Survei: Kehadiran Perusahaan Fintech Mampu Mendorong Pelaku UMKM

Survei OVO menyebut UMKM terbantu fintech

Kehadiran perusahaan penyedia jasa layanan financial technology atau fintech tak dimungkiri turut meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, terutama bagi pelaku UMKM. Bahkan, menurut survei yang dilakukan oleh platform pembayaran digital OVO, para UMKM ini mengalami kenaikan transaksi dan sales dengan hadirnya perusahaan teknologi atau fintech.

Presiden Direktur OVO dan Wakil Ketua Satu Asosiasi Fintech Indoensia (AFTECH) Karaniya Dharmasaputra menjeaskan bahwa dengan adanya perusahaan teknologi atau fintech, para pelaku UMKM ini dapat mengatasi permasalahan dalam hal konektivitas ke pasar. Permasalahan tersebut menurutnya yang selama ini tidak dimiliki oleh pelaku UMKM untuk bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar, seperti salah satunya biaya promosi yang tinggi, menyewa spot di mall, yang dapat memunuculkan connectivity ke market.

Baca Juga: Menkop UKM Sebut Gap Pembiayaan UMKM Masih Cukup Tajam

“Sekarang dengan adanya perusahaan-perusahaan fintech ini saya kira persoalan connnectivity menjadi soft. Jadi, saya kira untuk pertama kalinya dalam sejarah ekonomi kita, kita bisa melihat bahwa perusahaan-perusahaan UKM yang di-empower oleh perusahaan teknologi dan fintech itu bisa memiliki akses ke market, bisa memiliki visibility, dan bahkan budget untuk bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar, sehingga bisa lebih mudah terhubung ke pasar,” tutur Karaniya dalam ajang Indonesia Fintech Summit 2021 beberapa waktu lalu.

Di OVO sendiri, lanjut Karaniya, pernah melakukan sebuah survei terhadap dampak dari perusahaan teknologi yang melibatkan 2000 responden UMKM di 8 provinsi di Indonesia. Meski studi ini dilakukan oleh OVO, Karaniya yakin hasil dari survei tersebut turut merepresentasikan apa yang dilakukan oleh para perusahan teknologi lainnya.

Baca Juga: Miss Konsepsi Digitalisasi UMKM, Apa Saja?

“Sebanyak 84% UKM selama pandemi menyatakan mereka terbantu dengan adanya keberadaan perusahaan teknologi dan fintech. Lalu 70% dari UMKM menyatakan bahwa mereka mengalami kenaikan transaksi dan sales. Kenaikannya cukup besar, yakni 27% sampai 30% per bulan. Jadi, menurut saya ini merupakan salah satu hasil atau indikator yang konkrit, bahwa perusahaan-perusahaan teknologi mampu membantu UKM,” tambahnya.

Di samping itu, Karaniya juga melihat bahwa kehadiran perusahaan fintech seperti OVO mampu memperbaiki kesetaraan gender, dalam hal seberapa jauh UMKM ini mampu memiliki akses ke pasar. Bila sebelumnya pengusaha perempuan tertinggal dibanding dengan laki-laki, maka kali ini pengusaha perempuan bisa ikut ambil bagian yang sama.

Kebanyakan dari pelaku UMKM ini atau 97% merupakan pengusaha muda, yang terdiri dari generasi X, generasi Z, dan millenials. Tak hanya itu, survei juga menunjukkan bahwa 97% atau 7 dari 10 pengusaha bergerak di bidang kuliner yang terbantu dengan adanya perusahaan e-money atau layanan delivery.

“Jadi saya kira, mudah-mudahan survei ini bisa menangkap apa yang disampaikan oleh Bu Menteri, dan pejabat pemerintahan lainnya. Bahwa alhamdulilah, ternyata di masa pandemi seperti saat ini perusahaan teknologi dan fintech bisa ikut membantu pemerintah dalam meningkatkan akselerasi UMKM,” tutup Karaniya.

Baca Juga: Menkop UKM: Transformasi Digital Berperan Penting untuk UMKM

Exit mobile version