Lonjakan kasus Covid-19 kembali terjadi di Indonesia seiring dengan mewabahnya subvarian Omicron, yakni Omicron XBB yang diketahui sudah masuk ke Indonesia. Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus spesialis paru RS Persahabatan dr Erlina Burhan, SpP(K) menjelaskan sedikitnya ada 11 gejala Omicron XBB.
Menurut Erlina, subvarian Omicron XBB dan XBC ini mirip dengan varian virus corona lainnya. Subvarian ini akan menimbulkan gejala-gejala yang sebelumnya sudah familiar di telinga masyarakat.
“Hingga saat ini gejala (subvarian Omicron) XBB dan XBC mirip gejalanya (dengan) COVID Omicron secara umum. (Gejala meliputi) Ada demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, pilek, mual, muntah, diare,” ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (3/11/2022).
Baca Juga: Terjebak di Kerumunan, Begini Cara Menyelamatkan Diri
Sementara itu untuk subvarian Omicron XBC ini, lanjut Erlina, merupakan kombinasi dengan varian Delta. Karenanya, kemungkinan orang yang terpapar subvarian Omicron XBC akan mengalami gejala-gejala yang mirip saat terpapar varian Delta, seperti anosmia atau hilangnya penciuman. Meski demikian, Erlina menjelaskan bahwa untuk saat ini belum ada laporan ilmiah resmi yang menyatakan bahwa Omicron XBB dan XBC dapat menyebabkan Covid-19 dengan gejala yang lebih berat.
Di kesempatan yang sama, Erlina turut menyoroti kenaikan kasus harian COVID-19 di Indonesia beberapa hari terakhir. Data terakhir pada Rabu (2/11), Indonesia mencatat 4.873 kasus baru COVID-19 dengan kematian sebanyak 32 kasus.
“Kita lihat di sini kita sangat fluktuatif. Sebelumnya kita menganggap bahwa ini sudah sangat terkendali. Tapi mungkin angka ini patut kita waspadai. Kita melihat, dua minggu lalu stabil sekali angka konfirmasi COVID-19, sekitar 2.000-an. Tapi minggu lalu mulai naik 3.000-an. Kita cukup terkejut, mulai 31 Oktober ke 1 November itu lonjakannya cukup lumayan. Hampir 2 kali lipatnya, demikian juga angka kematian,” terangnya.
Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan di Musim Hujan
Waspada kelompok paling rentan
Selain memaparkan masalah gejala, Erlina juga memaparkan kelompok yang paling rentang terkena subvarian Omicron XBB dan XBC. Menurut Erlina, kelompok yang paling rentan terkena adalah orang-orang yang belum pernah terinfeksi Covid-10. Penjelasan tersebut menyusul dari hasil laporan dari Singapura.
Oleh karena itu, dirinya pun mengimbau masyarakat, khususnya yang belum pernah terkena Covid-19 untuk segera melengkapi vaksinasi, baik primer (dosis satu dan dua) maupun booster (dosis ketiga) guna mencegah risiko perburukan gejala dari subvarian Omicron ini.
“Makanya orang yang belum pernah COVID-19 maka harus hati-hati risiko untuk mengidap COVID-19 XBB ini lebih tinggi dibandingkan orang sudah kena COVID,” terangnya.
Baca Juga: Tips Jaga Kesehatan Mental Selama Pandemi Covid-19