JNEWS – Tembok Berlin, yang mulai dibangun pada 13 Agustus 1961, menjadi lambang perpecahan yang nyata antara Jerman Timur dan Jerman Barat. Dibangun di tengah malam, tembok ini dijadikan sebagai penghalang fisik yang memisahkan keluarga, teman, dan masyarakat yang terbagi oleh ideologi berbeda selama hampir tiga dekade.
Selama bertahun-tahun, Tembok Berlin tidak hanya membatasi pergerakan antara dua wilayah Jerman tetapi juga menjadi simbol perang dingin yang memengaruhi politik global. Pemandangan ini, yang dipenuhi dengan penjaga bersenjata dan kawat berduri, mengingatkan dunia akan ketegangan yang berkelanjutan antara kekuatan besar Timur dan Barat.
Berikut adalah kisahnya, disarikan dari situs History.
Sejarah Tembok Berlin
Tembok Berlin didirikan sebagai akibat dari pembagian Jerman oleh kekuatan Sekutu pasca Perang Dunia II. Pada tahun 1949, Jerman yang sebelumnya di bawah kekuasaan empat negara, terpecah menjadi dua bagian: Jerman Timur dan Jerman Barat.
Jerman Timur, yang berada di bawah pengaruh Uni Soviet, mengalami penurunan ekonomi yang signifikan, ditandai dengan seringnya terjadi aksi mogok kerja oleh para pekerja. Di sisi lain, Jerman Barat, yang dijalankan oleh negara-negara kapitalis, menunjukkan perkembangan ekonomi yang lebih stabil.
Situasi ini mendorong pemimpin Jerman Timur, Wilhelm Pieck, untuk menutup perbatasan antara kedua wilayah pada tahun 1952 sebagai upaya untuk menghentikan warganya yang mencoba melarikan diri ke Barat.
Sampai akhir tahun 1950-an, sekitar tiga juta orang telah meninggalkan Jerman Timur menuju ke Barat mencari kehidupan yang lebih baik. Pemerintah Jerman Timur mencoba mengatasi masalah ini dengan memulai pembangunan sebuah penghalang pada 13 Agustus 1961.
Penghalang ini mulai dari pagar berduri dan kemudian berkembang menjadi tembok beton sepanjang 27 mil atau sekitar 40 kilometer. Pembangunan ini berlanjut hingga tembok tersebut memanjang hingga 87 mil atau sekitar 140 kilometer, yang akhirnya dikenal sebagai Tembok Berlin.
Setelah pembangunan Tembok Berlin, warga dari kedua Jerman hanya dapat melintasi perbatasan melalui beberapa pos pemeriksaan yang ditetapkan. Jika tak ada alasan yang kuat, perjalanan antara Jerman Timur dan Jerman Barat menjadi sangat jarang dilakukan.
Baca juga: Taman Sari Jogja: Sejarah, Arsitektur, dan Panduan Berkunjung
Runtuhnya Tembok Berlin
Tembok Berlin, yang berdiri sebagai simbol perpecahan selama perang dingin, tidak pernah berhasil sepenuhnya menghentikan usaha pelarian warga dari Jerman Timur ke Jerman Barat. Bertahun-tahun lamanya, struktur ini menjadi pusat ketegangan antara dua negara tersebut.
Namun, pada tahun 1989, tuntutan akan demokrasi menggema dari warga Jerman Timur yang melakukan aksi demonstrasi besar-besaran. Situasi ini bertepatan dengan masalah ekonomi yang dihadapi oleh Uni Soviet, yang memperparah keadaan.
Pada tanggal 9 November 1989, dalam suasana yang sudah tidak stabil, Gunter Schabowski, seorang pejabat Jerman Timur, mengumumkan reformasi yang memungkinkan warga untuk bebas menyeberang antar perbatasan.
Berita ini ditangkap oleh penduduk sebagai sinyal pembukaan Tembok Berlin. Akibatnya, lebih dari dua juta orang berduyun-duyun ke pos-pos pemeriksaan pada malam yang sama. Mereka mulai meruntuhkan tembok tersebut dengan peralatan seadanya seperti palu godam.
Tembok tersebut hancur dalam waktu kurang dari satu bulan, membuka jalan bagi reunifikasi kedua negara. Reunifikasi Jerman Timur dan Barat akhirnya diresmikan pada 3 Oktober 1990, yang menandai akhir dari perpecahan panjang yang telah membayangi kedua negara yang panjang.
Napak Tilas Tembok Berlin
Jalan-jalan ke Jerman akan membuka peluang untuk menjelajahi jejak sejarah Tembok Berlin. Perjalanan ini tidak hanya mengajak wisatawan untuk menyelami cerita masa lalu, tetapi juga menawarkan keindahan pemandangan kota yang rupawan.
