JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Hobi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Lokasi JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
    • E-Rekrutmen
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2025
      • Content Competition 2023
      • Content Competition 2024
      • Pemenang Content Competition 2023
    • HUT JNE
      • HUT 32 Tahun JNE
      • 33 Tahun
      • 34 Tahun JNE
    • JNE x Slank
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • Pekan Kartini
    • Top Side Banner
    • Side Banner 1
    • Side Banner 2
  • JLC Race 2025
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Hobi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Lokasi JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
    • E-Rekrutmen
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2025
      • Content Competition 2023
      • Content Competition 2024
      • Pemenang Content Competition 2023
    • HUT JNE
      • HUT 32 Tahun JNE
      • 33 Tahun
      • 34 Tahun JNE
    • JNE x Slank
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • Pekan Kartini
    • Top Side Banner
    • Side Banner 1
    • Side Banner 2
  • JLC Race 2025
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Traveling

Mengenal Tari Pakarena, Tarian Lembut dari Sulawesi Selatan

by Penulis JNEWS
3 July 2025
Tari Pakarena: Mengenal Tarian Sulawesi Selatan
Share on FacebookShare on Twitter

JNEWS – Tari Pakarena dikenal sebagai salah satu warisan budaya yang punya daya tarik kuat dari Sulawesi Selatan. Gerakannya pelan, anggun, dan terkesan tenang.

Banyak orang yang pertama kali melihat tarian ini langsung merasa penasaran. Terutama karena setiap gerakannya terlihat seperti sedang menyampaikan sesuatu.

Jejak Awal Tari Pakarena: Dari Pemujaan ke Hiburan

Dulu, Tari Pakarena bukan sekadar hiburan. Tarian ini dipercaya sebagai bentuk pemujaan kepada para dewa.

Masyarakat Gowa di Sulawesi Selatan sudah mengenal tarian ini sejak zaman Kerajaan Gantarang. Lewat gerakan-gerakannya, Tari Pakarena menjadi semacam jembatan antara manusia dan kekuatan langit yang mereka hormati.

Tarian ini biasanya dibawakan oleh empat penari. Gerakannya lembut dan penuh makna. Setiap langkah, putaran, dan gerakan tangan punya cerita sendiri.

Konon, tarian ini menggambarkan hubungan antara manusia dan penghuni langit, yang sering dianggap sebagai dewa atau bidadari. Mereka dipercaya pernah turun ke bumi untuk mengajari manusia bertahan hidup. Mulai dari mencari makan di hutan sampai belajar bercocok tanam.

Legenda itu terus hidup di tengah masyarakat Gowa di Sulawesi Selatan. Gerakan para penari dianggap sebagai wujud rasa syukur atas ilmu yang diberikan para makhluk langit tersebut.

Lambat laun, fungsi tarian ini pun berubah. Kalau dulu sakral, kini lebih sering dipentaskan sebagai hiburan. Tapi nilai filosofisnya masih tetap sama.

Kini, Tari Kipas Pakarena pun makin dikenal luas. Bahkan jadi salah satu ikon budaya yang membanggakan masyarakat Bugis, Sulawesi Selatan.

Baca juga: 10 Tarian Nusantara yang Mendunia dan Menarik Dipelajari di Hari Tari Sedunia

Panggung Pakarena: Harmoni Penari dan Pemusik

Tari Pakarena: Mengenal Tarian Sulawesi Selatan

Kalau diperhatikan lebih dalam, tarian ini bukan cuma soal pertunjukan seni biasa. Ada suasana syahdu yang dibangun sejak awal musik mengalun. Ditambah penampilan para penarinya yang serba lembut, membuat pertunjukan ini terasa beda. Makanya, tak heran kalau Tari Pakarena terus jadi daya tarik, baik di acara adat maupun pentas budaya.

Dalam satu pertunjukan Tari Pakarena, ada dua bagian utama yang saling melengkapi, yakni penari dan pemusik. Para penari tampil dengan gerakan yang sangat lembut, hampir seperti melayang. Gerakan ini dianggap mencerminkan kelembutan dan keanggunan perempuan Sulawesi Selatan.

Meski terlihat sederhana, tarian ini sebenarnya terdiri dari 12 babak. Tapi, karena alurnya halus dan cenderung monoton, pergantian babak sulit dikenali. Ada tanda-tanda khusus yang jadi penanda, seperti gerakan duduk di awal dan akhir tarian. Sementara itu, gerakan memutar searah jarum jam melambangkan siklus hidup manusia, dan gerakan naik turun menggambarkan naik turunnya kehidupan.

Tari Pakarena juga punya aturan khusus yang harus diikuti penarinya. Misalnya, mata penari tidak boleh terbuka lebar. Gerakan kaki pun tak boleh diangkat tinggi-tinggi. Semua harus tetap halus dan anggun. Aturan ini membuat Tari Pakarena punya ciri khas yang tidak dimiliki tarian tradisional lain. Semuanya serba terkendali dan penuh makna.

Menariknya, iringan musik Tari Pakarena justru bertolak belakang dengan gerakan tari yang lembut. Musik pengiring dimainkan dengan tempo cepat dan volume keras.

