JNEWS – Tembok Besar Tiongkok, siapa yang tidak kenal dengan salah satu keajaiban dunia berupa tembok yang membentang sepanjang ribuan kilometer ini? Lebih dari sekadar tembok biasa, tembok raksasa ini adalah simbol kekuatan, ketekunan, dan sejarah panjang peradaban Tiongkok.
Selain menjadi ikon negara Tiongkok, tembok ini juga masuk ke dalam salah satu warisan dunia UNESCO. Diperkirakan usia tembok ini lebih dari 2.000 tahun dan dibangun selama berabad-abad oleh tangan manusia.
Tembok Besar ini merupakan rangkaian dinding-dinding raksasa yang memanjang mengikuti bentuk pegunungan Tiongkok Utara yang membentang dari timur ke barat. Adapun penggunaan istilah tembok dikenal di masa pembangunan Dinasti Ming. Kala itu dikenal istilah chengcheng yang berarti tembok besar atau tembok panjang. Dalam bahasa Mandarin, Tembok Besar Tiongkok dikenal dengan istilah wanli changcheng yang memiliki arti tembok yang panjangnya 10.000 li.
Menilik Sejarah Tembok Besar Tiongkok, Saksi Bisu Perjalanan Peradaban Cina
Dikutip dari website UNESCO, Tembok Besar terus dibangun dari abad ke-3 SM hingga abad ke-17 Masehi di perbatasan utara sebagai proyek pertahanan militer besar dari Kekaisaran Tiongkok dari masa ke masa.
Adapun hasil pengukuran terbaru yang dilakukan Pemerintah Tiongkok menyimpulkan bahwa panjang Tembok Besar ini secara keseluruhan mencapai 21.196, 18 kilometer. Data ini berbeda dari studi pada tahun 2009 yang menaksir panjang tembok ini hanya 8.850 kilometer.
Rangkaian tembok raksasa ini membentang mulai dari pesisir Teluk Bohai (Shanhaiguan) di timur hingga Gurun Gobi (Jiayuguan) di Barat. Letak Tembok Besar Tiongkok berada di 15 provinsi, kotamadya, dan daerah otonom di Tiongkok Utara. Sejumlah daerah lokasi tembok tersebut adalah Xinjiang, Inner Mongolia (Mongolia Dalam), Gansu, Qinghai, Ningxia, Shaanxi, Shanxi, Hebei, Beijing, Tianjin, Liaoning, Jilin, Henan, Heilongjiang, and Shandong.
Lantas, kaisar dan dinasti apa saja yang membangun Tembok Besar ini? Berikut ulasannya yang dikutip dari website Britannica.
1. Awal Pembangunan (Sebelum Dinasti Qin)
Seperti yang ditulis di atas bahwa Tembok Besar merupakan rangkaian dinding-dinding raksasa, awal mula pembangunan dimulai dari beberapa negara bagian yakni Chu, Qi, Wei, Yan, Zhao dan Zhongshan. Masing-masing dinasti membangun tembok masing-masing yang berfungsi menjaga wilayahnya dari serangan musuh.
Negara Bagian Chu
Negara bagian Chu mulai membangun sistem pertahanan permanen. Dikenal sebagai “Tembok Persegi”, benteng ini terletak di bagian utara provinsi ibu kota kerajaan. Dari abad ke-6 hingga abad ke-4, negara-negara lain mengikuti contoh Chu.
Negara Bagian Qi
Di bagian selatan negara Qi, tembok perimeter yang luas secara bertahap dibuat dengan menggunakan tanggul sungai yang sudah ada, benteng yang baru dibangun, dan daerah-daerah pegunungan yang tidak bisa dilewati. Tembok Qi sebagian besar terbuat dari tanah dan batu dan berakhir di tepi Laut Kuning.
Negara Bagian Zhongshan
Di negara bagian Zhongshan, sebuah sistem tembok dibangun untuk menggagalkan invasi dari negara bagian Zhao dan Qin di barat daya.
Negara Bagian Wei
Ada dua garis pertahanan di negara bagian Wei yaitu Tembok Hexi dan Tembok Henan. Tembok Hexi adalah benteng pertahanan melawan negara bagian Qin dan pengembara barat. Dibangun pada masa pemerintahan Raja Hui (370-335 SM), tembok ini diperluas dari tanggul di Sungai Luo di perbatasan barat. Dimulai dari selatan dekat Gua Xiangyuan, sebelah timur Gunung Hua, dan berakhir di Guyang, yang sekarang menjadi Daerah Otonomi Mongolia Dalam.
Tembok Henan, yang dibangun untuk melindungi Daliang (ibu kota saat itu, sekarang Kaifeng), diperbaiki dan diperpanjang pada tahun-tahun terakhir Raja Hui.
Negara Bagian Zhao
Negara Zhao menyelesaikan tembok selatan dan tembok utara; tembok selatan dibangun terutama sebagai pertahanan melawan negara Wei.
Negara Bagian Yan
Pada tahun 290 SM, negara Yan membangun Tembok Utara di sepanjang Pegunungan Yan, mulai dari timur laut di daerah Zhangjiakou di Hebei, melewati Sungai Liao, dan meluas ke kota kuno Xiangping (Liaoyang modern). Ini adalah segmen terakhir Tembok Besar yang dibangun pada masa Zhanguo (Negara-negara Berperang).
Baca juga: Keajaiban di Dunia yang Baru: Dari Tembok Besar Tiongkok hingga Taj Mahal
2. Dinasti Qin
Di tahun 221 SM, kaisar Dinasti Qin pertama yakni Shi Huang memerintahkan untuk memindahkan benteng yang sudah didirikan di antara negara-negara bagian sebelumnya karena menjadi penghalang bagi pergerakan dan administrasi internal kerajaan.