Banyak wisatawan memilih untuk mengikuti tur bersepeda yang tersedia melalui berbagai agen wisata, memberikan cara yang menyenangkan dan interaktif untuk mengeksplorasi area tersebut. Ada tujuh tempat bersejarah terkait Tembok Berlin yang patut dikunjungi selama di Jerman.
1. Garis di Jalan Berbatu
Saat berkunjung ke Berlin, perhatikan garis di jalan berbatu yang menandai di mana Tembok Berlin pernah berdiri. Garis ini sering terputus di beberapa tempat. Hal ini karena, setelah kejatuhan Tembok Berlin pada 9 November 1989, upaya besar-besaran dilakukan oleh kedua sisi Jerman untuk menghapus semua bekas tembok tersebut.
2. East Side Gallery
Salah satu tempat menarik lainnya untuk mempelajari tentang Tembok Berlin adalah East Side Gallery. Di tempat ini, seniman dari berbagai negara menghiasi sisa tembok sepanjang 1,3 kilometer dengan lukisan mereka.
Kini, galeri ini dikenal sebagai salah satu galeri terbuka terpanjang di dunia. Mural yang menggambarkan Leonid Brezhnev dan Erich Honecker sedang berciuman, simbol dari rekonsiliasi antara Jerman Timur dan Barat, merupakan salah satu karya yang paling banyak diperhatikan dan difoto oleh pengunjung.
3. Menara Pengawas Postdamer Platz
Di kawasan Potsdamer Platz, wisatawan dapat melihat salah satu dari sedikit menara pengawas yang masih bertahan. Historisnya, lebih dari 300 menara semacam ini pernah berdiri menghadap Tembok Berlin. Tempat ini digunakan oleh penjaga perbatasan untuk mengawasi dan menangkap mereka yang mencoba melarikan diri dari Jerman Timur ke Jerman Barat.
Menara di Potsdamer Platz ini kini telah menjadi monumen bersejarah. Wisatawan juga dapat menemukan menara pengawas serupa di Treptower Park.
4. Checkpoint Charlie
Tempat ini masih menjadi salah satu pos pemeriksaan paling terkenal yang pernah memisahkan Jerman Timur dan Jerman Barat. Kini, Checkpoint Charlie telah berubah menjadi salah satu destinasi wisata yang instagramable. Ada banyak wisatawan yang berkunjung ke sini sekadar untuk mengambil foto.
5. Berlin Wall Memorial
Monumen Tembok Berlin, atau Berlin Wall Memorial, yang terletak di Bernauer Strasse, paling banyak menarik wisatawan yang ingin memahami lebih jauh tentang sejarah tempat ini.
Monumen ini mengikuti jalur tembok asli sepanjang 1,4 kilometer dan menyediakan bangunan serta instalasi yang didedikasikan untuk mengenang para korban yang tewas saat mencoba melintasi tembok tersebut.
6. Glienicke Bridge
Jembatan Glienicke terkenal sebagai lokasi pertukaran mata-mata selama Perang Dingin. Salah satu kejadian terkenal di jembatan ini adalah pertukaran seorang agen KGB dengan seorang pilot Amerika pada tahun 1962, yang kemudian diabadikan dalam film ‘Bridge of Spies’ karya Stephen Spielberg. Selain sejarahnya yang menarik, area sekitar jembatan ini juga dikenal dengan vila-vilanya yang indah.
7. Pankow
Di wilayah Pankow, terdapat sebuah ruas jalan yang dihiasi oleh pohon-pohon yang indah, dengan bunga sakura yang bermekaran setiap akhir April. Sekitar 10 ribu pohon yang ada di sini merupakan hadiah dari Jepang, yang diberikan sebagai simbol perdamaian.
Pohon-pohon ini ditanam di sepanjang bekas jalur Tembok Berlin, menambahkan keindahan sejarah yang ada di area tersebut. Berlokasi dekat dengan Bösebrücke, lokasi ini merupakan titik persimpangan yang pertama kali dibuka saat Tembok Berlin runtuh.
Selain itu, di Pankow juga ada Prenzlauer Berg, sebuah area yang dipenuhi dengan toko dan kafe trendi yang berada dalam bangunan-bangunan pra-perang yang telah direnovasi, sehingga tampak klasik.
Baca juga: Warisan UNESCO di Pulau Penang: Menyelami Keunikan George Town
Tembok Berlin, simbol dari perpecahan selama era Perang Dingin, akhirnya runtuh sebagai tanda penggabungan dan penyembuhan. Kejatuhan ini tidak hanya mengubah peta politik Eropa tetapi juga memberi harapan baru untuk persatuan dan kebebasan di seluruh dunia.