Di susunan pemusik, pemain gendang biasanya jadi pusat perhatian karena perannya sebagai pemimpin. Ia menentukan tempo dan ritme lagu yang dimainkan. Suara gendang yang mengentak-entak ini dipercaya menggambarkan karakter laki-laki Sulawesi Selatan yang dikenal tegas dan berani.

Selain gendang, ada juga alat musik lain seperti gong, katto-katto, dan puik-puik. Puik-puik adalah alat musik tiup yang bentuknya mirip preret. Untuk memainkannya, dibutuhkan teknik pernapasan khusus yang disebut a’mai lalang atau pernapasan melingkar. Pemain harus bisa meniup tanpa henti agar alunan nada tetap mengalir.

Properti utama dalam tarian ini adalah kipas, kadang dipadukan dengan selendang. Dulu, kipas dibuat dari daun enau atau lontar yang dianyam. Tapi sekarang, kipas seperti itu sudah langka dan sulit ditemukan. Meski begitu, kipas tetap jadi bagian penting yang menambah keanggunan gerakan penari.

Kostum yang dipakai penari Pakarena punya makna dan nilai budaya yang kuat. Setiap penari biasanya mengenakan baju pahang, yaitu busana tradisional yang dibuat dari kain tenun. Warna-warna yang dipilih pun biasanya lembut, menyesuaikan dengan karakter gerakan tarian yang halus.

Untuk bawahan, para penari memakai lipa’ sa’be. Ini adalah sarung sutra khas dari Sulawesi Selatan. Motifnya cantik dan penuh detail. Selain itu, penampilan mereka dilengkapi dengan perhiasan khas Bugis, seperti anting besar, kalung panjang, dan hiasan kepala. Semua itu tidak cuma bikin penampilan jadi menarik, tapi juga menunjukkan nilai adat dan kebanggaan daerah asalnya.

Baca juga: Menggali Keindahan Tari Ronggeng Blantek dari Betawi

Tari Pakarena tetap jadi bagian penting dari identitas budaya Sulawesi Selatan. Gerakannya mungkin tampak sederhana, tapi setiap detail punya arti dan cerita sendiri. Dari awal kemunculannya sampai sekarang, tarian ini terus dipentaskan dengan penuh penghormatan.

Meski zaman berubah, pesona Tari Pakarena tak pernah pudar di mata penikmat seni dan tradisi.

Tags: budaya Sulawesi SelatanKerajaan Gowapenari PakarenaProvinsi Sulawesi Selatantari tradisionaltarian Sulawesi Selatan
Share201Tweet126
Next Post
Kerja Remote dengan Peluang Karier Global

10 Jenis Kerja Remote dengan Peluang Karier Global

TERKINI

Narasumber  "Gollaborasi Bergerak Bersama UMKM" berfoto bersama peserta seusai acara

Berlari Kencang di Era Digital, JNE Bergerak Bersama UMKM

16 October 2025
karyawan angkatan pertama di JNE

Menghitung Hari-hari Terakhir di JNE setelah 35 Tahun Mengabdi, Cerita Ksatria CGK 001

16 October 2025
game besutan anak bangsa

Game Karya Lokal Kini Tembus Pasar Global

16 October 2025
Cara Mengumpulkan Modal Usaha Tanpa Utang

Cara Kreatif Mengumpulkan Modal Usaha tanpa Harus Berutang

16 October 2025
kereta ekonomi new generation

KAI Perluas Layanan Kereta Ekonomi New Generation

16 October 2025
Wisata Alam Indonesia yang Antimainstream

20 Wisata Alam Antimainstream di Indonesia yang Wajib Dikunjungi

15 October 2025

POPULER

Strategi Manajemen Waktu untuk Pekerja Freelance yang Efektif dan Efisien

by Penulis JNEWS
30 September 2025

Jembatan Ampera, Ikon Sumatra Selatan

Sejarah dan Fakta Menarik Jembatan Ampera, Ikon Sumatra Selatan

by Penulis JNEWS
1 October 2025

Kuliner Solo Legendaris Wajib Dicoba

12 Kuliner Solo Legendaris yang Wajib Dicoba Sekali Seumur Hidup

by Penulis JNEWS
22 September 2025

Upacara Adat Indonesia yang Masih Bertahan

Daftar Tradisi dan Upacara Adat di Indonesia yang Masih Bertahan Hingga Kini

by Penulis JNEWS
24 September 2025

Bukit Cinta Labuan Bajo, View Kota dan Laut

Bukit Cinta Labuan Bajo: Destinasi Indah dengan View Kota dan Laut

by Penulis JNEWS
26 September 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Hobi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Lokasi JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
    • E-Rekrutmen
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2025
      • Content Competition 2023
      • Content Competition 2024
      • Pemenang Content Competition 2023
    • HUT JNE
      • HUT 32 Tahun JNE
      • 33 Tahun
      • 34 Tahun JNE
    • JNE x Slank
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • Pekan Kartini
    • Top Side Banner
    • Side Banner 1
    • Side Banner 2
  • JLC Race 2025

©2020 - Your Trusted Logistic Portal