mengakibatkan lemak dan kolesterol akan menumpuk di pembuluh darah arteri. Efeknya? Jantung tidak bisa bekerja secara optimal dan akan memicu penyakit serius seperti jantung koroner, serangan jantung dan sebagainya.

4. Risiko diabetes

Selain penyakit jantung dan obesitas, risiko diabetes juga menghantui orang-orang yang menganut gaya hidup ini. Risiko diabetes akan meningkat jika tidak ada aktivitas fisik seperti olahraga atau melakukan stretching, tetapi sering mengonsumsi makanan tinggi kalori dan manis.

Lemak yang menumpuk di dalam tubuh bisa memicu terjadinya resistensi insulin. Padahal, insulin merupakan hormon yang memiliki fungsi penting dalam mengolah gula di dalam tubuh.

5.Memicu terjadinya gangguan kesehatan mental

Kesehatan mental pun akan turut berdampak jika melakukan gaya hidup sedentary. Kurangnya aktivitas dan hanya berdiam diri di rumah setiap hari akan membuat jenuh, stres hingga akhirnya akan memicu seseorang mengalami gangguan cemas hingga depresi.

Tips Mengatasi Sedentary Lifestyle

1. Mulai olahraga

Semua dampak di atas disebabkan karena kurangnya gerakan. Sudah saatnya melakukan pola hidup sehat dengan berolahraga rutin. Tidak perlu memulai dengan olahraga berat, cukup rutin jalan pagi atau jogging di sekitar rumah seminggu dua atau tiga kali agar tubuh terbiasa dengan aktivitas ini.

Jangan lupa sebelum memulai olahraga awali dulu dengan pemanasan agar otot tidak kaku. Tidak lupa juga untuk rutin minum air putih setiap hari.

2. Atur kembali pola makan

Sedentary lifestyle disebabkan pola makan yang tidak teratur dan tidak sehat. Untuk mengatasinya, mulailah dengan mengurangi konsumsi makanan cepat saji dan berlemak yang menjadi sumber berbagai penyakit di atas.

Terapkan porsi makan seimbang, yakni dengan menyeimbangkan karbohidrat, protein dan vitamin. Perbanyak juga makan sayuran dan buah-buahan. Sesekali bisa variasikan menu dengan aneka smoothie atau jus.

3. Lakukan kegiatan bermanfaat

Menghabiskan waktu di rumah biasanya lebih memilih untuk banyak rebahan sambil menonton film favorit atau membaca buku. Oleh karena itu, coba mencari alternatif kegiatan bermanfaat lainnya yang melibatkan gerakan tubuh. Contohnya membersihkan rumah, menata ulang kamar tidur, bercocok tanam, belajar keahlian baru dan masih banyak lainnya. Sehingga waktu luang bisa dialihkan ke kegiatan positif.

4. Meditasi

Meditasi sangat membantu tubuh menjadi rileks, pikiran lebih fokus dan menimbulkan perasaan tenang, damai. Memulai kegiatan ini bisa dengan durasi 5-10 menit di pagi hari atau menjelang tidur. Manfaat meditasi sangat baik dalam mengolah pikiran dan menjaga kesehatan mental.

5. Manajemen waktu

Biasanya sedentary lifestyle ini dipicu karena tidak adanya manajemen waktu. Budaya baru seperti work from home atau work from anywhere membuat waktu istirahat dan bekerja menjadi tidak jelas. Untuk itu, coba membuat to do list setiap hari. Agar aktivitas harian bisa berjalan lancar dan istirahat pun tercukupi.

Baca juga: Berbagai Gerakan Seru untuk Olahraga di Rumah

Gimana apakah kamu termasuk salah satu penganut sedentary lifestyle? Yuk, mulai sekarang giatkan olah tubuh dan hidup sehat.

Exit mobile version