Suka Duka Perjuangan Jadi Seorang Ibu Yang Bekerja (Working Mom)

Oleh Selviyanti, JNE Cikarang

suka duka menjadi seorang working mom

Menyandang status sebagai orangtua khususnya seorang ibu yang bekerja (working mom) bukanlah perkara mudah, beragam langkah harus dipikirkan dan dipersiapkan secara menyeluruh untuk buah hati. Tidak terkecuali bagi saya yang harus kembali bekerja di kantor setelah melahirkan atau setelah cuti selama kurang lebih tiga bulan. Dua tahun sudah saya bergabung di perusahaan yang terkenal dengan kecepatannya dalam mengantarkan paket kiriman ke seluruh nusantara, dengan  misinya memberi pengalaman terbaik kepada pelanggan secara konsisten. Tiga puluh satu tahun sudah PT. TIKI JNE melayani masyarakat.

Saat ini saya bertugas sebagai Agent Monitoring POD di wilayah JNE Cabang Cikarang, yang salah satu tugasnya adalah mendata sekaligus memonitor jumlah kiriman dari origin Cikarang ke kota tujuannya masing-masing. Karena itu saya dituntut untuk konsen dalam bertugas di unit Customer Service. Saya bersyukur perusahaan kami tidak membatasi kegiatan saya saat pumping asi buat si buah hati.

Sekelumit kegiatan saya sebelum pergi ke kantor tempat saya bekerja yang berlokasi di Grandwisata, Tambun-Bekasi. Sebelum matahari terbit saya sudah harus bangun, untuk membereskan pekerjaan rumah saya, mulai dari menyapu, mengepel, cuci piring dan sebagainya. Tidak lupa saya membuat masakan ringan untuk sarapan anak saya yang berusia tujuh bulan. Sehingga sebelum anak saya titipkan ke orang tua saya, anak saya sudah terlihat elok dengan bedak harum yang menempel di kulit halusnya.

Tepat pukul 07:30 WIB saya bergegas untuk pergi ke kantor dengan diantar suami tercinta. Berat rasanya saya harus meninggalkan buah hati tercinta untuk beberapa jam. Namun karena tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap harinya, suami saya masih mengizinkan saya untuk bekerja setelah melahirkan. Ketika jam istirahat saya akan luangkan waktu untuk video call anak saya, sehingga saya dapat mengetahui kondisi terkini. Rasa lelah pekerjaan pun hilang seketika setelah saya dapat melihat anak dari sambungan video call. Selama 8 jam saya berada di kantor, di sela-sela waktu yang diberikan oleh atasan saya untuk melakukan pumping ASI, saya tidak menyia-nyiakan waktu tersebut. Sehingga saat saya sudah kembali kerumah anak saya dapat meminum air asi yang sekaligus dijadik sebagai antibiotic terbaik untuk anak. Demikianlah cerita saya sebagai working mom, semoga dapat menginspirasi.

Baca juga: Jamin Masa Depan Buah Hati, Ini 5 Tips Siapkan Dana Pendidikan Anak

Exit mobile version