Selain itu, beliau juga mengirimkan Jenderal Meng Tian untuk menjaga perbatasan utara dari serangan suku nomaden Xiongnu dan menghubungkan tembok yang ada di Qin, Yan, dan Zhao. Periode konstruksi dimulai sekitar tahun 214 SM dan berlangsung selama satu dekade. Runtuhnya dinasti Qin sejak meninggalnya kaisar, tembok ini sebagian besar tidak dijaga dan menjadi rusak.
3. Dinasti Han
Tahun 127 SM, Kaisar Dinasti Han yakni Han Wudi melakukan renovasi dan melanjutkan pembangunan tembok-tembok lama. Pembangunan ini dikerjakan kurang lebih 20 tahun. Di era Dinasti Han, panjang tembok bertambah menjadi 1000 kilometer.
Atas perintah Kaisar Guang Wudi di tahun 39 SM, Jenderal Ma Cheng kembali memulai pembangunan tembok besar. Sayangnya, setelah itu bangsa Hun terpecah menjadi dua bagian yakni utara dan selatan. Selanjutnya pembangunan Tembok Besar Tiongkok ditinggalkan karena dinasti Han sudah memiliki kekuatan militer yang besar.
4. Dinasti Ming
Para penguasa selama dinasti Ming (1368-1644) tak henti-hentinya memelihara dan memperkuat Tembok Besar untuk mencegah invasi Mongolia. Sebagian besar pekerjaan dilakukan di sepanjang tembok tua yang dibangun oleh Bei Qi dan Bei Wei.
Sebagian besar Tembok Besar yang berdiri saat ini adalah hasil pekerjaan yang dilakukan pada masa pemerintahan Kaisar Hongzhi (1487-1505). Dimulai dari sebelah barat Juyong Pass, bagian tembok ini dibagi menjadi jalur selatan dan utara, masing-masing dinamai Tembok Dalam dan Tembok Luar.
5. Dinasti Qing (Manchu)
Setelah dinasti Qing (Manchu) (1644-1911/12) menggantikan dinasti Ming, terjadi perubahan dalam strategi pemerintahan yang disebut huairou (modifikasi). Dinasti Qing mencoba untuk menenangkan para pemimpin dan rakyat Mongolia, Tibet, dan bangsa-bangsa lain dengan tidak mencampuri kehidupan sosial, budaya, dan agama setempat. Karena keberhasilan strategi tersebut, Tembok Besar semakin jarang diperbaiki, dan lambat laun Tembok Besar mulai runtuh.
Fungsi dari Tembok Besar Tiongkok Berdasarkan Desainnya
Tembok Besar memiliki tiga komponen utama dalam desainnya yaitu lintasan, menara sinyal (beacon), dan dinding. Berikut penjelasannya.
1. Lintasan (Passes)
Lintasan adalah benteng utama di sepanjang tembok, biasanya terletak di posisi-posisi penting seperti persimpangan dengan rute perdagangan. Benteng-benteng di banyak lintasan dilapisi dengan batu bata dan batu besar, dengan tanah dan batu-batu yang dihancurkan sebagai pengisi.
Benteng-benteng tersebut memiliki tinggi sekitar 30 kaki (10 meter) dan lebar 13 hingga 16 kaki (4 hingga 5 meter) di bagian atas. Di dalam setiap lintasan terdapat akses landai untuk kuda dan tangga untuk para prajurit. Dinding pembatas luarnya berbentuk kerikil, dan dinding pembatas bagian dalam, atau yuqiang (nüqiang), adalah tembok rendah setinggi sekitar 3 kaki (1 meter) yang mencegah orang dan kuda terjatuh dari atas.
2. Menara Sinyal
Menara ini digunakan untuk mengirim komunikasi militer pada malam hari atau sinyal asap pada siang hari. Metode lain seperti mengibarkan spanduk, menabuh kentongan, atau menembakkan senjata juga digunakan. Menara sinyal, yang sering dibangun di puncak bukit untuk jarak pandang maksimum, adalah platform atau menara tinggi yang berdiri sendiri. Tingkat yang lebih rendah berisi kamar-kamar untuk para prajurit, serta kandang kuda, kandang domba, dan tempat penyimpanan.
3. Dinding
Dinding adalah bagian penting dari sistem pertahanan. Tembok ini biasanya memiliki lebar 21,3 kaki (6,5 meter) di bagian dasar dan 19 kaki (5,8 meter) di bagian atas, dengan ketinggian rata-rata 23 hingga 26 kaki (7 hingga 8 meter), atau sedikit lebih rendah di perbukitan yang curam.
Struktur dinding bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, tergantung pada ketersediaan bahan bangunan. Dinding terbuat dari tanah yang dipadatkan yang diapit di antara papan kayu, batu bata, campuran batu bata dan batu, batu, atau tiang dan papan. Beberapa bagian memanfaatkan tanggul sungai yang sudah ada, sedangkan lainnya menggunakan medan pegunungan seperti tebing dan ngarai untuk menggantikan bangunan buatan manusia.
Baca juga: Colosseum Roma: Sejarah, Arsitektur, dan Fakta Menarik The New Wonders of The World
Saat ini, Tembok Besar Tiongkok dialihkan fungsinya menjadi destinasi wisata unggulan di Negeri Tirai Bambu. Hal ini tidak lepas dari perjalanan panjang pembangunannya dan menjadi simbol kemegahan peradaban Tiongkok di masa lalu yang masih berdiri tegak hingga sekarang.